بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN
BAB 8
Mayoritas Umat Menentang Rasul Allah
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Ayat yang
dibahas sebelumnya adalah:
لِتُنۡذِرَ قَوۡمًا مَّاۤ اُنۡذِرَ اٰبَآؤُہُمۡ فَہُمۡ غٰفِلُوۡنَ ﴿﴾
Supaya engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang bapak-bapaknya (leluhurnya) belum
pernah diberi peringatan karena itu mereka
lalai. (Yā Sīn [36]:7).
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman:
لَقَدۡ حَقَّ
الۡقَوۡلُ عَلٰۤی اَکۡثَرِہِمۡ فَہُمۡ لَا
یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾
Sungguh perkataan itu benar-benar telah berlaku atas kebanyakan mereka
karena itu mereka tidak beriman (Yā
Sīn [36]:8).
Pembangkangan Iblis
Yang dimaksud dengan “perkataan” dalam
ayat tersebut adalah firman Allah
Swt. yang juga merupakan sunnah-Nya bahwa ketika Allah Swt. mengutus rasul Allah yang kedatangannya
dijanjikan kepada suatu kaum maka kebanyakan kaum tersebut akan mendustakan dan menentangnya dengan keras, sebagaimana yang dijanjikan iblis terhadap Adam dan para pengikutnya,
firman-Nya:
وَ لَقَدۡ
خَلَقۡنٰکُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنٰکُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ ٭ۖ فَسَجَدُوۡۤا اِلَّاۤ
اِبۡلِیۡسَ ؕ لَمۡ یَکُنۡ مِّنَ
السّٰجِدِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ مَا مَنَعَکَ اَلَّا تَسۡجُدَ اِذۡ اَمَرۡتُکَ ؕ قَالَ اَنَا خَیۡرٌ مِّنۡہُ ۚ خَلَقۡتَنِیۡ مِنۡ نَّارٍ وَّ خَلَقۡتَہٗ
مِنۡ طِیۡنٍ ﴿﴾ قَالَ
فَاہۡبِطۡ مِنۡہَا فَمَا یَکُوۡنُ لَکَ اَنۡ تَتَکَبَّرَ فِیۡہَا فَاخۡرُجۡ اِنَّکَ مِنَ الصّٰغِرِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ
اَنۡظِرۡنِیۡۤ اِلٰی یَوۡمِ یُبۡعَثُوۡنَ ﴿﴾ قَالَ
اِنَّکَ مِنَ الۡمُنۡظَرِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ
فَبِمَاۤ اَغۡوَیۡتَنِیۡ
لَاَقۡعُدَنَّ لَہُمۡ صِرَاطَکَ الۡمُسۡتَقِیۡمَ ﴿ۙ﴾ ثُمَّ
لَاٰتِیَنَّہُمۡ مِّنۡۢ بَیۡنِ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مِنۡ خَلۡفِہِمۡ وَ عَنۡ اَیۡمَانِہِمۡ وَ عَنۡ شَمَآئِلِہِمۡ ؕ
وَ لَا تَجِدُ اَکۡثَرَہُمۡ شٰکِرِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ
اخۡرُجۡ مِنۡہَا مَذۡءُوۡمًا مَّدۡحُوۡرًا ؕ لَمَنۡ تَبِعَکَ مِنۡہُمۡ
لَاَمۡلَـَٔنَّ جَہَنَّمَ مِنۡکُمۡ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh Kami
benar-benar telah menciptakan kamu, kemudian Kami memberi kamu bentuk, lalu Kami berfirman kepada para malaikat: ”Sujudlah yakni patuhlah sepenuhnya kamu kepada Adam", maka mereka
sujud kecuali iblis, ia tidak
termasuk orang-orang yang sujud.
Dia berfirman: “Apa yang telah menghalangi engkau sehingga engkau
tidak sujud yakni patuh sepenuhnya ketika
Aku memberi perintah kepada engkau?”
Ia (Iblis) berkata: “Aku lebih baik
daripada dia, Engkau menciptakan aku
dari api dan Engkau menciptakan dia
dari tanah liat.” Dia berfirman: ”Jika demikian,
pergilah engkau darinya, karena
sekali-kali tidak patut bagi engkau berlaku takabur di dalamnya, karena itu
keluarlah, sesungguhnya engkau
termasuk di antara orang-orang yang hina.” Ia, Iblis, berkata: “Berilah aku tangguh sampai hari mereka dibangkitkan.” Dia berfirman: “Sesungguhnya engkau
termasuk orang-orang yang diberi tangguh.” Ia, Iblis, berkata: “Karena Engkau
telah menyatakan aku sesat, niscaya aku akan menghadang mereka di jalan Engkau yang lurus, kemudian niscaya
akan aku datangi mereka dari depan
mereka, dari belakang mereka, dari kanan mereka, dan dari kiri mereka,
dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur.” Dia berfirman: “Keluarlah engkau darinya dengan
terhina dan terusir, barangsiapa
dari mereka mengikuti engkau,
niscaya akan Aku penuhi Jahannam
dengan kamu semua.” (Al-A’raf
[7]:13-19). Lihat
pula (QS.2:31-35; QS.15:29 & 33 QS.17:62; QS.18:51;
QS.20:117; QS.38:72-77).
Mayoritas Penghuni Neraka Jahannam
Firman Allah Swt. dalam ayat-ayat
tersebut mengandung makna yang sangat
dalam, dan penulis telah membahasnya
secara rinci dalam Blog KISAH-KISAH
MONUMENTAL DALAM AL-QURAN, alam kesempatan ini – sesuai dengan pokok bahasan –
hanya akan membahas ayat terakhir, firman-Nya:
قَالَ اخۡرُجۡ مِنۡہَا مَذۡءُوۡمًا
مَّدۡحُوۡرًا ؕ لَمَنۡ تَبِعَکَ مِنۡہُمۡ لَاَمۡلَـَٔنَّ جَہَنَّمَ مِنۡکُمۡ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿﴾
Dia
berfirman: “Keluarlah engkau darinya dengan terhina dan terusir, barangsiapa dari mereka mengikuti engkau, niscaya akan Aku penuhi Jahannam dengan kamu semua.” (Al-A’raf [7]:13-19).
Sehubungan dengan isi neraka jahannam tersebut dalam bagian lain dari Surah Al-A'rāf Allah Swt. berfirman:
وَ لَقَدۡ
ذَرَاۡنَا لِجَہَنَّمَ کَثِیۡرًا مِّنَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ ۫ۖ لَہُمۡ قُلُوۡبٌ لَّا یَفۡقَہُوۡنَ بِہَا ۫ وَ
لَہُمۡ اَعۡیُنٌ لَّا یُبۡصِرُوۡنَ بِہَا ۫ وَ لَہُمۡ اٰذَانٌ لَّا یَسۡمَعُوۡنَ
بِہَا ؕ اُولٰٓئِکَ کَالۡاَنۡعَامِ بَلۡ ہُمۡ اَضَلُّ ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمُ
الۡغٰفِلُوۡنَ ﴿﴾
Dan
sungguh Kami benar-benar telah
menjadikan untuk penghuni Jahannam banyak di antara jin dan manusia, mereka memiliki hati tetapi mereka tidak mengerti dengannya,
mereka memiliki mata tetapi mereka tidak melihat dengannya, mereka memiliki telinga tetapi mereka tidak mendengar
dengannya, mereka itu seperti
binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat. Mereka itulah orang-orang
yang lalai. (Al-A’rāf [7]:13-19).
Oleh karena itu jika di masa-masa
awal kenabian jumlah para penentang rasul Allah jauh lebih banyak daripada jumlah pengikut para rasul Allah yang sangat sedikit, hal itu
sesuai dengan firman Allah Swt. tersebut, dan itulah sebabnya Allah Swt. telah menyatakan bahwa jumlah
para penentang Rasul Allah yang super
mayoritas tidak dapat dijadikan acuan
untuk “menghakimi” kebenaran pendakwaan seorang rasul Allah, sebab jika demikian maka seluruh rasul Allah dan pengikutnya –
termasuk Nabi Besar Muhammad saw. – adalah “orang-orang sesat” karena jumlah
mereka sangat sedikit (minoritas), bahkan setiap rasul Allah datang seorang diri, firman-Nya:
وَ اِنۡ
تُطِعۡ اَکۡثَرَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ یُضِلُّوۡکَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ ؕ اِنۡ یَّتَّبِعُوۡنَ اِلَّا الظَّنَّ وَ اِنۡ ہُمۡ اِلَّا یَخۡرُصُوۡنَ ﴿﴾
Dan jika engkau mentaati
kebanyakan orang di bumi, mereka akan
menyesatkan engkau dari jalan Allah, tidak lain yang mereka ikuti melainkan prasangka,
dan mereka tidak lain hanya membuat-buat
kebohongan. (Al-An’ām [6]:117).
Hati yang Membatu
Begitu kerasnya kedegilan hati mereka itu, sehingga sekali pun berbagai macam Tanda (mukjizat) dari Allah Swt. -- yang
mendukung kebenaran pendakwaan para rasul Allah tersebut -- terjadi di hadapan mereka, tetapi mereka tetap saja
akan mendustakan dan menentang keras para rasul Allah
tersebut, firman-Nya:
وَ لَوۡ اَنَّنَا نَزَّلۡنَاۤ اِلَیۡہِمُ الۡمَلٰٓئِکَۃَ وَ کَلَّمَہُمُ الۡمَوۡتٰی
وَ حَشَرۡنَا عَلَیۡہِمۡ
کُلَّ شَیۡءٍ قُبُلًا مَّا کَانُوۡا لِیُؤۡمِنُوۡۤا اِلَّاۤ اَنۡ یَّشَآءَ اللّٰہُ وَ لٰکِنَّ
اَکۡثَرَہُمۡ یَجۡہَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا
لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا شَیٰطِیۡنَ الۡاِنۡسِ وَ الۡجِنِّ یُوۡحِیۡ بَعۡضُہُمۡ
اِلٰی بَعۡضٍ زُخۡرُفَ الۡقَوۡلِ غُرُوۡرًا ؕ وَ لَوۡ شَآءَ رَبُّکَ مَا فَعَلُوۡہُ فَذَرۡہُمۡ
وَ مَا یَفۡتَرُوۡنَ ﴿﴾ وَ لِتَصۡغٰۤی اِلَیۡہِ اَفۡـِٕدَۃُ الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَۃِ وَ لِیَرۡضَوۡہُ وَ لِیَقۡتَرِفُوۡا مَا ہُمۡ مُّقۡتَرِفُوۡنَ ﴿﴾
Dan seandainya pun Kami
benar-benar menurunkan malaikat-malaikat kepada mereka, orang-orang
yang telah mati berbicara dengan mereka, dan Kami mengumpulkan segala sesuatu
berhadap-hadapan di
depan mereka, mereka sekali-kali tidak
akan beriman, kecuali jika Allah
menghendaki, tetapi kebanyak-an
mereka berlaku jahil. Dan dengan
cara demikian Kami telah menjadikan musuh bagi setiap nabi yaitu syaitan-syaitan di antara
manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian lainnya kata-kata indah untuk mengelabui,
dan jika Tuhan engkau menghendaki mereka tidak akan mengerjakannya, maka biarkanlah mereka dengan apa-apa yang
mereka ada-adakan, dan supaya
hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat cenderung kepada bisikan itu,
mereka menyukainya dan supaya mereka
mengusahakan apa yang sedang mereka
usahakan (Al-An’ām [6]:112-114).
Salah
satu tugas malaikat-malaikat adalah membisikkan kepada manusia
pikiran-pikiran baik untuk mengajak mereka kepada kebenaran (QS.41:32, 33). Kadangkala
mereka melaksanakan tugas-tugas ini melalui mimpi-mimpi
dan kasyaf-kasyaf. Orang-orang bertakwa
yang sudah meninggal dunia nampak kepada
manusia dalam mimpi untuk membenarkan pendakwaan
nabi-nabi.
Ada satu cara lain “orang-orang
yang sudah mati bercakap-cakap kepada manusia”, yakni bila suatu umat yang secara ruhani sudah mati mereka dihidupkan
kembali untuk memperoleh kehidupan ruhani
baru oleh ajaran rasul Allah yang
mereka imani, kelahiran-baru ruhani
mereka itu seakan-akan berbicara
kepada orang-orang kafir dan memberikan
kesaksian terhadap kebenaran pendakwaannya itu.
Kata-kata “Kami mengumpulkan segala sesuatu berhadap-hadapan di depan mereka” itu menunjuk
kepada kesaksian dari berbagai-bagai
benda alam yang memberi kesaksian
terhadap kebenaran seorang rasul Allah dalam bentuk gempa, wabah,
kelaparan, peperangan, dan azab-azab lainnya (QS.17:16). Dengan demikian alam sendiri nampaknya gusar terhadap orang-orang yang ingkar; unsur-unsur alam itu sendiri memerangi mereka.
Kata-kata manusia dan jin yang terdapat pada banyak tempat dalam ayat-ayat Al-Quran bukan berarti dua jenis makhluk Allah yang berlainan melainkan dua golongan manusia, yakni ins (manusia) mengisyaratkan kepada orang-orang awam atau rakyat jelata, sedangkan jin dikatakan kepada orang-orang besar atau pemuka kamum yang biasa hidup memisahkan diri dari rakyat jelata (ins) dan tidak berbaur dengan mereka, sehingga boleh dikatakan "tinggal tersembunyi" dari penglihatan umum.
Dengan demikian benarlah firman Allah Swt. di awal uraian ini – yang juga
merupakan sunnah-Nya mengenai orang-orang
kafir ketika rasul Allah diutus kepada mereka – firman-Nya:
لَقَدۡ حَقَّ الۡقَوۡلُ عَلٰۤی اَکۡثَرِہِمۡ فَہُمۡ لَا
یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾
Sungguh perkataan itu benar-benar telah berlaku atas kebanyakan mereka
karena itu mereka tidak beriman (Yā
Sīn [36]:8).
(Bersambung).
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 4 Ramadhan 2012
Ki Langlang
Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar