بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN
Bab 116
Kebinasaan
Abu Jahal dan Kawan-kawannya
Dalam Perang
Badar
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam
bagian Bab sebelumnya Allah Swt. dalam Al-Quran telah
mengemukakan kaum-kaum purbakala mulai dari kaum Nabi Nuh a.s. sampai dengan
kaum Midian yang diazab Allah Swt.
ketika mereka mendustakan dan menentang
rasul-rasul Allah yang diutus di kalangan mereka.
Patut diperhatikan,
bahwa kisah Nabi-nabi Nuh a.s., Hud a.s., dan Shalih a.s. telah diberikan pada
berbagai tempat dalam Al-Quran; dan di mana-mana urutannya sama, yakni, kisah
Nabi Nuh a.s. mendahului kisah Nabi Hud a.s., dan kisah Nabi Hud a.s.
mendahului kisah Nabi Shalih a.s., yang merupakan urutan kronologis (urutan
waktu) yang sebenarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran, dengan
tepat dan sesuai urutan sejarah,
menerangkan kenyataan-kenyataan sejarah
dari masa jauh silam lagi terlupakan
dan sama sekali tertutup oleh kabut kesamaran, dengan demikian
Al-Quran pun merupakan kitab catatan
sejarah bangsa-bangsa yang abadi dan tidak mungkin keliru.
Nabi Musa a.s. dan Dinasti Fir’aun &
Nabi Besar Muhammad saw dan Abu Jahal dkk.
Berikut adalah keberhasilan duniawi dinasti
Fir’aun di Mesir -- yang dalam Al-Quran disebut bersama dengan kaum ’Ad dan Tsamud sebagai pemilik junūd (lasykar-lasykar) atau dzi awtad (pemilik pasak-pasak - QS.38:13;
QS.85:18-21; QS.89:7-14) – firman-Nya:
وَ نَادٰی فِرۡعَوۡنُ فِیۡ قَوۡمِہٖ قَالَ یٰقَوۡمِ اَلَیۡسَ لِیۡ مُلۡکُ مِصۡرَ وَ
ہٰذِہِ الۡاَنۡہٰرُ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِیۡ ۚ اَفَلَا تُبۡصِرُوۡنَ ﴿ؕ﴾ اَمۡ اَنَا خَیۡرٌ
مِّنۡ ہٰذَا الَّذِیۡ ہُوَ
مَہِیۡنٌ ۬ۙ وَّ لَا یَکَادُ
یُبِیۡنُ ﴿﴾ فَلَوۡ لَاۤ اُلۡقِیَ عَلَیۡہِ اَسۡوِرَۃٌ
مِّنۡ ذَہَبٍ اَوۡ جَآءَ مَعَہُ
الۡمَلٰٓئِکَۃُ مُقۡتَرِنِیۡنَ ﴿﴾ فَاسۡتَخَفَّ قَوۡمَہٗ فَاَطَاعُوۡہُ ؕ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا قَوۡمًا
فٰسِقِیۡنَ ﴿﴾ فَلَمَّاۤ اٰسَفُوۡنَا انۡتَقَمۡنَا مِنۡہُمۡ
فَاَغۡرَقۡنٰہُمۡ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿ۙ﴾ فَجَعَلۡنٰہُمۡ سَلَفًا وَّ
مَثَلًا لِّلۡاٰخِرِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan Fir’aun
mengumumkan kepada kaumnya dengan berkata: "Hai kaumku, Bukankah
kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan sungai-sungai
ini mengalir di bawah kekuasanku? Maka apakah kamu tidak melihat? Atau tidakkah
aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan ia
tidak dapat menjelaskan? Mengapakah tidak dianugerahkan kepadanya gelang-gelang dari emas, atau datang bersamanya malai-kat-malaikat yang berkumpul di
sekelilingnya?" Demikianlah ia
memperbodoh kaumnya lalu mereka
patuh kepadanya, sesungguhnya mereka adalah kaum durhaka. Maka ketika mereka membuat Kami murka, Kami menuntut balas dari mereka
dan Kami menenggelamkan mereka semua,
dan Kami menjadikan mereka kisah yang
lalu dan misal bagi kaum yang
akan datang. (Al-Zukhruf [43]:52-57).
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa Allah
Swt. menyebut dinasti Fir’aun di
Mesir -- seperti juga kaum ‘Ad dan Tsamud -- sebagai pemilik junūd (lasykar-lasykar – QS.85:18-19) atau dzi awtad (pemilik pasak-pasak –
QS.89:7-14), namun semua kebanggaan
mereka tersebut tidak mampu menolong mereka dari azab Allah Swt..
Berikut firman-Nya kepada Nabi Besar
Muhammad saw. mengenai pendustaan dan
penentangan kaum kafir Quraisy:
وَ اِنۡ یُّکَذِّبُوۡکَ فَقَدۡ کَذَّبَتۡ قَبۡلَہُمۡ قَوۡمُ نُوۡحٍ
وَّ عَادٌ وَّ ثَمُوۡدُ ﴿ۙ ﴾ وَ
قَوۡمُ اِبۡرٰہِیۡمَ وَ
قَوۡمُ لُوۡطٍ ﴿ۙ ﴾ وَّ اَصۡحٰبُ مَدۡیَنَ ۚ وَ کُذِّبَ مُوۡسٰی
فَاَمۡلَیۡتُ لِلۡکٰفِرِیۡنَ ثُمَّ
اَخَذۡتُہُمۡ ۚ فَکَیۡفَ کَانَ نَکِیۡرِ ﴿ ﴾ فَکَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ اَہۡلَکۡنٰہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ فَہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا وَ
بِئۡرٍ مُّعَطَّلَۃٍ وَّ
قَصۡرٍ مَّشِیۡدٍ ﴿ ﴾ اَفَلَمۡ
یَسِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ فَتَکُوۡنَ لَہُمۡ قُلُوۡبٌ یَّعۡقِلُوۡنَ بِہَاۤ اَوۡ اٰذَانٌ یَّسۡمَعُوۡنَ بِہَا ۚ فَاِنَّہَا
لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ وَ لٰکِنۡ تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ
﴿ ﴾
Dan jika mereka
mendustakan engkau maka sungguh
telah mendustakan pula sebelum mereka kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, dan kaum Ibrahim serta kaum Luth. Dan penduduk
Madyan, dan Musa pun telah didustakan, tetapi Aku memberi tangguh kepada orang-orang kafir, kemudian Aku menangkap mereka maka betapa dahsyatnya akibat keingkaran
kepada-Ku! Dan berapa banyak kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya sedang berbuat zalim lalu dinding-dindingnya jatuh
atas atapnya, dan sumur yang
telah ditinggalkan dan istana
yang menjulang tinggi. Maka apakah mereka tidak berpesiar di bumi, lalu menjadikan
hati mereka memahami dengannya atau
menjadikan telinga mereka mendengar dengannya? Maka
sesungguhnya bukan mata yang buta tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada. (Al-Hajj [22]:43-47).
Bukannya memohon petunjuk
Allah Swt., kaum kafir Quraisy --
khususnya Abu Jahal -- malah menantang
kepada Nabi Besar Muhammad saw. untuk
segera mendatangkan azab yang diancamkan kepada mereka
(QS.8:33-34), firman-Nya:
وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ
وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ ؕ وَ اِنَّ یَوۡمًا عِنۡدَ رَبِّکَ کَاَلۡفِ
سَنَۃٍ مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ ﴿ ﴾ وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ ﴿٪
﴾
Dan mereka meminta kepada engkau untuk
mempercepat azab, tetapi Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.
Dan sesungguhnya satu hari di sisi Tuhan
engkau seperti seribu tahun menurut
perhitungan kamu. Dan
berapa banyaknya kota telah Aku memberi
tangguh baginya padahal dia berlaku
zalim, kemudian Aku menangkapnya
dan kepada Aku-lah kembali mereka.
(Al-Hajj
[22]:48-49).
Walau pun azab yang bersifat menyeluruh
yang menimpa umat Islam yang dikemukakan
firman-Nya tersebut terjadi jauh
dari masa Nabi Besar Muhammad saw., yakni 1000 tahun
setelah 3 abad masa kejayaan Islam
yang pertama (QS.17:86-89; QS.32:6), tetapi azab
yang dituntut oleh Abu Jahal dan
kawan-kawan mereka dalam QS.8:33-34 terjadi pada waktu Perang Badar -- dimana Abu
Jahal dan 7 kawannya binasa dalam Perang Badar, sedangkan Abu Lahab mengalami kematian setelah mendengar berita kekalahan mereka dalam Perang Badar, sesuai
dengan doa buruk mereka, firman-Nya:
وَ اِذۡ قَالُوا اللّٰہُمَّ اِنۡ کَانَ ہٰذَا ہُوَ الۡحَقَّ مِنۡ عِنۡدِکَ
فَاَمۡطِرۡ عَلَیۡنَا حِجَارَۃً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائۡتِنَا بِعَذَابٍ اَلِیۡمٍ
﴿﴾ وَ مَا کَانَ
اللّٰہُ لِیُعَذِّبَہُمۡ وَ اَنۡتَ فِیۡہِمۡ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ
مُعَذِّبَہُمۡ وَ ہُمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ ﴿﴾ وَ مَا لَہُمۡ
اَلَّا یُعَذِّبَہُمُ اللّٰہُ وَ
ہُمۡ یَصُدُّوۡنَ عَنِ الۡمَسۡجِدِ
الۡحَرَامِ وَ مَا کَانُوۡۤا اَوۡلِیَآءَہٗ ؕ اِنۡ اَوۡلِیَآؤُہٗۤ اِلَّا الۡمُتَّقُوۡنَ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَہُمۡ
لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
an ingatlah
ketika mereka berkata: “Ya Allah,
jika Al-Quran ini benar-benar kebenaran dari Engkau maka hujanilah kami dengan batu dari
langit atau datangkanlah kepada kami
azab yang pedih.” Tetapi Allah sekali-kali tidak akan mengazab
mereka selama engkau berada di tengah-tengah mereka, dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab
mereka sedangkan mereka
meminta ampun. Dan mengapa Allah tidak akan mengazab mereka,
sedangkan mereka menghalang-halangi orang-orang dari Masjidilharam,
dan mereka sekali-kali bukanlah
orang-orang yang berhak melindunginya? cTidak lain yang
berhak melindunginya melain-kan
orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Al-Anfāl [8]:33-35).
Kira-kira seperti kata-kata mereka itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang Badar (Bukhari — Kitab Tafsir). Doa itu dikabulkan secara harfiah.
Abu Jahal bersama beberapa pemimpin Quraisy yang lain terbunuh
dan mayat-ayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang, mereka berdoa: “Ya
Allah, jika Al-Quran ini
benar-benar kebenaran dari
Engkau maka hujanilah
kami dengan batu dari langit
atau datangkanlah kepada kami azab yang
pedih."
Duel Makar
Orang-orang Makkah mendapat hukuman setelah Nabi Besar Muhammad saw.
hijrah meninggalkan Makkah, karena Abu
Jahal dan kawan-kawannya berusaha untuk melakukan makar buruk terhadap beliau saw.. Rasul-rasul
Allah berfungsi semacam perisai
terhadap hukuman-hukuman dari langit,
firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ
یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ اللّٰہُ
ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan ingatlah
ketika orang-orang kafir merancang
makar buruk terhadap engkau,
supaya mereka dapat menangkap engkau
atau membunuh engkau atau mengusir engkau. Mereka merancang
makar buruk, dan Allah pun
merancang makar tandingan,
dan Allah sebaik-baik Perancang makar. (Al-Anfāl [8]:31).
Ayat ini mengisyaratkan kepada musyawarah
rahasia yang diadakan di Darun Nadwah (Balai Permusyawaratan) di Mekkah.
Ketika mereka melihat bahwa semua usaha mereka mencegah berkembangnya aliran
kepercayaan baru ini gagal, dan bahwa kebanyakan orang-orang Muslim yang mampu
meninggalkan Makkah telah berhijrah ke Medinah dan mereka sudah jauh dari
bahaya, maka orang-orang terkemuka warga kota berkumpul di Darun Nadwah untuk
membuat rencana ke arah usaha terakhir guna meng-habisi Islam.
Sesudah
diadakan pertimbangan mendalam, terpikir oleh mereka satu rencana, ialah
sejumlah orang-orang muda dari berbagai kabilah Quraisy harus secara serempak
menyergap Nabi Besar Muhammad saw. lalu
membunuh beliau saw.. Tetapi tanpa setahu orang beliau saw. meninggalkan rumah tengah malam buta,
ketika para penjaga dikuasai oleh kantuk, berlindung di Gua Tsur bersama-sama Abubakar r.a., sahabat beliau yang setia (QS.9:40),
dan akhirnya sampai di Medinah dengan selamat.
Orang-orang Makkah mendapat hukuman setelah Nabi Besar Muhammad saw. hijrah meninggalkan Makkah, karena Abu
Jahal dan kawan-kawannya berusaha untuk melakukan makar buruk terhadap beliau saw.. Rasul-rasul
Allah berfungsi semacam perisai
terhadap hukuman-hukuman dari langit,
firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ
یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ اللّٰہُ
ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan ingatlah
ketika orang-orang kafir merancang
makar buruk terhadap engkau,
supaya mereka dapat menangkap engkau
atau membunuh engkau atau mengusir engkau. Mereka merancang
makar buruk, dan Allah pun
merancang makar tandingan,
dan Allah sebaik-baik Perancang makar. (Al-Anfāl [8]:31).
Kebinasaan Abu Jahal dkk Dalam
Perang Badar
Dalam ayat 32
0rang-orang kafir membual
bahwa mereka dapat mengemukakan suatu gubahan
yang sama seperti Al-Quran.
Tetapi ini hanya bualan hampa yang
mereka tidak berani mewujudkan dalam bentuk kenyataan. Tantangan bahwa mereka sekali-kali tidak akan mampu mengemukakan
satu surah pendek sekalipun, seperti Surah Al-Quran tetap tidak pernah mendapat
jawaban.
Ayat 33 merupakan doa Abu Jahal,
dan kira-kira seperti kata-kata itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang
Badar (Bukhari — Kitab
Tafsir). Doa itu dikabulkan secara
harfiah. Abu Jahal bersama beberapa
pemimpin Quraisy yang lain terbunuh dan
mayat-ayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang, firman-Nya:
فَلَمۡ تَقۡتُلُوۡہُمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ
قَتَلَہُمۡ ۪ وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ وَ
لِیُبۡلِیَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ مِنۡہُ
بَلَآءً حَسَنًا ؕ اِنَّ
اللّٰہَ سَمِیۡعٌ عَلِیۡمٌ ﴿﴾ ذٰلِکُمۡ وَ اَنَّ اللّٰہَ مُوۡہِنُ کَیۡدِ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾ اِنۡ تَسۡتَفۡتِحُوۡا
فَقَدۡ جَآءَکُمُ الۡفَتۡحُ ۚ وَ اِنۡ تَنۡتَہُوۡا فَہُوَ خَیۡرٌ لَّکُمۡ ۚ وَ اِنۡ تَعُوۡدُوۡا نَعُدۡ ۚ وَ
لَنۡ تُغۡنِیَ عَنۡکُمۡ فِئَتُکُمۡ شَیۡئًا وَّ لَوۡ کَثُرَتۡ ۙ وَ اَنَّ اللّٰہَ مَعَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ﴿٪﴾
Maka bukan
kamu yang membunuh mereka melainkan Allah yang telah membunuh mereka, dan bukan engkau yang melemparkan pasir ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah yang telah melempar, dan supaya Dia menganugerahi orang-orang yang beriman anugerah yang baik dari-Nya, sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Demikianlah yang terjadi, dan
sesungguhnya Allah melemahkan tipu-daya
orang-orang kafir. Hai
orang-orang kafir, jika
kamu meminta tanda kemenangan
maka sesungguhnya telah datang kepadamu
kemenangan itu. Dan jika kamu menahan diri maka lebih baik
bagimu, dan jika kamu kembali berbuat
kejahatan, Kami pun akan kembali
menghukum, dan golongan kamu walau pun banyak, tetapi tidak akan
pernah berguna sedikit pun, dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman. (Al-Anfāl [8]:18-20).
Kemenangan di Perang Badar itu sebenarnya bukan
disebabkan oleh suatu kecakapan atau kemahiran pihak orang-orang Islam. Mereka
terlalu sedikit, terlalu lemah, dan terlalu buruk persenjataan mereka untuk memperoleh
kemenangan terhadap satu lasykar yang jauh lebih besar jumlahnya, jauh lebih
baik persenjataannya, lagi pula jauh lebih terlatih. Perlemparan segenggam kerikil dan pasir oleh Nabi Besar Muhammad saw. mempunyai
kesamaan yang ajaib dengan pemukulan air laut dengan tongkat oleh Nabi Musa a.s..
Sebagaimana dalam kejadian yang terakhir,
perbuatan Nabi Musa a.s. itu
seolah-olah merupakan isyarat bagi angin
untuk bertiup dan bagi air-pasang naik
kembali sehingga membawa akibat tenggelamnya
Fir’aun serta lasykarnya di laut, demikian pula halnya pelemparan segenggam kerikil oleh Nabi Besar Muhammad saw. merupakan satu isyarat untuk angin bertiup kencang dengan membawa akibat kebinasaan Abu Jahal (yang pernah
disebut oleh Nabi Besar Muhammad saw. sebagai Fir’aun kaumnya) dan lasykarnya di padang pasir itu. Dalam kedua
kejadian tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan
alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan kedua nabi Allah itu,
di bawah takdir khas Allah Swt..
Abu Jahal Dkk Diazab Setelah
Nabi Besar Muhammad saw. Hijrah ke Madinah.
Orang-orang kafir dalam ayat 19 menuntut kepada Nabi Besar Muhammad saw. keputusan dari Tuhan berupa kemenangan. Kepada mereka diberitahukan
bahwa keputusan Allah Swt. memang
telah datang dalam bentuk serupa dengan apa yang diminta mereka (yaitu
kemenangan lasykar Islam).
Orang-orang kafir Makkah mendapat hukuman setelah Nabi Besar Muhammad saw.
hijrah meninggalkan Mekkah.
Rasul-rasul Allah berfungsi semacam perisai terhadap hukuman-hukuman dari
langit. Benarlah firman-Nya sebelum ini:
اَلَمۡ یَرَوۡا کَمۡ اَہۡلَکۡنَا مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ
مَّکَّنّٰہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَکِّنۡ لَّکُمۡ وَ اَرۡسَلۡنَا
السَّمَآءَ عَلَیۡہِمۡ مِّدۡرَارًا ۪ وَّ جَعَلۡنَا الۡاَنۡہٰرَ تَجۡرِیۡ مِنۡ
تَحۡتِہِمۡ فَاَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِذُنُوۡبِہِمۡ وَ اَنۡشَاۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ قَرۡنًا اٰخَرِیۡنَ ﴿ ﴾
Apakah
mereka tidak memperhatikan betapa banyak generasi-generasi yang
telah Kami binasakan sebelum mereka? Kami telah memapankan mereka di bumi yang
kemapanan itu tidak Kami berikan kepada kamu, dan
Kami mengirimkan kepada mereka awan yang mencurahkan hujan lebat,
dan Kami menjadikan sungai-sungai
mengalir di bawah kekuasaan mereka, lalu Kami membinasakan mereka karena
dosa-dosanya dan Kami
membangkitkan suatu generasi yang
lain sesudah mereka. (Al-An’ām
[6]:7).
Kembali kepada pokok bahasan dalam Surah Yā Sīn, Allah Swt. berfirman kepada Nabi
Besar Muhammad saw.:
فَلَا یَحۡزُنۡکَ قَوۡلُہُمۡ ۘ
اِنَّا نَعۡلَمُ مَا یُسِرُّوۡنَ وَ مَا یُعۡلِنُوۡنَ ﴿﴾
Maka
janganlah menyedihkan engkau ucapan mereka, sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka
sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan. (Yā Sīn [36]:77).
(Bersambung).
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam
Farid
***
“Pajajaran Anyar”, 3 November 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Bukannya memohon petunjuk
Allah Swt., kaum kafir Quraisy --
khususnya Abu Jahal dkk -- malah menantang
kepada Nabi Besar Muhammad saw. untuk
segera mendatangkan azab yang diancamkan kepada mereka
(QS.8:33-34), firman-Nya:
وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ
وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ ؕ وَ اِنَّ یَوۡمًا عِنۡدَ رَبِّکَ کَاَلۡفِ
سَنَۃٍ مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ ﴿ ﴾ وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ ﴿٪
﴾
Dan mereka meminta kepada engkau untuk
mempercepat azab, tetapi Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.
Dan sesungguhnya satu hari di sisi Tuhan
engkau seperti seribu tahun menurut
perhitungan kamu. Dan
berapa banyaknya kota telah Aku memberi
tangguh baginya padahal dia berlaku
zalim, kemudian Aku menangkapnya
dan kepada Aku-lah kembali mereka.
(Al-Hajj
[22]:48-49).
Walau pun azab yang bersifat menyeluruh
yang menimpa umat Islam yang dikemukakan
firman-Nya tersebut terjadi jauh
dari masa Nabi Besar Muhammad saw., yakni 1000 tahun
setelah 3 abad masa kejayaan Islam
yang pertama (QS.17:86-89; QS.32:6), tetapi azab
yang dituntut oleh Abu Jahal dan
kawan-kawan mereka dalam QS.8:33-34 terjadi pada waktu Perang Badar -- dimana Abu
Jahal dan 7 kawannya binasa dalam Perang Badar, sedangkan Abu Lahab mengalami kematian setelah mendengar berita kekalahan mereka dalam Perang Badar -- firman-Nya:
وَ اِذۡ قَالُوا اللّٰہُمَّ اِنۡ کَانَ ہٰذَا ہُوَ الۡحَقَّ مِنۡ عِنۡدِکَ
فَاَمۡطِرۡ عَلَیۡنَا حِجَارَۃً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائۡتِنَا بِعَذَابٍ
اَلِیۡمٍ ﴿﴾ وَ مَا کَانَ
اللّٰہُ لِیُعَذِّبَہُمۡ وَ اَنۡتَ فِیۡہِمۡ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ
مُعَذِّبَہُمۡ وَ ہُمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ ﴿﴾ وَ مَا لَہُمۡ
اَلَّا یُعَذِّبَہُمُ اللّٰہُ وَ
ہُمۡ یَصُدُّوۡنَ عَنِ الۡمَسۡجِدِ
الۡحَرَامِ وَ مَا کَانُوۡۤا اَوۡلِیَآءَہٗ ؕ اِنۡ اَوۡلِیَآؤُہٗۤ اِلَّا الۡمُتَّقُوۡنَ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَہُمۡ
لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ وَ مَا کَانَ صَلَاتُہُمۡ عِنۡدَ الۡبَیۡتِ
اِلَّا مُکَآءً وَّ تَصۡدِیَۃً ؕ
فَذُوۡقُوا الۡعَذَابَ بِمَا کُنۡتُمۡ تَکۡفُرُوۡنَ
﴿﴾
Dan apabila Ayat-ayat (Tanda-tanda) Kami dibacakan kepada mereka, mereka
berkata: “Kami telah mendengar. Jika
kami ingin niscaya kami pun dapat mengatakan serupa itu, tidak lain Al-Quran ini melainkan dongeng-dongengan orang-orang dahulu!” Dan ingatlah ketika mereka berkata: “Ya Allah, jika Al-Quran ini benar-benar haq (kebenaran) dari Engkau maka hujanilah kami dengan batu dari
langit atau datangkanlah kepada kami
azab yang pedih.” Tetapi Allah sekali-kali tidak akan mengazab
mereka selama eng-kau berada di tengah-tengah
mereka, dan Allah
sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan mereka
meminta
ampun. Dan mengapa Allah tidak akan mengazab mereka,
sedangkan mereka menghalang-halangi orang-orang dari Masjidilharam, dan mereka
sekali-kali bukanlah orang-orang yang berhak melindunginya? Tidak lain yang berhak melindunginya
melainkan orang-orang yang
bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Al-Anfāl [8]:32-35).
Kebinasaan Abu Jahal dkk Dalam
Perang Badar
Dalam ayat 32
0rang-orang kafir membual
bahwa mereka dapat mengemukakan suatu gubahan
yang sama seperti Al-Quran.
Tetapi ini hanya bualan hampa yang
mereka tidak berani mewujudkan dalam bentuk kenyataan. Tantangan bahwa mereka sekali-kali tidak akan mampu mengemukakan
satu surah pendek sekalipun, seperti Surah Al-Quran tetap tidak pernah mendapat
jawaban.
Ayat 33 merupakan doa Abu Jahal,
dan kira-kira seperti kata-kata itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang
Badar (Bukhari — Kitab
Tafsir). Doa itu dikabulkan secara
harfiah. Abu Jahal bersama beberapa
pemimpin Quraisy yang lain terbunuh dan
mayat-ayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang, sesuai dengan doa buruk mereka, firman-Nya:
فَلَمۡ تَقۡتُلُوۡہُمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ
قَتَلَہُمۡ ۪ وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ وَ
لِیُبۡلِیَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ مِنۡہُ
بَلَآءً حَسَنًا ؕ اِنَّ
اللّٰہَ سَمِیۡعٌ عَلِیۡمٌ ﴿﴾ ذٰلِکُمۡ وَ اَنَّ اللّٰہَ مُوۡہِنُ کَیۡدِ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾ اِنۡ
تَسۡتَفۡتِحُوۡا فَقَدۡ جَآءَکُمُ الۡفَتۡحُ ۚ وَ اِنۡ تَنۡتَہُوۡا فَہُوَ
خَیۡرٌ لَّکُمۡ ۚ وَ اِنۡ تَعُوۡدُوۡا
نَعُدۡ ۚ وَ لَنۡ تُغۡنِیَ عَنۡکُمۡ فِئَتُکُمۡ شَیۡئًا وَّ لَوۡ کَثُرَتۡ ۙ وَ اَنَّ اللّٰہَ مَعَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ﴿٪﴾
Maka bukan
kamu yang membunuh mereka melainkan Allah yang telah membunuh mereka, dan bukan engkau yang melemparkan pasir ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah yang telah melempar, dan supaya Dia amenganugerahi orang-orang yang beriman anugerah yang baik dari-Nya, sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Demikianlah yang terjadi, dan
sesungguhnya Allah melemahkan tipu-daya
orang-orang kafir. Hai
orang-orang kafir, jika
kamu meminta tanda kemenangan
maka sesungguhnya telah datang kepadamu
kemenangan itu. Dan jika kamu menahan diri maka lebih baik
bagimu, dan jika kamu kembali berbuat
kejahatan, Kami pun akan kembali
menghukum, dan golongan kamu walau pun banyak, tetapi tidak akan
pernah berguna sedikit pun, dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang beriman. (Al-Anfāl
[8]:18-20).
Kemenangan di Perang Badar itu sebenarnya bukan
disebabkan oleh suatu kecakapan atau kemahiran pihak orang-orang Islam. Mereka
terlalu sedikit, terlalu lemah, dan terlalu buruk persenjataan mereka untuk
memperoleh kemenangan terhadap satu lasykar yang jauh lebih besar jumlahnya, jauh
lebih baik persenjataannya, lagi pula jauh lebih terlatih. Perlemparan segenggam kerikil dan pasir oleh Nabi Besar Muhammad saw. mempunyai
kesamaan yang ajaib dengan pemukulan air laut dengan tongkat oleh Nabi Musa a.s..
Sebagaimana dalam kejadian yang terakhir,
perbuatan Nabi Musa a.s. itu
seolah-olah merupakan isyarat bagi angin
untuk bertiup dan bagi air-pasang naik
kembali sehingga membawa akibat tenggelamnya
Fir’aun serta lasykarnya di laut, demikian pula halnya pelemparan segenggam kerikil oleh Nabi Besar Muhammad saw. merupakan satu isyarat untuk angin bertiup kencang dengan membawa akibat kebinasaan Abu Jahal (yang pernah
disebut oleh Nabi Besar Muhammad saw. sebagai Fir’aun kaumnya) dan lasykarnya di padang pasir itu. Dalam kedua
kejadian tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan
alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan kedua nabi Allah itu,
di bawah takdir khas Allah Swt..
Abu Jahal Dkk Diazab Setelah
Nabi Besar Muhammad saw. Hijrah ke Madinah.
Orang-orang kafir dalam ayat 19 menuntut kepada Nabi Besar Muhammad saw. keputusan dari Tuhan berupa kemenangan. Kepada mereka diberitahukan
bahwa keputusan Allah Swt. memang
telah datang dalam bentuk serupa dengan apa yang diminta mereka (yaitu
kemenangan lasykar Islam).
Orang-orang kafir Makkah mendapat hukuman setelah Nabi Besar Muhammad saw.
hijrah meninggalkan Mekkah.
Rasul-rasul Allah berfungsi semacam perisai terhadap hukuman-hukuman dari
langit. Benarlah firman-Nya sebelum ini:
اَلَمۡ یَرَوۡا کَمۡ اَہۡلَکۡنَا مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ
مَّکَّنّٰہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَکِّنۡ لَّکُمۡ وَ اَرۡسَلۡنَا
السَّمَآءَ عَلَیۡہِمۡ مِّدۡرَارًا ۪ وَّ جَعَلۡنَا الۡاَنۡہٰرَ تَجۡرِیۡ مِنۡ
تَحۡتِہِمۡ فَاَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِذُنُوۡبِہِمۡ وَ اَنۡشَاۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ قَرۡنًا اٰخَرِیۡنَ ﴿ ﴾
Apakah
mereka tidak memperhatikan betapa banyak generasi-generasi yang
telah Kami binasakan sebelum mereka? Kami telah memapankan mereka di bumi yang
kemapanan itu tidak Kami berikan kepada kamu, dan
Kami mengirimkan kepada mereka awan yang mencurahkan hujan lebat,
dan Kami menjadikan sungai-sungai
mengalir di bawah kekuasaan mereka, lalu Kami membinasakan mereka karena
dosa-dosanya dan Kami
membangkitkan suatu generasi yang
lain sesudah mereka. (Al-An’ām
[6]:7).
Kembali kepada pokok bahasan daram Surah Yā Sīn, Allah Swt. berfirman kepada Nabi
Besar Muhammad saw.:
فَلَا یَحۡزُنۡکَ قَوۡلُہُمۡ ۘ
اِنَّا نَعۡلَمُ مَا یُسِرُّوۡنَ وَ مَا یُعۡلِنُوۡنَ ﴿﴾
Maka
janganlah menyedihkan engkau ucapan mereka, sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka
sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan. (Yā Sīn [36]:77).
(Bersambung).
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam
Farid
***
“Pajajaran Anyar”, 1 November 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar