Rabu, 25 Juli 2012

Kedatangan Kedua Kali Rasul-rasul Allah



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

BAB  13

  Kedatangan Kedua kali   Rasul-rasul Allah

                                                                        Oleh
                                                                                
Ki Langlang Buana Kusuma

 Dalam BAB  12 telah dijelaskan mengenai dua kali kebangkitan (pengutusan) Nabi Besar Muhammad saw. sebagaimana yang diisyaratkan dalam firman-Nya berikut ini:
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾  وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾  ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nyamensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah  walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Dan Dia akan mem-bangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan, Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.  Itulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:3-5).
       Kebangkitan  (pengutusan) Nabi Besar Muhammad saw. yang pertama terjadi di kalangan bangsa Arab jahiliyah yang buta huruf – yakni Bani  Isma’il – yang ribuan tahun sejak Nabi Isma’il a.s. di kalangan bangsa tersebut  Allah Swt. tidak pernah mengutus seorang rasul Allah pun hingga kemudian membangkitkan Nabi Besar Muhammad saw..

Kedatangan Kedua Kali Para Rasul Allah di Akhir Zaman

       Ada pun  pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. yang kedua kali terjadi di Akhir Zaman --  14 abad setelah pengutusan  beliau saw. yang pertama – selain sebagai misal dari kedatangan kedua kali  Nabi Isa Ibnu Mayam a.s. (QS.43:58), juga sebagai misal kedatangan kedua kali para rasul Allah  yang ditunggu-tunggu  oleh berbagai umat beragama selain Islam, misalnya umat Hindu, umat Buddha, umat Yahudi, umat Kristen,   umat Nabi Zoroaster a.s. dll., firman-Nya:
وَ  اِذَا  الرُّسُلُ  اُقِّتَتۡ ﴿ؕ﴾    لِاَیِّ  یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾   لِیَوۡمِ  الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾  وَ  مَاۤ   اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ﴾   وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾   اَلَمۡ  نُہۡلِکِ  الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ ﴾   ثُمَّ  نُتۡبِعُہُمُ   الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿ ﴾  کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ  بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿ ﴾   وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan apabila rasul-rasul didatangkan pada waktu yang ditentukan.  Hingga hari apakah kedatangannya ditangguhkan?  Hingga Hari Keputusan.  Dan apa yang engkau ketahui tentang Hari Keputusan itu?  Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.  Tidakkah Kami telah  membinasakan kaum-kaum dahulu? Kemudian Kami mengikutkan mereka orang-orang yang datang kemudian. Demikianlah perlakuan Kami terhadap orang-orang berdosa.  Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalāt [77]:12-20).
       Makna kalimat “Dan apabila rasul-rasul didatangkan  pada waktu yang diten-tukan.“ adalah ketika seorang Pembaharu samawi (Rasul Akhir Zaman) datang dengan kekuatan dan jiwa rasul-rasul Allah serta seolah-olah memakai jubah-jubah kenabian mereka”.
        Mengisyaratkan kepada nubuatan (kabar gaib) itu pulalah firman-Nya mengenai kedatangan misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. di Akhir Zaman ini, firman-Nya:
وَ لَمَّا ضُرِبَ ابۡنُ مَرۡیَمَ  مَثَلًا  اِذَا قَوۡمُکَ مِنۡہُ  یَصِدُّوۡنَ ﴿﴾  وَ قَالُوۡۤاءَ اٰلِہَتُنَا خَیۡرٌ اَمۡ ہُوَ ؕ مَا ضَرَبُوۡہُ  لَکَ  اِلَّا جَدَلًا ؕ بَلۡ ہُمۡ قَوۡمٌ خَصِمُوۡنَ ﴿﴾  اِنۡ ہُوَ اِلَّا عَبۡدٌ اَنۡعَمۡنَا عَلَیۡہِ وَ جَعَلۡنٰہُ  مَثَلًا   لِّبَنِیۡۤ   اِسۡرَآءِیۡلَ ﴿ؕ﴾
Dan apabila   Ibnu Maryam dikemukakan  sebagai misal tiba-tiba kaum engkau meneriakkan  penentangan terhadapnya, dan mereka berkata: "Apakah tuhan-tuhan kami lebih baik ataukah dia?" Mereka tidak menyebutkan hal itu kepada engkau melainkan perbantahan semata. Bahkan mereka adalah kaum yang biasa berbantah. Ia tidak lain melainkan seorang hamba yang telah Kami  anugerahi nikmat kepadanya, dan Kami menjadikan dia suatu perumpamaan  bagi Bani Israil. (Al-Zukhruf [43]:58-60).

Persamaan Umat Islam  (Bani Isma’il) dengan
Kaum Yahudi dan Nasrani (Bani Israil)

      Kata  shadda (yashuddu)  dalam ayat “tiba-tiba kaum engkau meneriakkan  penentangan terhadapnya” berarti: ia menghalangi dia dari sesuatu, dan shadda (yashiddu) berarti: ia mengajukan sanggahan (protes) (Aqrab –ul Mawarid).
       Di kalangan Bani Israil, kedatangan Al-Masih a.s.  yang dilahirkan tanpa ayah -- 14 abad setelah Nabi Musa a.s. – merupakan  tanda bahwa orang-orang Yahudi akan dihinakan dan direndahkan serta akan kehilangan kenabian untuk selama-lamanya akibat kedurhakaan mereka yang berulang kali kepada Allah Swt. dan para rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka (QS.2:88-89).
      Itulah sebabnya rasul (nabi)  terakhir yang dibangkitkan (diutus) di kalangan Bani Israil tidak memiliki ayah seorang laki-laki Bani Israil, sebagaimana  rasul-rasul Allah sebelumnya,   karena ibunya (Siti Maryam) merangkap sebagai ayahnya, itulah sebabnaya   Nabi Isa a.s. disebut  Isa Ibnu (anak) Maryam. Seakan-akan Allah Swt. berfirman: “Hai Bani Israil, karena tidak ada seorang laki-laki Bani Israil pun  yang layak menjadi ayah seorang rasul Allah maka rasul Allah terakhir yang akan dibangkitkan di kalangan kalian tidak memiliki ayah seorang laki-laki dari antara kalian, melainkan ibunya, yakni Siti Maryam,  akan merangkap sebagai ayahnya!
       Karena matsal berarti sesuatu yang semacam dengan atau sejenis dengan yang lain (QS.6:39), ayat ini -- di samping arti yang diberikan dalam ayat ini -- dapat pula berarti bahwa bila kaum Nabi Besar Muhammad saw. — yaitu kaum Muslimin — diberitahu bahwa seorang pengikut sejati Nabi Besar Muhammad saw. yang  seperti dan merupakan sesame (rekan)  Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. akan dibangkitkan di antara mereka untuk memperbaharui mereka dan mengembalikan kejayaan ruhani mereka yang telah hilang (QS.32:6; QS.17:86-89; QS.61:10), maka dari bergembira atas kabar suka itu malah mereka berteriak  mengajukan protes melakukan pendustaan dan penentangan keras terhadapnya, persis seperti yang dilakukan para pemuka agama Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.. (Yesus Kristus).

Misal Nabi Musa a.s. dan Misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
  
      Jadi ayat QS.43:58-60   mengenai misal Isa Ibnu Maryam a.s.  dapat dianggap mengisyaratkan kepada kedatangan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. untuk kedua kalinya, dalam wujud Al-Masih Mau’ud a.s.Mirza Ghulam Ahmad a.s. – Pendiri Jemaat Ahmadiyah. sehingga sempurnalah sabda Nabi Besar Muhammad saw. mengenai adanya persamaan seperti sepasang sepatu antara umat beliau saw. (umat Islam/Bani Isma’il) dengan umat sebelumnya, yakni kaum Yahudi dan Kristen (Bani Israil), berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
قُلۡ  اَرَءَیۡتُمۡ  اِنۡ کَانَ مِنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ وَ کَفَرۡتُمۡ  بِہٖ وَ شَہِدَ شَاہِدٌ مِّنۡۢ  بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ  عَلٰی مِثۡلِہٖ  فَاٰمَنَ وَ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِیۡنَ ﴿٪ ﴾
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Al-Quran ini dari Allah dan kamu tidak percaya kepadanya dan seorang saksi dari antara Bani Israil memberi kesaksian terhadap kedatangan seseorang semisalnya,  lalu ia beriman tetapi kamu berlaku sombong?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (Al-Ahqāf [46]:11).
      Saksi dari antara Bani Israil adalah Nabi Musa a.s.. mengisyaratkan kepada nubuatan beliau berkenaan dengan kedatangan Nabi Besar Muhammad saw. atau “Nabi yang seperti Musa” --  itulah yang telah diisyaratkan dalam ayat ini. Adapun nubuatan itu berbunyi sebagai berikut: "Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang nabi dari antara segala saudaranya yang seperti engkau, dan Aku akan memberikan segala firman-Ku dalam mulutnya dan ia pun akan mengatakan segala yang Kusuruh akan dia. Bahwa sesungguhnya barangsiapa yang tidak mau dengar akan segala firman-Ku yang akan dikatakan olehnya dengan nama-Ku niscaya Aku menuntutnya kelak kepada orang itu (Ulangan 18:18-19).
   Ayat 11 yang didukung oleh Ulangan 18:18 tersebut menunjuk kepada kedatangan seorang nabi Allah dari antara Bani Isma’il. Ayat yang sekarang ini menunjuk ke tanah Arab sebagai tempat diutusnya nabi Allah, yang akan mempunyai persamaan dengan Nabi Musa a.s. itu – yakni misal Nabi Musa a.s. --  dan juga kepada Kitab (Al-Quran) yang akan menggenapi nubuatan-nubuatan yang terkandung di dalam Kitab Musa (Taurat) dan juga akan diunggulinya.
     Nubuatan yang bersangkutan adalah sebagai berikut: "Bahwa inilah firman akan hal negeri Arab: Di dalam gurun Arab kamu akan bermalam, hai kafilah orang Dedan. Datanglah mendapatkan orang yang berdahaga sambil membawa air, hai orang isi negeri Tema! Dan unjuklah roti kepada orang-orang yang lari itu" (Yesaya 21:13-15).
   Kenyataan tersebut sejalan dengan firman Allah Swt. dalam firman-Nya berikut ini mengenai kedatangan Nabi Besar Muhammad saw.  (misal Nabi Musa a.s. – QS.46:11) yang akan diikuti oleh seorang saksi dari-Nya (misal Isa Ibnu Maryam  - QS.43:58):
 اَفَمَنۡ کَانَ عَلٰی بَیِّنَۃٍ مِّنۡ رَّبِّہٖ وَ یَتۡلُوۡہُ شَاہِدٌ مِّنۡہُ وَ مِنۡ قَبۡلِہٖ  کِتٰبُ مُوۡسٰۤی اِمَامًا وَّ  رَحۡمَۃً ؕ اُولٰٓئِکَ یُؤۡمِنُوۡنَ بِہٖ ؕ وَ مَنۡ یَّکۡفُرۡ بِہٖ مِنَ الۡاَحۡزَابِ فَالنَّارُ مَوۡعِدُہٗ ۚ فَلَا تَکُ فِیۡ مِرۡیَۃٍ  مِّنۡہُ ٭ اِنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکَ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَ  النَّاسِ لَا  یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾
Maka  apakah orang yang berdiri atas dalil yang nyata dari Tuhan-nya dan   ia akan disusul pula oleh seorang saksi dari-Nya untuk membuktikan kebenarannya, dan yang sebelumnya telah didahului oleh Kitab Musa sebagai penyuluh dan rahmat, dapat dikatakan seorang penipu?  Mereka itu beriman kepadanya, dan barangsiapa dari golongan  itu kafir kepadanya maka Api akan menjadi tempat yang dijanjikan baginya.  Karena itu  janganlah engkau ragu-ragu mengenainya, sesungguhnya itu adalah haq (kebenaran) dari Tuhan engkau  tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (Hud [11]:18).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 6 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar