بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN
BAB 6
Kerasnya
Hati Bani Israil &
Umat Beragama
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Sehubungan
dengan Sifat Allah Swt. Al-‘Azīz
(Yang Maha Perkasa), dalam BAB 5 sebelumnya telah dikemukakan kerasnya hati bangsa Arab jahiliyah di masa diutus-Nya Nabi Besar Muhammad saw.,
akibat selama ribuan tahun sejak Nabi
Isma’il a.s., di kalangan bangsa Arab (Bani Isma’il) tidak pernah ada seorang rasul Allah pun yang dibangkitkan di
kalangan mereka hingga masa Nabi Besar Muhammad saw..
Demikian
pula mengerasnya hati manusia tersebut
terjadi pula sebelumnya di kalangan Bani
Israil, terutama kaum Yahudi, padahal
Allah Swt. banyak membangkitkan para rasul
Allah di kalangan mereka setelah Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s..
Penyaliban Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
Puncak kerasnya hati mereka terjadi di masa
pengutusan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili – yang kedatangannya sebagai Al-Masih (Mesiah/Kristus) telah dijanjikan kepada mereka (Yohanes I:19-28), dimana mereka berusaha
membunuh beliau melalui penyaliban guna membuktikan kepada
masyarakat luas bahwa beliau bukan Al-Masih (Mesiah) yang kedatangannya
sedang mereka tunggu-tunggu, melainkan seorang
yang terkutuk, karena menurut hukum Taurat barangsiapa yang mati tergantung di tiang salib maka merupakan kutuk
baginya (Ulangan 21:23), sebab menurut mereka bagaimana mungkin seorang rasul Allah tidak memiliki ayah
seorang laki-laki sebagaimana para rasul
Allah yang diutus sebelumnya di kalangan Bani Israil.
Batu sandungan lainnya yang membuat para pemuka agama Yahudi berusaha membunuh Nabi Isa Ibn u Maryam a.s. melalui penyaliban, adalah karena menurut Kitab Maleakhi sebelum datang Kristus (Mesias/Mesiah) harus terlebih dulu Nabi Elia a.s. turun kedua kali dari langit (Malakhi 4:5-6), karena sebelumnya beliau telah naik ke langit mengendarai kereta berapi dan kuda berapi (II Raja-raja 2:11-12), padahal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. telah menjelaskan kepada mereka bahwa yang dimaksud dengan "kedatangan kedua kali Nabi Elia a.s." adalah kedatangan Nabi Yahya a.s. atau Yohanes Pembaptis (Matius 11:7-15).
Namun para pemuka Yahudi tersebut tidak mau mendengar penjelasan dari Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., karena itu Nabi Yahya a.s. (Yohanes Pembaptis) pun akhirnya dibunuh atas perintah Harodes, dan mereka berusaha membunuh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban, firman-Nya:
Batu sandungan lainnya yang membuat para pemuka agama Yahudi berusaha membunuh Nabi Isa Ibn u Maryam a.s. melalui penyaliban, adalah karena menurut Kitab Maleakhi sebelum datang Kristus (Mesias/Mesiah) harus terlebih dulu Nabi Elia a.s. turun kedua kali dari langit (Malakhi 4:5-6), karena sebelumnya beliau telah naik ke langit mengendarai kereta berapi dan kuda berapi (II Raja-raja 2:11-12), padahal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. telah menjelaskan kepada mereka bahwa yang dimaksud dengan "kedatangan kedua kali Nabi Elia a.s." adalah kedatangan Nabi Yahya a.s. atau Yohanes Pembaptis (Matius 11:7-15).
Namun para pemuka Yahudi tersebut tidak mau mendengar penjelasan dari Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., karena itu Nabi Yahya a.s. (Yohanes Pembaptis) pun akhirnya dibunuh atas perintah Harodes, dan mereka berusaha membunuh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ
قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ
الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ
رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ
لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ
فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh
Kami benar-benar telah memberikan Alkitab kepada Musa dan Kami mengikutkan
rasul-rasul di belakangnya, Kami memberikan
kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda yang
nyata, dan juga Kami memperkuatnya
dengan Ruhulqudus.
Maka apakah patut setiap datang kepada kamu seorang rasul
dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu kamu berlaku
takabur, lalu sebagian kamu dustakan dan sebagian
lainnya kamu bunuh? Dan mereka
berkata: ”Hati kami tertutup.” Tidak, bahkan Allah telah mengutuk mereka
karena kekafiran mereka maka sedikit sekali apa yang mereka imani. (Al-Baqarah [2]:88-89).
Mengenai semakin kerasnya hati di kalangan Bani Israil – khususnya kaum Yahudi –
selanjutnya dijelaskan Allah Swt. dalam Al-Quran:
وَ اِذۡ قَتَلۡتُمۡ نَفۡسًا
فَادّٰرَءۡتُمۡ فِیۡہَا ؕ وَ اللّٰہُ مُخۡرِجٌ مَّا کُنۡتُمۡ تَکۡتُمُوۡنَ ﴿ۚ﴾ فَقُلۡنَا
اضۡرِبُوۡہُ بِبَعۡضِہَا ؕ کَذٰلِکَ یُحۡیِ اللّٰہُ الۡمَوۡتٰی ۙ وَ یُرِیۡکُمۡ اٰیٰتِہٖ لَعَلَّکُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾ ثُمَّ
قَسَتۡ قُلُوۡبُکُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ ذٰلِکَ
فَہِیَ کَالۡحِجَارَۃِ
اَوۡ اَشَدُّ قَسۡوَۃً ؕ وَ اِنَّ مِنَ الۡحِجَارَۃِ
لَمَا یَتَفَجَّرُ
مِنۡہُ الۡاَنۡہٰرُ ؕ وَ اِنَّ
مِنۡہَا لَمَا یَشَّقَّقُ
فَیَخۡرُجُ مِنۡہُ
الۡمَآءُ ؕ وَ اِنَّ
مِنۡہَا لَمَا یَہۡبِطُ مِنۡ خَشۡیَۃِ اللّٰہِ ؕوَ مَا اللّٰہُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah
ketika kamu berusaha membunuh seseorang lalu kamu berselisih
mengenai hal itu, padahal Allah akan
menyingkapkan apa yang selalu kamu sembunyikan. Maka Kami berfirman: “Bandingkanlah peristiwa
ini dengan beberapa peristiwa semacamnya, barulah akan kamu ketahui hakikatnya.”
Demikianlah Allah menghidupkan yang mati
dan memperlihatkan Tanda-tanda-Nya kepada kamu supaya kamu mengerti. Lalu hati
kamu menjadi keras sesudah itu hingga seperti
batu-batu atau lebih keras lagi,
dan sesungguhnya di antara batu-batu pun benar-benar ada yang darinya memancar sungai-sungai, dan
sesungguhnya di antaranya benar-benar ada
yang terbelah lalu keluar air darinya. Dan sesungguhnya di antaranya
benar-benar ada yang jatuh menyungkur
karena takut kepada Allah, dan Allah sekali-kali tidak lalai terhadap apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah [2]:73-75).
Qataltum berarti:
“kamu mencoba, berupaya, mengakui atau mengambil keputusan untuk
membunuh” (QS.40:29), atau “kamu membuat dia nampak seakan-akan mati; kamu
hampir membunuhnya”. Orang mengatakan Qatala-hu, artinya ia menjadikan
dia seakan-akan telah dibunuh raganya
atau moralnya (Lexicon Lane)
Perkataan terkenal dari Umar bin
Khaththab r.a., yaitu “Uqtulu Sa’dan” telah dianggap
berarti membuat Sa’ad kelihatannya seperti orang yang sungguh-sungguh telah
mati.
Selamat dari Kematian
Terkutuk di Tiang Salib
Dharb
berarti yang mirip sesuatu (Lexicon Lane),
kata kerja dharaba dipakai dalam bentuk-bentuk yang berlain-lainan dalam
QS.13:18; QS.16:75 dan QS.43:58 dan mengandung arti “perbandingan.” Maka
ungkapan idribu-hu biba’dhi-ha dapat ditafsirkan seperti berikut:
“bandingkanlah keadaan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. ketika beliau diturunkan dari salib
dalam keadaan hampir seperti mati dengan keadaan orang-orang yang dianggap
mati, padahal sesungguhnya tidak mati, tetapi hanya tampak seperti mati, dan
kamu akan menjumpai hakikat yang sebenarnya
mengenai Nabi Isa Ibnu Maryam
a.s. yang disangka mati itu.”
Anak kalimat ini dapat diartikan:
"Beginilah cara Allah memberi
harapan hidup lagi kepada Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. setelah beliau hampir
wafat". Mauta itu jamak dari mait, yang berarti orang bagaikan mati atau hampir mati (Lexicon Lane). Di sini kata mauta
harus diambil dalam artian tersebut, karena
menurut Al-Quran orang-orang yang sungguh-sungguh telah mati tidak akan
hidup kembali (QS.21: 96 dan QS.23:101).
Nafsan (seorang) dipakai sebagai ism nakirah
yaitu dalam bentuk tak tertentu, menurut tata bahasa Arab dapat tertuju kepada seorang tokoh sangat penting (Muthawwal).
Dalam ayat-ayat sebelumnya beberapa kelakuan buruk dan kejahatan-kejahatan orang-orang Yahudi telah disebut. Ayat
ini menunjuk kepada dosa mereka
terbesar yaitu mereka berusaha membunuh
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. di
atas salib dan dengan demikian hendak
membuktikan bahwa menurut Bible beliau
adalah nabi palsu (Ulangan 21:23).
Dalam usaha keji dan kejam itu
mereka sama sekali gagal. Nabi Isa
Ibnu Maryam a.s. diturunkan dari salib dalam keadaan hidup tetapi nampak seperti orang mati yakni mati suri.
Anak kalimat “Demikianlah Allah menghidupkan yang mati dan memperlihatkan
Tanda-tanda-Nya kepada kamu supaya kamu mengerti.” berarti bahwa suatu
waktu akan datang bila kebenaran mengenai wafat
Nabi Isa a.s. akan terbuka dan kedok
kedustaan yang sekian lama telah menyelubungi peristiwa itu akan disingkap.
Memutar-balikkan
Makna Ayat-ayat Kitab Suci &
Peringatan Allah
Swt. Kepada Umat Islam
Jika dalam kenyataannya para rasul Allah yang dibangkitkan di
kalangan Bani Israil pun senantiasa
mereka dustakan dan bahkan berusaha
untuk membunuhnya – termasuk terhadap
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. – maka terlebih lagi terhadap Nabi Besar Muhammad
saw. yang dibangkitkan di kalangan Bani Isma’il (bangsa Arab),
firman-Nya:
اَفَتَطۡمَعُوۡنَ اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا لَکُمۡ وَ قَدۡ کَانَ فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمۡ یَسۡمَعُوۡنَ کَلٰمَ اللّٰہِ ثُمَّ یُحَرِّفُوۡنَہٗ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا عَقَلُوۡہُ وَ ہُمۡ یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Apakah kamu
mengharapkan bahwa mereka akan percaya
kepadamu, padahal sungguh senantiasa ada satu golongan di antara mereka yang
mendengar firman Allah lalu mereka menyimpangkan
maknanya sesudah memahaminya, padahal mereka mengetahui? (Al-Baqarah
[2]:76).
Pernyataan
“Lalu hati kamu menjadi keras sesudah itu
hingga seperti batu-batu atau lebih keras lagi” tidak
mengena kepada seluruh bangsa Yahudi,
sebab tidak syak lagi ada beberapa orang Yahudi yang hatinya dicekam oleh rasa
takut kepada Allah Swt.. Mengenai orang-orang itu Al-Quran mengatakan: di
antaranya (yaitu di antara hati) ada yang
jatuh menyungkur karena takut
kepada Allah, kata ganti ha di sini pengganti qulub (hati)
dan bukan sebagai ganti hajar (batu). Al-Quran mengandung beberapa
contoh dari apa yang disebut intisyar al-dama’ir, yaitu kata-kata ganti
serupa yang terdapat dalam ayat itu menggantikan berbagai kata benda
(QS.48:10).
Sehubungan dengan kerasnya hati orang-orang Yahudi (Ahli
Kitab) tersebut, Allah Swt. telah memperingatkan umat Islam mengenai kemungkinan terjadinya hal yang sama di
kalangan mereka sepeninggal Nabi Besar
Muhammad saw., selanjutnya Allah Swt. berfirman:
اَلَمۡ
یَاۡنِ لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡ
تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ لِذِکۡرِ
اللّٰہِ وَ مَا نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ ۙ وَ لَا
یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَیۡہِمُ
الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿۱۶﴾ اِعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰہَ
یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ
تَعۡقِلُوۡنَ ﴿۱۷﴾
Apakah belum
sampai waktu bagi orang-orang yang beriman, bahwa hati mereka tunduk untuk mengingat Allah
dan mengingat kebenaran yang telah turun kepada mereka,
dan mereka tidak menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab
sebelumnya, maka zaman kesejahteraan
menjadi panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras, dan kebanyakan
dari mereka menjadi durhaka? Ketahuilah, bahwasanya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya.
Sungguh Kami telah menjelaskan
Tanda-tanda kepadamu supaya kamu mengerti. (Al-Hadid [57:17-18).
Jadi, merupakan Sunnatullah jika suatu kaum
atau umat
beragama telah jauh dari masa
kenabian yang penuh berkat, atau wahyu
Ilahi telah lama tidak turun lagi kepada mereka melalui rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan Allah Swt. kepada mereka
(QS.7:35-37) maka hati mereka akan menjadi keras dan kebanyakan mereka akan menjadi orang-orang
yang durhaka kepada Allah Swt.
dan Rasul-Nya, dan akan menjadi penentang yang paling
keras terhadap rasul Allah yang
kedatangannya dijanjikan kepada mereka.
Dengan demikian benarlah pernyataan Allah
Swt. dalam Surah Ya Sin sebelum ini mengenai Sunnah-Nya:
لِتُنۡذِرَ قَوۡمًا مَّاۤ اُنۡذِرَ اٰبَآؤُہُمۡ فَہُمۡ غٰفِلُوۡنَ ﴿﴾
Supaya engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang bapak-bapaknya (leluhurnya) belum
pernah diberi peringatan karena itu mereka
lalai. (Yā Sīn [36]:7).
(Bersambung).
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 3 Ramadhan 2012
Ki Langlang
Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar