Senin, 23 Juli 2012

Masa Jeda Kedatangan Rasul Allah di Kalangan Umat Islam



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

  

SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

BAB 7

     Masa Jeda Kedatangan Rasul Allah
di Kalangan Umat Islam

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


Dalam BAB 5 dan BAB 6 telah dijelaskan mengenai Sunnatullah yang terjadi di kalangan bangsa Arab (Bani Isma’il) dan Bani Israil, yakni  semakin kerasnya hati  mereka akibat hujan ruhani berupa wahyu Ilahi dalam waktu yang sangat lama tidak turun kepada mereka,  sehingga kebanyakan mereka menjadi orang-orang yang fasiq (durhaka). Berikut peringatan Allah Swt. kepada  umat Islam,  firman-Nya:
اَلَمۡ یَاۡنِ  لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا  اَنۡ  تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ  لِذِکۡرِ اللّٰہِ  وَ مَا  نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ  ۙ  وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ  عَلَیۡہِمُ  الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ  مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿۱۶﴾  اِعۡلَمُوۡۤا  اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ  تَعۡقِلُوۡنَ ﴿۱۷﴾
Apakah belum sampai waktu bagi orang-orang yang beriman, bahwa hati mereka tunduk untuk mengingat Allah dan mengingat  kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan mereka tidak  menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya, maka zaman kesejahteraan menjadi panjang atas mereka lalu   hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan dari mereka menjadi durhaka?  Ketahuilah, bahwasanya  Allah  menghidupkan bumi sesudah matinya. Sungguh Kami telah menjelaskan Tanda-tanda kepadamu supaya kamu mengerti.  (Al-Hadid [57:17-18).

Masa Jeda  Pengutusan Rasul  Allah antara
Masa Nabi Isma’il a.s. dan Nabi Besar Muhammad saw.

        Memang benar bahwa jarak masa kenabian antara Nabi Musa a.s. dengan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. sekitar 14 abad (1400) tahun, tetapi di antara masa kedua rasul Allah   tersebut Allah Swt. senantiasa mengutus para rasul di kalangan Bani Israil, namun demikian hati mereka – akibat penekanan hukum Taurat pada masalah pembalasan (QS.5:46 ) –   menjadi keras,  firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ  فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ  ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿﴾  وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾
Dan  sungguh  Kami benar-benar telah  memberikan Alkitab kepada Musa dan Kami mengikutkan rasul-rasul di belakangnya, Kami  memberikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda yang nyata, dan juga Kami memperkuatnya dengan Ruhulqudus.  Maka apakah patut setiap datang kepada kamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu  kamu berlaku takabur, lalu  sebagian kamu dustakan dan sebagian lainnya kamu bunuh?  Dan mereka berkata:  Hati kami tertutup.” Tidak,  bahkan Allah telah mengutuk mereka karena kekafiran mereka  maka sedikit sekali apa yang mereka imani.  (Al-Baqarah [2]:88-89). 
         Ada pun jarak waktu antara  Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il a.s. dengan masa Nabi Besar Muhammad saw. sekitar 3000 tahun; sedangkan jarak waktu antara Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. dengan Nabi Besar Muhammad  adalah sekitar 6 abad (600 tahun), karena itu bisa dibayangkan bagaimana  telah kerasnya hati Bani Isma’il (bangsa Arab) mau pun keadaan hati  umat beragama di masa pengutusan Nabi Besar Muhammad saw., sehingga berbagai bentuk  kefasikan dan kemusyrikan telah sedemikian rupa merebaknya, firman-Nya:
ظَہَرَ الۡفَسَادُ فِی الۡبَرِّ وَ الۡبَحۡرِ بِمَا کَسَبَتۡ اَیۡدِی  النَّاسِ  لِیُذِیۡقَہُمۡ بَعۡضَ الَّذِیۡ عَمِلُوۡا  لَعَلَّہُمۡ یَرۡجِعُوۡنَ ﴿۴۱﴾  قُلۡ سِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ فَانۡظُرُوۡا   کَیۡفَ کَانَ عَاقِبَۃُ  الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلُ ؕ کَانَ اَکۡثَرُہُمۡ  مُّشۡرِکِیۡنَ ﴿۴۲﴾   فَاَقِمۡ وَجۡہَکَ لِلدِّیۡنِ الۡقَیِّمِ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ یَوۡمٌ  لَّا  مَرَدَّ لَہٗ مِنَ اللّٰہِ یَوۡمَئِذٍ  یَّصَّدَّعُوۡنَ ﴿۴۳﴾   مَنۡ کَفَرَ فَعَلَیۡہِ کُفۡرُہٗ ۚ وَ مَنۡ عَمِلَ صَالِحًا  فَلِاَنۡفُسِہِمۡ  یَمۡہَدُوۡنَ ﴿ۙ۴۴﴾   لِیَجۡزِیَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنۡ فَضۡلِہٖ ؕ  اِنَّہٗ  لَا یُحِبُّ  الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿۴۵﴾
Kerusakan telah meluas di daratan dan di lautan  disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya dirasakan kepada mereka akibat sebagian perbuatan yang mereka lakukan, supaya mereka kembali dari kedurhakaannya. Katakanlah: ”Berjalanlah di bumi lalu lihatlah bagaimana buruknya akibat bagi orang-orang sebelum kamu ini. Kebanyakan mereka itu orang-orang musyrik.” Maka hadapkanlah wajah engkau kepada agama yang lurus, sebelum datang dari Allah hari yang tidak dapat dihindarkan,  pada hari itu orang-orang beriman  dan kafir akan terpisah. (Al-Rūm [30]:42-44).

 Masa Jeda  Pengutusan Rasul  Allah antara
Masa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. dan Nabi Besar Muhammad saw.


      Masalah pokok dalam ayat-ayat sebelumnya  (QS.30:31-41) menimbulkan dan meresapkan pada manusia, keimanan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, Yang menciptakan, mengatur, dan membimbing segala kehidupan. Dalam ayat sekarang ini kita diberi tahu, bahwa bila kegelapan (kesesatan) menyelimuti muka bumi dan manusia melupakan Allah Swt.  dan menaklukkan diri sendiri kepada penyembahan tuhan-tuhan yang dikhayalkan dan diciptakan oleh mereka sendiri, maka Allah Swt. membangkitkan seorang rasul Allah untuk mengembalikan gembalaan (kaumnya) yang tersesat   ke haribaan Majikan-nya.
       “Permulaan abad ketujuh adalah masa kekacauan nasional dan sosial, dan agama sebagai kekuatan akhlak, telah lenyap dan telah jatuh, menjadi hanya semata-mata tatacara dan upacara adat belaka; dan agama-agama besar di dunia sudah tidak lagi berpengaruh sehat pada kehidupan para penganutnya. Api suci yang dinyalakan oleh Zoroaster, Musa, dan Isa a.m.s. di dalam aliran darah manusia telah padam. Dalam abad kelima dan keenam, dunia beradab berada di tepi jurang kekacauan.
        Nampaknya peradaban besar yang telah memerlukan waktu empat ribu tahun lamanya untuk menegakkannya telah berada di tepi jurang........ Peradaban laksana pohon besar yang daun-daunnya telah menaungi dunia dan dahan-dahannya telah menghasilkan buah-buahan emas dalam kesenian, keilmuan, kesusatraan, sudah goyah, batangnya tidak hidup lagi dengan mengalirkan sari pengabdian dan pembaktian, tetapi telah busuk hingga terasnya (“Emotion as the Basis of Civilization” dan “Spirit of Islam”).
      Demikianlah keadaan umat manusia pada waktu Nabi Besar Muhammad saw., Guru umat manusia terbesar, muncul pada pentas dunia, dan tatkala syariat yang paling sempurna dan terakhir diturunkan dalam bentuk Al-Quran, sebab  syariat yang sempurna hanya dapat diturunkan bila semua atau kebanyakan keburukan -- teristimewa yang dikenal sebagai akar keburukan -- menampakkan diri telah menjadi mapan.
    Kata-kata “daratan dan lautan” dapat diartikan: (a) bangsa-bangsa yang kebudayaan dan peradabannya hanya semata-mata berdasar pada akal serta pengalaman manusia, dan bangsa-bangsa yang kebudayaannya serta peradabannya didasari oleh wahyu Ilahi; (b) orang-orang yang hidup di benua-benua dan orang-orang yang hidup di pulau-pulau. Ayat ini berarti, bahwa semua bangsa di dunia telah menjadi rusak sampai kepada intinya, baik secara politis, sosial maupun akhlaki.

Masa Jeda  Pengutusan Rasul  Allah antara
Masa   Nabi Besar Muhammad saw. dan Masa  Sekarang

     Pendek kata, jangankan di kalangan bangsa Arab (Bani Isma’il),  sejak Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Allah Swt. selama ribuan   tidak pernah  mengutus seorang rasul Allah hingga masa Nabi Besar Muhammad saw. sehingga hati mereka menjadi keras membatu dan menjadi bangsa jahiliyah,  hal yang sama dapat terjadi juga di kalangan  umat beragama pun   jika mereka semakin jauh dari masa kenabian yang penuh berkat, firman-Nya mengenai pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.: 
یٰۤاَہۡلَ الۡکِتٰبِ قَدۡ جَآءَکُمۡ  رَسُوۡلُنَا یُبَیِّنُ لَکُمۡ عَلٰی  فَتۡرَۃٍ  مِّنَ الرُّسُلِ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا مَا جَآءَنَا مِنۡۢ بَشِیۡرٍ وَّ لَا نَذِیۡرٍ ۫ فَقَدۡ جَآءَکُمۡ بَشِیۡرٌ وَّ نَذِیۡرٌ ؕ وَ اللّٰہُ  عَلٰی  کُلِّ  شَیۡءٍ  قَدِیۡرٌ ﴿٪۱۹﴾
Hai Ahlul Kitab, sungguh telah datang kepada kamu Rasul Kami yang  menjelaskan syariat kepadamu  pada masa jeda pengutusan rasul-rasul, supaya kamu tidak mengatakan: “Tidak pernah datang kepada kami  seorang pemberi kabar gembira dan tidak pula seorang pemberi peringatan.”  Padahal sungguh  telah datang kepadamu seorang pembawa kabar gembira  dan pemberi peringatan., dan Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. (Al-Maidah [5]:20).
       Sejarah bungkam perihal apakah ada seorang nabi Allah pernah datang di salah satu negeri di antara zaman Nabi Besar Muhammad saw.    dengan zaman Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.,  yang pasti ialah sekurang-kurangnya di antara para Ahlulkitab tiada seorang nabi pun datang dalam jangka waktu itu.
      Pada hakikatnya, dunia telah mengharap-harapkan dan bersiap-siap menerima kedatangan Juru Selamat terbesar bagi umat manusia, yakni Nabi Besar Muhammad saw., Khātamul Anbiyya (QS.33:41).  Beberapa pernyataan dari sumber yang diragukan menyebutkan bahwa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  disusul oleh beberapa nabi, di antaranya Khalid bin Salam termasuk seorang dari antara mereka. Tetapi Nabi Besar Muhammad saw. menurut riwayat pernah bersabda bahwa antara beliau dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  tidak ada nabi (Bukhari).

Masa Kedatangan Rasul Akhir Zaman

      Umat Islam di Akhir Zaman ini telah terpisah jauh dari masa  Nabi Besar Muhammad saw. yang penuh berkat – yakni terpisah selama 14 abad lebih – oleh karena hendaknya umat Islam memperhatikan peringatan Allah Swt.  yang dikemukakan oleh firman-Nya sebelum ini:
اَلَمۡ یَاۡنِ  لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا  اَنۡ  تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ  لِذِکۡرِ اللّٰہِ  وَ مَا  نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ  ۙ  وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ  عَلَیۡہِمُ  الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ  مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿۱۶﴾  اِعۡلَمُوۡۤا  اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ  تَعۡقِلُوۡنَ ﴿۱۷﴾
Apakah belum sampai waktu bagi orang-orang yang beriman, bahwa hati mereka tunduk untuk mengingat Allah dan mengingat  kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan mereka tidak  menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya, maka zaman kesejahteraan menjadi panjang atas mereka lalu   hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan dari mereka menjadi durhaka?  Ketahuilah, bahwasanya  Allah  menghidupkan bumi sesudah matinya. Sungguh Kami telah menjelaskan Tanda-tanda kepadamu supaya kamu mengerti.  (Al-Hadid [57:17-18).
      Terjawablah pertanyaan: “Mengapa  saat ini   di kalangan umat Islam tindak kekerasan  dan korupsi   telah  menghapus citra Rahmatan lil ‘alamin Nabi Besar Muhammad saw. (QS.21:108) dan gelar “umat terbaik” yang dibangkitkan untuk manfaat seluruh  alam (QS.:2:144; QS.3:111)?”
       Dengan demikian benarlah pernyataan Allah Swt. dalam Surah Yā Sīn sebelum ini kepada Nabi Besar Muhammad saw. mengenai Sunnah-Nya:
لِتُنۡذِرَ قَوۡمًا مَّاۤ  اُنۡذِرَ اٰبَآؤُہُمۡ فَہُمۡ غٰفِلُوۡنَ ﴿﴾
Supaya engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang bapak-bapaknya (leluhurnya) belum pernah diberi peringatan karena itu  mereka  lalai. (Yā Sīn [36]:7).

(Bersambung).


Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 4 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma

2 komentar:

  1. Jadi diantara masa nabi isa as dan nabi muhammad saw ,tidak ada nabi ya admin?

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus