Jumat, 02 November 2012

Kebinasaan Abu Jahal dan Kawan-kawannya Dalam Perang Badar





بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN



Bab 116
    
Kebinasaan Abu Jahal dan Kawan-kawannya
Dalam  Perang  Badar   


 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


Dalam bagian   Bab sebelumnya  Allah Swt. dalam Al-Quran telah mengemukakan kaum-kaum purbakala mulai dari kaum Nabi Nuh a.s. sampai dengan kaum Midian yang diazab Allah Swt. ketika mereka mendustakan dan  menentang rasul-rasul Allah yang diutus di kalangan mereka.
       Patut diperhatikan, bahwa kisah Nabi-nabi Nuh a.s., Hud a.s., dan Shalih a.s. telah diberikan pada berbagai tempat dalam Al-Quran; dan di mana-mana urutannya sama, yakni, kisah Nabi Nuh a.s. mendahului kisah Nabi Hud a.s., dan kisah Nabi Hud a.s. mendahului kisah Nabi Shalih a.s., yang merupakan urutan kronologis (urutan waktu) yang sebenarnya.
       Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran, dengan tepat dan sesuai urutan sejarah, menerangkan kenyataan-kenyataan sejarah dari masa jauh silam lagi terlupakan dan sama sekali tertutup oleh kabut kesamaran, dengan demikian Al-Quran pun merupakan kitab catatan sejarah bangsa-bangsa yang abadi dan tidak mungkin keliru.
    
Nabi Musa a.s. dan Dinasti Fir’aun &
Nabi Besar Muhammad saw dan Abu Jahal dkk.

      Berikut adalah keberhasilan duniawi  dinasti Fir’aun di Mesir -- yang dalam Al-Quran disebut bersama dengan kaum  ’Ad dan Tsamud sebagai pemilik junūd (lasykar-lasykar) atau dzi awtad (pemilik pasak-pasak - QS.38:13; QS.85:18-21; QS.89:7-14) – firman-Nya:
وَ نَادٰی فِرۡعَوۡنُ فِیۡ  قَوۡمِہٖ  قَالَ یٰقَوۡمِ اَلَیۡسَ لِیۡ مُلۡکُ مِصۡرَ وَ ہٰذِہِ  الۡاَنۡہٰرُ تَجۡرِیۡ مِنۡ  تَحۡتِیۡ ۚ اَفَلَا  تُبۡصِرُوۡنَ ﴿ؕ﴾  اَمۡ اَنَا خَیۡرٌ  مِّنۡ ہٰذَا الَّذِیۡ ہُوَ  مَہِیۡنٌ ۬ۙ وَّ لَا یَکَادُ  یُبِیۡنُ ﴿﴾  فَلَوۡ لَاۤ  اُلۡقِیَ عَلَیۡہِ  اَسۡوِرَۃٌ  مِّنۡ ذَہَبٍ اَوۡ جَآءَ  مَعَہُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ  مُقۡتَرِنِیۡنَ ﴿﴾  فَاسۡتَخَفَّ قَوۡمَہٗ  فَاَطَاعُوۡہُ ؕ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا قَوۡمًا فٰسِقِیۡنَ ﴿﴾  فَلَمَّاۤ  اٰسَفُوۡنَا انۡتَقَمۡنَا مِنۡہُمۡ فَاَغۡرَقۡنٰہُمۡ  اَجۡمَعِیۡنَ ﴿ۙ﴾  فَجَعَلۡنٰہُمۡ  سَلَفًا وَّ  مَثَلًا  لِّلۡاٰخِرِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan Fir’aun mengumumkan kepada kaumnya dengan berkata: "Hai kaumku, Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan sungai-sungai ini mengalir di bawah kekuasanku? Maka apakah kamu tidak melihat?  Atau tidakkah aku lebih baik daripada orang   yang hina ini  dan ia tidak dapat menjelaskan?   Mengapakah tidak dianugerahkan kepadanya gelang-gelang dari emas, atau datang bersamanya malai-kat-malaikat yang berkumpul di sekelilingnya?" Demikianlah ia memperbodoh kaumnya lalu mereka patuh kepadanya, sesungguhnya mereka adalah kaum durhaka.   Maka ketika mereka membuat Kami murka,  Kami menuntut balas dari mereka dan Kami menenggelamkan mereka semua, dan Kami menjadikan mereka kisah yang lalu dan misal bagi kaum yang akan datang. (Al-Zukhruf [43]:52-57).
       Sebagaimana telah dikemukakan bahwa Allah Swt. menyebut dinasti Fir’aun di Mesir -- seperti juga kaum ‘Ad dan Tsamud -- sebagai pemilik  junūd  (lasykar-lasykar – QS.85:18-19) atau dzi awtad (pemilik pasak-pasak – QS.89:7-14), namun semua kebanggaan mereka tersebut tidak mampu menolong mereka dari azab Allah Swt..
         Berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw. mengenai pendustaan dan penentangan kaum kafir Quraisy:
وَ اِنۡ یُّکَذِّبُوۡکَ فَقَدۡ کَذَّبَتۡ قَبۡلَہُمۡ قَوۡمُ  نُوۡحٍ  وَّ عَادٌ  وَّ  ثَمُوۡدُ ﴿ۙ ﴾   وَ  قَوۡمُ   اِبۡرٰہِیۡمَ  وَ  قَوۡمُ  لُوۡطٍ ﴿ۙ ﴾  وَّ اَصۡحٰبُ مَدۡیَنَ ۚ وَ کُذِّبَ مُوۡسٰی فَاَمۡلَیۡتُ لِلۡکٰفِرِیۡنَ ثُمَّ  اَخَذۡتُہُمۡ ۚ فَکَیۡفَ کَانَ نَکِیۡرِ ﴿ ﴾  فَکَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ  اَہۡلَکۡنٰہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ  فَہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا وَ بِئۡرٍ  مُّعَطَّلَۃٍ   وَّ  قَصۡرٍ  مَّشِیۡدٍ ﴿ ﴾   اَفَلَمۡ یَسِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ فَتَکُوۡنَ لَہُمۡ قُلُوۡبٌ یَّعۡقِلُوۡنَ بِہَاۤ  اَوۡ اٰذَانٌ یَّسۡمَعُوۡنَ بِہَا ۚ فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ  وَ لٰکِنۡ  تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ ﴿ ﴾ 
Dan jika mereka  mendustakan engkau maka sungguh telah mendustakan pula sebelum mereka kaum Nuh,  ‘Ad, Tsamud,   dan kaum Ibrahim serta kaum Luth. Dan penduduk Madyan, dan   Musa pun telah didustakan, tetapi Aku memberi tangguh kepada orang-orang kafir, kemudian Aku menangkap mereka maka betapa dahsyatnya akibat keingkaran kepada-Ku!   Dan berapa banyak kota yang Kami telah  membinasakannya, yang penduduknya sedang berbuat zalim  lalu  dinding-dindingnya  jatuh atas atapnya, dan sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang menjulang tinggi.   Maka apakah mereka tidak berpesiar di bumi, lalu  menjadikan hati mereka memahami dengannya   atau menjadikan telinga  mereka mendengar dengannya? Maka sesungguhnya bukan mata yang buta  tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada. (Al-Hajj [22]:43-47).

Ketakaburan Abu Jahal

        Bukannya memohon petunjuk Allah Swt., kaum kafir Quraisy  -- khususnya Abu Jahal  -- malah menantang kepada Nabi Besar Muhammad saw.  untuk segera mendatangkan azab yang diancamkan kepada mereka (QS.8:33-34), firman-Nya:
وَ  یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ ؕ وَ اِنَّ یَوۡمًا عِنۡدَ رَبِّکَ  کَاَلۡفِ  سَنَۃٍ   مِّمَّا  تَعُدُّوۡنَ ﴿ ﴾  وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ  اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ  ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ ﴿٪ ﴾
Dan mereka meminta kepada engkau untuk mempercepat azab, tetapi Allah  tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Dan sesungguhnya satu hari di sisi Tuhan engkau  seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu.  Dan berapa banyaknya kota telah Aku memberi tangguh baginya padahal dia berlaku zalim, kemudian Aku menangkapnya dan kepada Aku-lah kembali mereka.  (Al-Hajj [22]:48-49).
      Walau pun azab yang bersifat menyeluruh yang menimpa umat Islam  yang dikemukakan firman-Nya tersebut  terjadi jauh dari  masa  Nabi Besar Muhammad saw., yakni 1000 tahun setelah 3 abad masa kejayaan Islam yang pertama (QS.17:86-89; QS.32:6), tetapi azab yang dituntut oleh Abu Jahal dan kawan-kawan mereka dalam QS.8:33-34 terjadi pada waktu Perang Badar -- dimana Abu Jahal dan 7 kawannya  binasa dalam Perang Badar, sedangkan Abu Lahab  mengalami kematian setelah mendengar berita  kekalahan mereka dalam Perang Badar, sesuai dengan doa buruk mereka,  firman-Nya:
وَ  اِذۡ  قَالُوا اللّٰہُمَّ  اِنۡ کَانَ ہٰذَا ہُوَ الۡحَقَّ مِنۡ عِنۡدِکَ فَاَمۡطِرۡ عَلَیۡنَا حِجَارَۃً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائۡتِنَا بِعَذَابٍ اَلِیۡمٍ ﴿﴾  وَ مَا کَانَ اللّٰہُ  لِیُعَذِّبَہُمۡ  وَ اَنۡتَ فِیۡہِمۡ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ مُعَذِّبَہُمۡ وَ ہُمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ ﴿﴾  وَ مَا لَہُمۡ  اَلَّا یُعَذِّبَہُمُ اللّٰہُ  وَ ہُمۡ  یَصُدُّوۡنَ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ وَ مَا کَانُوۡۤا اَوۡلِیَآءَہٗ ؕ اِنۡ  اَوۡلِیَآؤُہٗۤ  اِلَّا الۡمُتَّقُوۡنَ وَ لٰکِنَّ  اَکۡثَرَہُمۡ  لَا  یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
an ingatlah ketika mereka berkata: “Ya Allah, jika  Al-Quran ini  benar-benar kebenaran dari Engkau  maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”  Tetapi Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau berada di tengah-tengah mereka, dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan  mereka  meminta ampunDan mengapa  Allah tidak akan mengazab mereka, sedangkan  mereka menghalang-halangi orang-orang dari Masjidilharam, dan mereka sekali-kali bukanlah orang-orang yang berhak melindunginya? cTidak lain  yang berhak melindunginya  melain-kan orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.  (Al-Anfāl [8]:33-35).
       Kira-kira seperti kata-kata mereka  itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang Badar (Bukhari — Kitab Tafsir). Doa itu dikabulkan secara harfiah. Abu Jahal bersama beberapa pemimpin Quraisy yang lain  terbunuh dan mayat-ayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang, mereka berdoa:Ya Allah, jika  Al-Quran ini  benar-benar   kebenaran dari Engkau  maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih."

Duel Makar 
   
       Orang-orang Makkah mendapat hukuman setelah Nabi Besar Muhammad saw.  hijrah meninggalkan Makkah, karena Abu Jahal dan kawan-kawannya berusaha untuk melakukan makar buruk terhadap beliau saw..  Rasul-rasul  Allah berfungsi semacam perisai terhadap hukuman-hukuman dari langit, firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ  اللّٰہُ  ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan ingatlah ketika orang-orang kafir merancang makar buruk terhadap engkau, supaya mereka dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau.  Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang  makar tandingan, dan Allah sebaik-baik  Perancang makar. (Al-Anfāl [8]:31).
 Ayat ini mengisyaratkan kepada musyawarah rahasia yang diadakan di Darun Nadwah (Balai Permusyawaratan) di Mekkah. Ketika mereka melihat bahwa semua usaha mereka mencegah berkembangnya aliran kepercayaan baru ini gagal, dan bahwa kebanyakan orang-orang Muslim yang mampu meninggalkan Makkah telah berhijrah ke Medinah dan mereka sudah jauh dari bahaya, maka orang-orang terkemuka warga kota berkumpul di Darun Nadwah untuk membuat rencana ke arah usaha terakhir guna meng-habisi Islam.

 Sesudah diadakan pertimbangan mendalam, terpikir oleh mereka satu rencana, ialah sejumlah orang-orang muda dari berbagai kabilah Quraisy harus secara serempak menyergap Nabi Besar Muhammad saw.  lalu membunuh beliau saw.. Tetapi tanpa setahu orang  beliau saw.   meninggalkan rumah tengah malam buta, ketika para penjaga dikuasai oleh kantuk, berlindung di Gua Tsur bersama-sama Abubakar r.a., sahabat beliau yang setia (QS.9:40),   dan akhirnya sampai di Medinah dengan selamat.
      Orang-orang Makkah mendapat hukuman setelah Nabi Besar Muhammad saw. hijrah meninggalkan Makkah, karena Abu Jahal dan kawan-kawannya berusaha untuk melakukan makar buruk terhadap beliau saw..  Rasul-rasul  Allah berfungsi semacam perisai terhadap hukuman-hukuman dari langit, firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ  اللّٰہُ  ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan ingatlah ketika orang-orang kafir merancang makar buruk terhadap engkau, supaya mereka dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau.  Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang  makar tandingan, dan Allah sebaik-baik  Perancang makar. (Al-Anfāl [8]:31).

Kebinasaan Abu Jahal dkk Dalam Perang Badar

       Dalam ayat 32  0rang-orang kafir membual bahwa mereka dapat mengemukakan suatu gubahan yang sama seperti Al-Quran. Tetapi  ini hanya bualan hampa yang mereka tidak berani mewujudkan dalam bentuk kenyataan. Tantangan bahwa mereka sekali-kali tidak akan mampu mengemukakan satu surah pendek sekalipun, seperti Surah Al-Quran tetap tidak pernah mendapat jawaban.
        Ayat 33 merupakan doa Abu Jahal, dan kira-kira seperti kata-kata itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang Badar (Bukhari — Kitab Tafsir). Doa itu dikabulkan secara harfiah. Abu Jahal bersama beberapa pemimpin Quraisy yang lain  terbunuh dan mayat-ayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang, firman-Nya:
فَلَمۡ تَقۡتُلُوۡہُمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ  قَتَلَہُمۡ ۪ وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ وَ لِیُبۡلِیَ  الۡمُؤۡمِنِیۡنَ  مِنۡہُ  بَلَآءً  حَسَنًا ؕ اِنَّ اللّٰہَ  سَمِیۡعٌ  عَلِیۡمٌ ﴿﴾  ذٰلِکُمۡ وَ اَنَّ اللّٰہَ  مُوۡہِنُ کَیۡدِ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾  اِنۡ تَسۡتَفۡتِحُوۡا فَقَدۡ جَآءَکُمُ الۡفَتۡحُ ۚ وَ اِنۡ تَنۡتَہُوۡا فَہُوَ خَیۡرٌ  لَّکُمۡ ۚ وَ اِنۡ تَعُوۡدُوۡا نَعُدۡ ۚ وَ لَنۡ تُغۡنِیَ عَنۡکُمۡ فِئَتُکُمۡ شَیۡئًا وَّ لَوۡ  کَثُرَتۡ ۙ وَ اَنَّ اللّٰہَ مَعَ  الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ﴿٪﴾
Maka bukan  kamu yang membunuh mereka melainkan Allah yang telah membunuh mereka, dan bukan engkau yang melemparkan pasir ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah yang telah melempar, dan supaya Dia  menganugerahi  orang-orang yang beriman  anugerah yang baik dari-Nya, sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.    Demikianlah yang terjadi, dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu-daya orang-orang kafir.  Hai orang-orang kafir,  jika kamu meminta tanda kemenangan maka sesungguhnya telah datang kepadamu kemenangan itu.  Dan  jika kamu menahan diri maka lebih baik bagimu, dan jika kamu kembali berbuat kejahatan, Kami pun akan kembali menghukum, dan golongan kamu walau pun banyak, tetapi tidak akan pernah  berguna  sedikit pun, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya   Allah beserta orang-orang  yang beriman. (Al-Anfāl [8]:18-20).
      Kemenangan di Perang Badar itu sebenarnya bukan disebabkan oleh suatu kecakapan atau kemahiran pihak orang-orang Islam. Mereka terlalu sedikit, terlalu lemah, dan terlalu buruk persenjataan mereka untuk memperoleh kemenangan terhadap satu lasykar yang jauh lebih besar jumlahnya, jauh lebih baik persenjataannya, lagi pula jauh lebih terlatih. Perlemparan segenggam kerikil dan pasir oleh Nabi Besar Muhammad saw. mempunyai kesamaan yang ajaib dengan pemukulan air laut dengan tongkat oleh Nabi Musa a.s..  
    Sebagaimana dalam kejadian yang terakhir, perbuatan Nabi Musa a.s.  itu seolah-olah merupakan isyarat bagi angin untuk bertiup dan bagi air-pasang naik kembali sehingga membawa akibat tenggelamnya Fir’aun serta lasykarnya di laut, demikian pula halnya pelemparan segenggam kerikil oleh Nabi Besar Muhammad saw.  merupakan satu isyarat untuk angin bertiup kencang dengan membawa akibat kebinasaan Abu Jahal (yang pernah disebut oleh Nabi Besar Muhammad saw. sebagai Fir’aun kaumnya) dan lasykarnya di padang pasir itu. Dalam kedua kejadian tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan kedua nabi Allah itu, di bawah takdir khas Allah Swt..

Abu Jahal Dkk Diazab Setelah
Nabi Besar Muhammad saw. Hijrah ke Madinah.  

       Orang-orang kafir dalam ayat 19  menuntut kepada Nabi Besar Muhammad saw. keputusan dari Tuhan berupa kemenangan. Kepada mereka diberitahukan bahwa keputusan Allah Swt. memang telah datang dalam bentuk serupa dengan apa yang diminta mereka (yaitu kemenangan lasykar Islam).
    Orang-orang kafir Makkah mendapat hukuman setelah Nabi Besar Muhammad saw. hijrah meninggalkan Mekkah. Rasul-rasul  Allah berfungsi semacam perisai terhadap hukuman-hukuman dari langit. Benarlah firman-Nya sebelum ini:
 اَلَمۡ یَرَوۡا کَمۡ اَہۡلَکۡنَا مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ مَّکَّنّٰہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَکِّنۡ لَّکُمۡ وَ اَرۡسَلۡنَا السَّمَآءَ عَلَیۡہِمۡ مِّدۡرَارًا ۪ وَّ جَعَلۡنَا الۡاَنۡہٰرَ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمۡ فَاَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِذُنُوۡبِہِمۡ وَ اَنۡشَاۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ  قَرۡنًا اٰخَرِیۡنَ ﴿ ﴾
Apakah mereka tidak  memperhatikan betapa banyak generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka?  Kami telah memapankan mereka di bumi yang  kemapanan  itu tidak Kami berikan kepada kamu, dan  Kami mengirimkan kepada mereka awan yang mencurahkan hujan lebat, dan Kami menjadikan sungai-sungai mengalir di bawah kekuasaan mereka, lalu Kami membinasakan mereka karena  dosa-dosanya dan Kami membangkitkan  suatu generasi yang lain sesudah  mereka. (Al-An’ām [6]:7).
       Kembali kepada pokok bahasan dalam Surah Yā Sīn, Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
فَلَا یَحۡزُنۡکَ قَوۡلُہُمۡ ۘ اِنَّا نَعۡلَمُ مَا یُسِرُّوۡنَ  وَ مَا  یُعۡلِنُوۡنَ ﴿﴾
Maka janganlah menyedihkan engkau ucapan mereka, sesungguhnya  Kami mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan. (Yā Sīn [36]:77).

(Bersambung).

Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 3 November 2012
Ki Langlang Buana Kusuma



Bukannya  memohon petunjuk Allah Swt., kaum kafir Quraisy  -- khususnya Abu Jahal dkk  -- malah menantang kepada Nabi Besar Muhammad saw.  untuk segera mendatangkan azab yang diancamkan kepada mereka (QS.8:33-34), firman-Nya:
وَ  یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ ؕ وَ اِنَّ یَوۡمًا عِنۡدَ رَبِّکَ  کَاَلۡفِ  سَنَۃٍ   مِّمَّا  تَعُدُّوۡنَ ﴿ ﴾  وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ  اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ  ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ ﴿٪ ﴾
Dan mereka meminta kepada engkau untuk mempercepat azab, tetapi Allah  tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Dan sesungguhnya satu hari di sisi Tuhan engkau  seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu.  Dan berapa banyaknya kota telah Aku memberi tangguh baginya padahal dia berlaku zalim, kemudian Aku menangkapnya dan kepada Aku-lah kembali mereka.  (Al-Hajj [22]:48-49).
      Walau pun azab yang bersifat menyeluruh yang menimpa umat Islam  yang dikemukakan firman-Nya tersebut  terjadi jauh dari  masa  Nabi Besar Muhammad saw., yakni 1000 tahun setelah 3 abad masa kejayaan Islam yang pertama (QS.17:86-89; QS.32:6), tetapi azab yang dituntut oleh Abu Jahal dan kawan-kawan mereka dalam QS.8:33-34 terjadi pada waktu Perang Badar -- dimana Abu Jahal dan 7 kawannya  binasa dalam Perang Badar, sedangkan Abu Lahab  mengalami kematian setelah mendengar berita  kekalahan mereka dalam Perang Badar --  firman-Nya:
وَ  اِذۡ  قَالُوا اللّٰہُمَّ  اِنۡ کَانَ ہٰذَا ہُوَ الۡحَقَّ مِنۡ عِنۡدِکَ فَاَمۡطِرۡ عَلَیۡنَا حِجَارَۃً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائۡتِنَا بِعَذَابٍ اَلِیۡمٍ ﴿﴾  وَ مَا کَانَ اللّٰہُ  لِیُعَذِّبَہُمۡ  وَ اَنۡتَ فِیۡہِمۡ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ مُعَذِّبَہُمۡ وَ ہُمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ ﴿﴾  وَ مَا لَہُمۡ  اَلَّا یُعَذِّبَہُمُ اللّٰہُ  وَ ہُمۡ  یَصُدُّوۡنَ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ وَ مَا کَانُوۡۤا اَوۡلِیَآءَہٗ ؕ اِنۡ  اَوۡلِیَآؤُہٗۤ  اِلَّا الۡمُتَّقُوۡنَ وَ لٰکِنَّ  اَکۡثَرَہُمۡ  لَا  یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾  وَ مَا کَانَ صَلَاتُہُمۡ عِنۡدَ الۡبَیۡتِ اِلَّا مُکَآءً   وَّ تَصۡدِیَۃً ؕ فَذُوۡقُوا الۡعَذَابَ بِمَا کُنۡتُمۡ  تَکۡفُرُوۡنَ ﴿﴾
Dan apabila Ayat-ayat (Tanda-tanda) Kami dibacakan kepada mereka, mereka berkata: “Kami telah mendengar. Jika kami ingin niscaya kami pun  dapat mengatakan serupa itu,  tidak lain Al-Quran ini melainkan dongeng-dongengan orang-orang dahulu!”  Dan ingatlah ketika mereka berkata: “Ya Allah, jika  Al-Quran ini  benar-benar  haq (kebenaran) dari Engkau  maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”  Tetapi Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama eng-kau berada di tengah-tengah mereka,  dan  Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan  mereka  meminta ampun.   Dan  mengapa  Allah tidak akan mengazab mereka, sedangkan  mereka menghalang-halangi orang-orang dari Masjidilharam, dan mereka sekali-kali bukanlah orang-orang yang berhak melindunginya?  Tidak lain yang berhak melindunginya  melainkan orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.  (Al-Anfāl [8]:32-35).

Kebinasaan Abu Jahal dkk Dalam Perang Badar

   Dalam ayat 32  0rang-orang kafir membual bahwa mereka dapat mengemukakan suatu gubahan yang sama seperti Al-Quran. Tetapi  ini hanya bualan hampa yang mereka tidak berani mewujudkan dalam bentuk kenyataan. Tantangan bahwa mereka sekali-kali tidak akan mampu mengemukakan satu surah pendek sekalipun, seperti Surah Al-Quran tetap tidak pernah mendapat jawaban.
   Ayat 33 merupakan doa Abu Jahal, dan kira-kira seperti kata-kata itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang Badar (Bukhari — Kitab Tafsir). Doa itu dikabulkan secara harfiah. Abu Jahal bersama beberapa pemimpin Quraisy yang lain  terbunuh dan mayat-ayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang, sesuai dengan doa buruk mereka,  firman-Nya:
فَلَمۡ تَقۡتُلُوۡہُمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ  قَتَلَہُمۡ ۪ وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ وَ لِیُبۡلِیَ  الۡمُؤۡمِنِیۡنَ  مِنۡہُ  بَلَآءً  حَسَنًا ؕ اِنَّ اللّٰہَ  سَمِیۡعٌ  عَلِیۡمٌ ﴿﴾  ذٰلِکُمۡ وَ اَنَّ اللّٰہَ  مُوۡہِنُ کَیۡدِ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾  اِنۡ تَسۡتَفۡتِحُوۡا فَقَدۡ جَآءَکُمُ الۡفَتۡحُ ۚ وَ اِنۡ تَنۡتَہُوۡا فَہُوَ خَیۡرٌ  لَّکُمۡ ۚ وَ اِنۡ تَعُوۡدُوۡا نَعُدۡ ۚ وَ لَنۡ تُغۡنِیَ عَنۡکُمۡ فِئَتُکُمۡ شَیۡئًا وَّ لَوۡ  کَثُرَتۡ ۙ وَ اَنَّ اللّٰہَ مَعَ  الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ﴿٪﴾
Maka bukan  kamu yang membunuh mereka melainkan Allah yang telah membunuh mereka, dan bukan engkau yang melemparkan pasir ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah yang telah melempar, dan supaya Dia amenganugerahi  orang-orang yang beriman  anugerah yang baik dari-Nya,  sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.    Demikianlah yang terjadi, dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu-daya orang-orang kafir.  Hai orang-orang kafir,  jika kamu meminta tanda kemenangan maka sesungguhnya telah datang kepadamu kemenangan itu.  Dan  jika kamu menahan diri maka lebih baik bagimu, dan jika kamu kembali berbuat kejahatan, Kami pun akan kembali menghukum, dan golongan kamu walau pun banyak, tetapi tidak akan pernah  berguna  sedikit pun, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya   Allah beserta orang-orang  yang beriman. (Al-Anfāl [8]:18-20).
  Kemenangan di Perang Badar itu sebenarnya bukan disebabkan oleh suatu kecakapan atau kemahiran pihak orang-orang Islam. Mereka terlalu sedikit, terlalu lemah, dan terlalu buruk persenjataan mereka untuk memperoleh kemenangan terhadap satu lasykar yang jauh lebih besar jumlahnya, jauh lebih baik persenjataannya, lagi pula jauh lebih terlatih. Perlemparan segenggam kerikil dan pasir oleh Nabi Besar Muhammad saw. mempunyai kesamaan yang ajaib dengan pemukulan air laut dengan tongkat oleh Nabi Musa a.s..  
 Sebagaimana dalam kejadian yang terakhir, perbuatan Nabi Musa a.s.  itu seolah-olah merupakan isyarat bagi angin untuk bertiup dan bagi air-pasang naik kembali sehingga membawa akibat tenggelamnya Fir’aun serta lasykarnya di laut, demikian pula halnya pelemparan segenggam kerikil oleh Nabi Besar Muhammad saw.  merupakan satu isyarat untuk angin bertiup kencang dengan membawa akibat kebinasaan Abu Jahal (yang pernah disebut oleh Nabi Besar Muhammad saw.  sebagai Fir’aun kaumnya) dan lasykarnya di padang pasir itu. Dalam kedua kejadian tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan kedua nabi Allah itu, di bawah takdir khas Allah Swt..

Abu Jahal Dkk Diazab Setelah
Nabi Besar Muhammad saw. Hijrah ke Madinah.  

 Orang-orang kafir dalam ayat 19  menuntut kepada Nabi Besar Muhammad saw. keputusan dari Tuhan berupa kemenangan. Kepada mereka diberitahukan bahwa keputusan Allah Swt. memang telah datang dalam bentuk serupa dengan apa yang diminta mereka (yaitu kemenangan lasykar Islam).
    Orang-orang kafir Makkah mendapat hukuman setelah Nabi Besar Muhammad saw. hijrah meninggalkan Mekkah. Rasul-rasul  Allah berfungsi semacam perisai terhadap hukuman-hukuman dari langit. Benarlah firman-Nya sebelum ini:
 اَلَمۡ یَرَوۡا کَمۡ اَہۡلَکۡنَا مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ مَّکَّنّٰہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَکِّنۡ لَّکُمۡ وَ اَرۡسَلۡنَا السَّمَآءَ عَلَیۡہِمۡ مِّدۡرَارًا ۪ وَّ جَعَلۡنَا الۡاَنۡہٰرَ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمۡ فَاَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِذُنُوۡبِہِمۡ وَ اَنۡشَاۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ  قَرۡنًا اٰخَرِیۡنَ ﴿ ﴾
Apakah mereka tidak  memperhatikan betapa banyak generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka?  Kami telah memapankan mereka di bumi yang  kemapanan  itu tidak Kami berikan kepada kamu, dan  Kami mengirimkan kepada mereka awan yang mencurahkan hujan lebat, dan Kami menjadikan sungai-sungai mengalir di bawah kekuasaan mereka, lalu Kami membinasakan mereka karena  dosa-dosanya dan Kami membangkitkan  suatu generasi yang lain sesudah  mereka. (Al-An’ām [6]:7).
       Kembali kepada pokok bahasan daram Surah Yā Sīn, Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
فَلَا یَحۡزُنۡکَ قَوۡلُہُمۡ ۘ اِنَّا نَعۡلَمُ مَا یُسِرُّوۡنَ  وَ مَا  یُعۡلِنُوۡنَ ﴿﴾
Maka janganlah menyedihkan engkau ucapan mereka, sesungguhnya  Kami mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan. (Yā Sīn [36]:77).

(Bersambung).

 Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 1 November 2012
Ki Langlang Buana Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar