بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN
BAB 7
Masa Jeda Kedatangan Rasul Allah
di Kalangan Umat Islam
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam BAB
5 dan BAB 6 telah dijelaskan mengenai Sunnatullah
yang terjadi di kalangan bangsa Arab
(Bani Isma’il) dan Bani Israil, yakni
semakin kerasnya hati mereka
akibat hujan ruhani berupa wahyu Ilahi dalam waktu yang sangat lama
tidak turun kepada mereka, sehingga kebanyakan mereka menjadi orang-orang
yang fasiq (durhaka). Berikut peringatan Allah Swt. kepada umat
Islam, firman-Nya:
اَلَمۡ
یَاۡنِ لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡ
تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ لِذِکۡرِ اللّٰہِ وَ مَا
نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ ۙ وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا
الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ
عَلَیۡہِمُ الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ
قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ مِّنۡہُمۡ
فٰسِقُوۡنَ ﴿۱۶﴾ اِعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا
ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ
تَعۡقِلُوۡنَ ﴿۱۷﴾
Apakah belum
sampai waktu bagi orang-orang yang beriman, bahwa hati mereka tunduk untuk mengingat Allah
dan mengingat kebenaran yang telah turun kepada mereka,
dan mereka tidak menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab
sebelumnya, maka zaman kesejahteraan
menjadi panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras, dan kebanyakan
dari mereka menjadi durhaka? Ketahuilah, bahwasanya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya.
Sungguh Kami telah menjelaskan
Tanda-tanda kepadamu supaya kamu mengerti. (Al-Hadid [57:17-18).
Masa Jeda Pengutusan Rasul Allah antara
Masa Nabi Isma’il a.s. dan Nabi Besar
Muhammad saw.
Memang
benar bahwa jarak masa kenabian
antara Nabi Musa a.s. dengan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. sekitar 14 abad (1400)
tahun, tetapi di antara masa kedua rasul Allah
tersebut Allah Swt. senantiasa mengutus para rasul di kalangan Bani
Israil, namun demikian hati
mereka – akibat penekanan hukum Taurat
pada masalah pembalasan (QS.5:46 ) – menjadi
keras, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ
بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ
اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا
تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ
فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ ۫ وَ
فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا
قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh
Kami benar-benar telah memberikan Alkitab kepada Musa dan Kami mengikutkan
rasul-rasul di belakangnya, Kami
memberikan kepada Isa Ibnu Maryam
Tanda-tanda yang nyata, dan juga Kami memperkuatnya dengan Ruhulqudus. Maka apakah patut setiap datang kepada kamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak
disukai oleh dirimu kamu berlaku takabur, lalu sebagian
kamu dustakan dan sebagian lainnya
kamu bunuh? Dan mereka berkata: ”Hati kami tertutup.” Tidak, bahkan Allah
telah mengutuk mereka karena kekafiran
mereka maka sedikit sekali apa yang
mereka imani. (Al-Baqarah [2]:88-89).
Ada
pun jarak waktu antara Nabi
Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il a.s. dengan masa Nabi Besar Muhammad saw. sekitar
3000 tahun; sedangkan jarak waktu
antara Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. dengan Nabi Besar Muhammad adalah sekitar 6 abad (600 tahun), karena itu
bisa dibayangkan bagaimana telah kerasnya hati Bani Isma’il (bangsa Arab)
mau pun keadaan hati umat beragama di masa pengutusan Nabi Besar Muhammad saw., sehingga
berbagai bentuk kefasikan dan kemusyrikan
telah sedemikian rupa merebaknya, firman-Nya:
ظَہَرَ
الۡفَسَادُ فِی الۡبَرِّ وَ الۡبَحۡرِ بِمَا کَسَبَتۡ اَیۡدِی النَّاسِ لِیُذِیۡقَہُمۡ بَعۡضَ الَّذِیۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّہُمۡ یَرۡجِعُوۡنَ ﴿۴۱﴾ قُلۡ سِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ
فَانۡظُرُوۡا کَیۡفَ کَانَ
عَاقِبَۃُ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلُ ؕ کَانَ
اَکۡثَرُہُمۡ مُّشۡرِکِیۡنَ ﴿۴۲﴾ فَاَقِمۡ وَجۡہَکَ لِلدِّیۡنِ الۡقَیِّمِ مِنۡ
قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ یَوۡمٌ لَّا مَرَدَّ لَہٗ مِنَ اللّٰہِ یَوۡمَئِذٍ یَّصَّدَّعُوۡنَ ﴿۴۳﴾ مَنۡ کَفَرَ فَعَلَیۡہِ کُفۡرُہٗ ۚ وَ مَنۡ
عَمِلَ صَالِحًا فَلِاَنۡفُسِہِمۡ یَمۡہَدُوۡنَ ﴿ۙ۴۴﴾ لِیَجۡزِیَ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنۡ فَضۡلِہٖ ؕ اِنَّہٗ
لَا یُحِبُّ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿۴۵﴾
Kerusakan telah meluas di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya dirasakan kepada mereka akibat sebagian perbuatan yang mereka lakukan, supaya mereka kembali dari kedurhakaannya. Katakanlah: ”Berjalanlah di bumi lalu lihatlah bagaimana buruknya akibat
bagi orang-orang sebelum kamu ini.
Kebanyakan mereka itu orang-orang musyrik.” Maka hadapkanlah wajah engkau kepada agama yang
lurus, sebelum datang dari Allah hari
yang tidak dapat dihindarkan, pada
hari itu orang-orang beriman dan
kafir akan terpisah. (Al-Rūm [30]:42-44).
Masa Jeda Pengutusan Rasul Allah antara
Masa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. dan Nabi
Besar Muhammad saw.
Masalah pokok dalam
ayat-ayat sebelumnya (QS.30:31-41) menimbulkan
dan meresapkan pada manusia, keimanan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, Yang menciptakan,
mengatur, dan membimbing segala kehidupan. Dalam ayat sekarang ini kita diberi
tahu, bahwa bila kegelapan (kesesatan)
menyelimuti muka bumi dan manusia melupakan
Allah Swt. dan menaklukkan diri
sendiri kepada penyembahan tuhan-tuhan
yang dikhayalkan dan diciptakan oleh mereka sendiri, maka Allah Swt. membangkitkan
seorang rasul Allah untuk
mengembalikan gembalaan (kaumnya) yang
tersesat ke haribaan Majikan-nya.
“Permulaan
abad ketujuh adalah masa kekacauan nasional dan sosial, dan agama sebagai
kekuatan akhlak, telah lenyap dan telah jatuh, menjadi hanya semata-mata
tatacara dan upacara adat belaka; dan agama-agama besar di dunia sudah tidak
lagi berpengaruh sehat pada kehidupan para penganutnya. Api suci yang
dinyalakan oleh Zoroaster, Musa, dan Isa a.m.s. di dalam aliran darah manusia
telah padam. Dalam abad kelima dan keenam, dunia beradab berada di tepi jurang
kekacauan.
Nampaknya peradaban besar yang telah memerlukan waktu empat ribu
tahun lamanya untuk menegakkannya telah berada di tepi jurang........ Peradaban
laksana pohon besar yang daun-daunnya telah menaungi dunia dan dahan-dahannya
telah menghasilkan buah-buahan emas dalam kesenian, keilmuan, kesusatraan,
sudah goyah, batangnya tidak hidup lagi dengan mengalirkan sari pengabdian dan
pembaktian, tetapi telah busuk hingga terasnya (“Emotion as the Basis of Civilization” dan “Spirit of Islam”).
Demikianlah keadaan umat manusia pada waktu
Nabi Besar Muhammad saw., Guru umat manusia terbesar, muncul pada pentas dunia,
dan tatkala syariat yang paling sempurna
dan terakhir diturunkan dalam bentuk
Al-Quran, sebab syariat yang sempurna hanya dapat diturunkan bila semua atau
kebanyakan keburukan -- teristimewa
yang dikenal sebagai akar keburukan --
menampakkan diri telah menjadi mapan.
Kata-kata “daratan dan lautan”
dapat diartikan: (a) bangsa-bangsa yang kebudayaan dan peradabannya
hanya semata-mata berdasar pada akal serta pengalaman manusia, dan
bangsa-bangsa yang kebudayaannya serta peradabannya didasari oleh wahyu Ilahi; (b)
orang-orang yang hidup di benua-benua dan orang-orang yang hidup di
pulau-pulau. Ayat ini berarti, bahwa semua bangsa di dunia telah menjadi rusak
sampai kepada intinya, baik secara politis, sosial maupun akhlaki.
Masa Jeda Pengutusan Rasul Allah antara
Masa Nabi
Besar Muhammad saw. dan Masa Sekarang
Pendek kata, jangankan di
kalangan bangsa Arab (Bani Isma’il), sejak Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
Allah Swt. selama ribuan tidak pernah mengutus seorang rasul Allah hingga masa Nabi
Besar Muhammad saw. sehingga hati
mereka menjadi keras membatu dan
menjadi bangsa jahiliyah, hal yang sama dapat terjadi juga di kalangan umat
beragama pun jika mereka semakin jauh dari masa kenabian yang penuh berkat,
firman-Nya mengenai pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.:
یٰۤاَہۡلَ الۡکِتٰبِ قَدۡ جَآءَکُمۡ رَسُوۡلُنَا یُبَیِّنُ لَکُمۡ عَلٰی فَتۡرَۃٍ مِّنَ الرُّسُلِ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا مَا جَآءَنَا
مِنۡۢ بَشِیۡرٍ وَّ لَا نَذِیۡرٍ ۫ فَقَدۡ جَآءَکُمۡ بَشِیۡرٌ وَّ نَذِیۡرٌ ؕ وَ
اللّٰہُ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ
﴿٪۱۹﴾
Hai Ahlul Kitab, sungguh telah datang
kepada kamu Rasul Kami yang menjelaskan syariat kepadamu pada
masa jeda pengutusan rasul-rasul, supaya kamu tidak mengatakan: “Tidak pernah datang kepada kami seorang pemberi kabar gembira dan tidak pula seorang pemberi peringatan.” Padahal
sungguh telah datang kepadamu seorang
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan., dan Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. (Al-Maidah
[5]:20).
Sejarah bungkam perihal apakah
ada seorang nabi Allah pernah datang
di salah satu negeri di antara zaman Nabi Besar Muhammad saw. dengan
zaman Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., yang pasti ialah sekurang-kurangnya di
antara para Ahlulkitab tiada seorang nabi
pun datang dalam jangka waktu itu.
Pada hakikatnya, dunia telah
mengharap-harapkan dan bersiap-siap menerima kedatangan Juru Selamat terbesar
bagi umat manusia, yakni Nabi Besar Muhammad saw., Khātamul Anbiyya (QS.33:41). Beberapa pernyataan dari sumber yang diragukan
menyebutkan bahwa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. disusul oleh beberapa nabi, di antaranya Khalid bin Salam termasuk seorang dari antara mereka. Tetapi Nabi
Besar Muhammad saw. menurut riwayat pernah bersabda bahwa antara beliau dan
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tidak ada nabi (Bukhari).
Masa Kedatangan Rasul Akhir Zaman
Umat Islam di Akhir Zaman ini telah terpisah jauh dari
masa
Nabi Besar Muhammad saw. yang penuh berkat – yakni terpisah selama 14 abad lebih – oleh karena hendaknya
umat Islam memperhatikan peringatan
Allah Swt. yang dikemukakan oleh
firman-Nya sebelum ini:
اَلَمۡ
یَاۡنِ لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡ
تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ لِذِکۡرِ اللّٰہِ وَ مَا
نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ ۙ وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا
الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ
عَلَیۡہِمُ الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ
قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ مِّنۡہُمۡ
فٰسِقُوۡنَ ﴿۱۶﴾ اِعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا
ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ
تَعۡقِلُوۡنَ ﴿۱۷﴾
Apakah belum
sampai waktu bagi orang-orang yang beriman, bahwa hati mereka tunduk untuk mengingat Allah
dan mengingat kebenaran yang telah turun kepada mereka,
dan mereka tidak menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab
sebelumnya, maka zaman kesejahteraan
menjadi panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras, dan kebanyakan
dari mereka menjadi durhaka? Ketahuilah, bahwasanya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya.
Sungguh Kami telah menjelaskan
Tanda-tanda kepadamu supaya kamu mengerti. (Al-Hadid [57:17-18).
Terjawablah pertanyaan: “Mengapa
saat ini di
kalangan umat Islam tindak kekerasan dan korupsi
telah
menghapus citra Rahmatan lil ‘alamin Nabi
Besar Muhammad saw. (QS.21:108) dan gelar “umat
terbaik” yang dibangkitkan untuk manfaat seluruh alam (QS.:2:144; QS.3:111)?”
Dengan
demikian benarlah pernyataan Allah Swt. dalam Surah Yā Sīn sebelum ini kepada Nabi Besar Muhammad saw. mengenai Sunnah-Nya:
لِتُنۡذِرَ قَوۡمًا مَّاۤ اُنۡذِرَ اٰبَآؤُہُمۡ فَہُمۡ غٰفِلُوۡنَ ﴿﴾
Supaya engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang bapak-bapaknya (leluhurnya) belum
pernah diberi peringatan karena itu mereka
lalai. (Yā Sīn [36]:7).
(Bersambung).
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 4 Ramadhan 2012
Ki Langlang
Buana Kusuma
Jadi diantara masa nabi isa as dan nabi muhammad saw ,tidak ada nabi ya admin?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus