بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN
JANTUNG AL-QURAN
BAB 18
Tuntutan-tuntutan yang Serampangan
Oleh
Ki Langlang
Buana Kusuma
Dalam BAB
17 telah dikemukakan 2 tuduhan klasik para penentang rasul Allah terhadap
wujud-wujud suci tersebut -- terutama
Nabi Besar Muhammad saw. -- yakni (1) mengada-ada dusta atas nama Allah,
dibantu oleh kaum lain; (2) Al-Quran adalah kumpulan kisah-kisah kaum
purbakala. (QS.25:5-6), Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai tuduhan mereka itu:
وَ قَالُوۡا مَالِ ہٰذَا الرَّسُوۡلِ یَاۡکُلُ الطَّعَامَ
وَ یَمۡشِیۡ فِی الۡاَسۡوَاقِ ؕ لَوۡ لَاۤ
اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَلَکٌ فَیَکُوۡنَ مَعَہٗ نَذِیۡرًا ۙ﴿﴾
Dan mereka
berkata: “Rasul macam apakah ini, ia
makan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan malaikat
kepadanya supaya ia menjadi seorang pemberi
peringatan bersama-sama dengannya? (Al-Furqān [25]:8).
Orang-orang kafir mempunyai tanggapan yang sangat rendah sekali mengenai
nilai-nilai kehidupan yang
sebenarnya. Mereka telah membuat patokan
yang mereka adakan sendiri untuk menguji kebenaran
rasul-rasul Allah, akibatnya bahwa
daripada mendapatkan jalan yang lurus,
malahan mereka terus meraba-raba
dalam kegelapan, keraguan, dan kekafiran.
Selanjutnya Allah Swt. berfirman
mengenai tuduhan mereka:
اَوۡ یُلۡقٰۤی اِلَیۡہِ کَنۡزٌ اَوۡ تَکُوۡنُ لَہٗ جَنَّۃٌ
یَّاۡکُلُ مِنۡہَا ؕ وَ قَالَ الظّٰلِمُوۡنَ
اِنۡ تَتَّبِعُوۡنَ اِلَّا رَجُلًا مَّسۡحُوۡرًا ﴿ ﴾ اُنۡظُرۡ کَیۡفَ ضَرَبُوۡا لَکَ الۡاَمۡثَالَ
فَضَلُّوۡا فَلَا یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ سَبِیۡلًا ﴿٪ ﴾ تَبٰرَکَ
الَّذِیۡۤ اِنۡ شَآءَ جَعَلَ لَکَ
خَیۡرًا مِّنۡ ذٰلِکَ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۙ وَ یَجۡعَلۡ لَّکَ قُصُوۡرًا ﴿ ﴾
“Atau
hendaknya diturunkan kepadanya khazanah atau ada baginya kebun untuk makan darinya.” Dan
orang-orang yang zalim itu berkata: ”Kamu tidak mengikuti melainkan seorang laki-laki yang kena sihir.” Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat tamsilan bagi engkau, maka mereka telah sesat dan mereka tidak dapat menemukan jalan. Maha
Beberkat Dia Yang jika Dia menghendaki akan
menjadikan bagi engkau yang lebih baik dari itu, kebun-kebun
yang di bawahnya me-ngalir sungai-sungai dan akan menjadikan bagi engkau istana-istana. (Al-Furqān [25]:9-10).
Tuntutan Khazanah Duniawi
Ayat ini mengandung arti bahwa tanggapan orang-orang kafir mengenai bagaimana
seharusnya corak dan macam seorang nabi
Allah adalah jauh sekali dari kenyataan,
dan menampakkan kepicikan mereka
tentang maksud dan tujuan kebangkitan nabi-nabi. Nabi-nabi Allah dibangkitkan -- demikian ayat ini
memberitahukan -- adalah untuk membimbing
manusia keluar dari kegelapan, keraguan, dan kekafiran, masuk ke dalam cahaya
keyakinan dan kenikmatan
ruhani, bukan untuk menimbun kekayaan dan berfoya-foya serta bersuka-ria.
Akan tetapi meskipun patokan yang
dibuat sendiri oleh orang-orang kafir, yakni, bahwa Nabi Besar Muhammad saw. harus memiliki harta, pangkat, kebun-kebun,
dan istana-istana adalah tidak berarti apa-apa, namun untuk menyadarkan mereka
tentang kepalsuan kedudukan mereka,
Allah Swt. akan memberikan kepada beliau saw. serta pengikut-pengikut beliau harta yang lebih banyak, kebun-kebun, dan istana-istana yang lebih besar, lagi lebih baik dari apa-apa yang dituntut oleh orang-orang kafir. Dan
sungguh-sungguh Dia telah menganugerahkan kepada pengikut-pengikut Nabi Besar
Muhammad saw. istana-istana dan kebun-kebun
kepunyaan raja-raja Iran dan Bizantina (Romawi).
Dalam Surah Bani Israil Allah Swt. mengemukakan secara rinci tuntutan duniawi yang dikemukakan orang-orang
kafir Quraisy Makkah kepada Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
وَ قَالُوۡا لَنۡ نُّؤۡمِنَ لَکَ حَتّٰی تَفۡجُرَ لَنَا مِنَ الۡاَرۡضِ یَنۡۢبُوۡعًا ﴿ۙ﴾ اَوۡ تَکُوۡنَ لَکَ جَنَّۃٌ مِّنۡ نَّخِیۡلٍ وَّ عِنَبٍ فَتُفَجِّرَ الۡاَنۡہٰرَ خِلٰلَہَا تَفۡجِیۡرًا ﴿ۙ﴾ اَوۡ تُسۡقِطَ السَّمَآءَ کَمَا زَعَمۡتَ عَلَیۡنَا
کِسَفًا اَوۡ تَاۡتِیَ بِاللّٰہِ وَ الۡمَلٰٓئِکَۃِ
قَبِیۡلًا ﴿ۙ﴾
Dan mereka
berkata: “Kami tidak akan pernah beriman
kepada engkau sebelum engkau memancarkan
dari bumi sebuah mata air untuk kami, atau engkau mempunyai kebun kurma dan anggur lalu engkau
mengalirkan sungai-sungai yang deras
alirannya di tengah-tengahnya, atau
engkau menjatuhkan kepingan-kepingan
langit atas kami sebagaimana telah
engkau dakwakan, atau engkau mendatangkan
Allah dan para malaikat
berhadap-hadapan. (Bani Israil [17]:91-93).
Ketika
orang-orang Makkah terbungkam oleh jawaban-jawaban Al-Quran mengenai
pertanyaan-pertanyaan dan keberatan-keberatan mereka tentang hakikat ruh (QQs.17:86-90), mereka berputar-balik dan menuntut kepada Nabi Besar Muhammad saw. bahwa jika Al-Quran
meliputi segala macam ilmu, kemajuan, beliau saw. harus dapat memperlihatkan mukjizat-mukjizat — misalnya membuat
beberapa mata air memancar keluar dari bumi, membuat kebun-kebun serta
membangun rumah-rumah dari emas bagi diri beliau sendiri, dan sebagainya.
Tuntutan-tuntutan tidak masuk
akal dan serampangan yang mereka
kemukakan terus berubah, firman-Nya:
اَوۡ یَکُوۡنَ
لَکَ بَیۡتٌ مِّنۡ زُخۡرُفٍ اَوۡ تَرۡقٰی فِی السَّمَآءِ ؕ وَ لَنۡ نُّؤۡمِنَ
لِرُقِیِّکَ حَتّٰی تُنَزِّلَ عَلَیۡنَا کِتٰبًا نَّقۡرَؤُہٗ ؕ قُلۡ سُبۡحَانَ
رَبِّیۡ ہَلۡ کُنۡتُ اِلَّا بَشَرًا رَّسُوۡلًا ﴿٪﴾
Atau engkau mempunyai sebuah rumah dari emas atau engkau naik ke langit, tetapi kami tidak akan pernah mempercayai kenaikan
engkau ke langit hingga engkau menurunkan
kepada kami sebuah kitab yang kami dapat membacanya.” Katakanlah: “Maha Suci Tuhan-ku, aku tidak lain
melainkan seorang manusia sebagai seorang rasul.” (Bani
Israil [17]:94).
Sebagai jawaban terhadap tuntutan-tuntutan
mereka, yang jauh dari kesopanan itu, orang-orang kafir diberitahu, bahwa
tuntutan-tuntutan itu bertalian dengan Allah Swt. atau Nabi Besar Muhammad saw.. Tuntutan yang pertama
adalah asal omong dan bunyi belaka, sedang Allah Swt. adalah di atas segala hal yang serampangan semacam
itu.
Rasul dari Kalangan Malaikat
Adapun mengenai tuntutan-tuntutan
mereka yang bertalian dengan Nabi Besar Muhammad saw., tuntutan-tuntutan itu
bertentangan dengan kemampuan-kemampuan beliau saw. yang terbatas sebagai seorang manusia dan tidak selaras dengan
tugas beliau sebagai seorang rasul Allah.
وَ مَا مَنَعَ النَّاسَ اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡۤا اِذۡ
جَآءَہُمُ الۡہُدٰۤی اِلَّاۤ اَنۡ
قَالُوۡۤا اَبَعَثَ اللّٰہُ بَشَرًا رَّسُوۡلًا ﴿ ﴾ قُلۡ لَّوۡ کَانَ فِی الۡاَرۡضِ مَلٰٓئِکَۃٌ یَّمۡشُوۡنَ
مُطۡمَئِنِّیۡنَ لَنَزَّلۡنَا عَلَیۡہِمۡ مِّنَ السَّمَآءِ مَلَکًا رَّسُوۡلًا ﴿ ﴾ قُلۡ کَفٰی
بِاللّٰہِ شَہِیۡدًۢا بَیۡنِیۡ وَ بَیۡنَکُمۡ ؕ اِنَّہٗ کَانَ بِعِبَادِہٖ خَبِیۡرًۢا بَصِیۡرًا ﴿ ﴾
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi manusia
untuk beriman ketika petunjuk datang kepada mereka, kecuali mereka berkata:
“Apakah Allah mengutus seorang manusia sebagai rasul?”
Katakanlah: “Seandainya di bumi ini ada malaikat
yang berjalan-jalan dengan aman tenteram,
niscaya Kami
menurunkan seorang malaikat dari langit sebagai
seorang rasul kepada mereka.” Katakanlah: ”Cukuplah Allah
sebagai saksi di antara aku dan kamu, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (Bani Israil [17]:95-97).
Ayat ini dapat mengandung dua
arti: (a) Para malaikat turun kepada manusia yang mempunyai sifat-sifat serupa dengan malaikat,
dan bukan kepada manusia yang mempunyai sifat-sifat
berlawanan dengan malaikat; dan jika orang kafir pun mendatangkan perubahan menjadi seperti malaikat dalam hidup mereka, maka para malaikat akan turun juga kepada mereka (QS,41:31-33); (b) Hanya wujud dari
jenis yang sama dapat dijadikan contoh
dan teladan bagi satu sama lain. Jadi
hanya manusia yang dapat memikul amanat Tuhan bagi umat manusia, sebab hanya manusialah
yang dapat menjadi contoh bagi manusia
lainnya (QS.3:32; QS.33:22)
Dengan demikian terjawab pulalah tuduhan mereka dalam ayat Surah Al-Furqān dan Surah Ya Sin
sebelum ini:
وَ قَالُوۡا مَالِ ہٰذَا الرَّسُوۡلِ یَاۡکُلُ الطَّعَامَ
وَ یَمۡشِیۡ فِی الۡاَسۡوَاقِ ؕ لَوۡ لَاۤ
اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَلَکٌ فَیَکُوۡنَ مَعَہٗ نَذِیۡرًا ۙ﴿﴾
Dan mereka
berkata: “Rasul macam apakah ini, ia
makan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan malaikat
kepadanya supaya ia menjadi seorang pemberi
peringatan bersama-sama dengannya? (Al-Furqān [25]:8).
قَالُوۡا مَاۤ
اَنۡتُمۡ اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُنَا
ۙ وَ مَاۤ اَنۡزَلَ الرَّحۡمٰنُ مِنۡ شَیۡءٍ ۙ اِنۡ اَنۡتُمۡ
اِلَّا تَکۡذِبُوۡنَ ﴿﴾
Mereka
berkata: ”Kamu
sekali-kali tidak lain hanya manusia seperti kami, dan Tuhan Yang Maha Pemurah sekali-kali tidak
menurunkan sesuatu, kamu tidak lain hanya berdusta belaka.” (Yā Sīn [36]:16).
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 9 Ramadhan 2012
Ki
Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar