بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN
JANTUNG AL-QURAN
BAB 11
Perumpamaan Penduduk Sebuah Kota
Oleh
Ki Langlang
Buana Kusuma
Dalam BAB 10 telah dikemukakan 11 point kesimpulan dari Surah Yā Sīn rukuk I (ayat 1-13).
Sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud Yā Sīn adalah Nabi Besar
Muhammad saw., yang dilahir di kota Makkah,
sebagai bentuk pengabulan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim a.s. dan
puteranya -- yakni Nabi Isma’il a.s. --
sekitar 3000 tahun sebelumnya, firman-Nya:
وَ اِذۡ یَرۡفَعُ اِبۡرٰہٖمُ الۡقَوَاعِدَ مِنَ الۡبَیۡتِ وَ اِسۡمٰعِیۡلُ ؕ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ
مِنَّا ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ السَّمِیۡعُ الۡعَلِیۡمُ ﴿﴾
رَبَّنَا
وَ اجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَیۡنِ لَکَ وَ مِنۡ ذُرِّیَّتِنَاۤ اُمَّۃً مُّسۡلِمَۃً لَّکَ ۪ وَ اَرِنَا مَنَاسِکَنَا وَ تُبۡ
عَلَیۡنَا ۚ اِنَّکَ اَنۡتَ التَّوَّابُ
الرَّحِیۡمُ ﴿﴾
رَبَّنَا
وَ ابۡعَثۡ فِیۡہِمۡ رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِکَ وَ یُعَلِّمُہُمُ الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ وَ یُزَکِّیۡہِمۡ ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ
﴿﴾٪
Dan ingatlah
ketika Ibrahim dan Isma’il meninggikan dasar-dasar
yakni pondasi Rumah itu
sambil mendoa: “Ya Tuhan kami, terimalah amal ini dari kami, sesungguhnya
Engkau benar-benar Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami,
jadikanlah kami berdua orang yang
berserah diri kepada Engkau, dan juga
dari
antara keturunan kami jadikanlah satu umat yang berserah diri kepada Engkau, perlihatkanlah kepada kami cara-cara ibadah kami dan terimalah taubat kami, sesungguhnya
Engkau benar-benar Maha Penerima Taubat,
Maha Penyayang. “Ya Tuhan kami, bangkitkanlah seorang
rasul di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan Ayat-ayat Engkau kepada
mereka, yang mengajarkan Kitab dan hikmah kepada mereka serta
akan mensucikan mereka, sesungguhnya
Engkau benar-benar Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah [2]:128-130).
Makkah, Pusat Peribadahan Seluruh
Umat Manusia
Doa tersebut dipanjatkan Nabi Ibrahim
a.s. ketika beliau a.s. dibantu Nabi
Isma’il a.s. mendirikan kembali Ka’bah
(Baitullah) di lembah Bakkah atau Makkah (QS.3:97-98). Saat itu tempat tersebut baru dihuni oleh Nabi Isma’il a.s. dan
ibunya, Siti Hajar, dan belum menjadi sebuah kota – yang disebut Makkah
– namun demikian Nabi Ibrahim a.s. meyakini
bahwa tempat yang kering-gersang tersebut akan menjadi suatu kota yang akan menjadi pusat peribadahan
umat manusia dari seluruh dunia (QS.2:126-127; QS.3:97-98; QS.14:36-38; QS.22:27-34; QS.28:58).
Sehubungan dengan kenyataan tersebut maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perumpamaan “penduduk sebuah kota” adalah Surah Yā Sīn berikut ini adalah kota Makkah,
firman-Nya:
وَ اضۡرِبۡ لَہُمۡ مَّثَلًا اَصۡحٰبَ الۡقَرۡیَۃِ ۘ اِذۡ جَآءَہَا الۡمُرۡسَلُوۡنَ ﴿ۚ۱۳﴾
Dan
kemukakanlah bagi mereka misal mengenai penduduk
suatu kota ketika orang-orang yang diutus (rasul-rasul) datang
kepada mereka. (Yā Sīn [36]:14)
Qaryah
dapat berarti sesuatu kota atau tempat, atau secara kiasan dapat dipakai dalam arti seluruh
dunia. Jadi ash-hab-al-qaryah dapat berarti umat manusia umumnya. Atau
kata yang berarti kota tertentu itu dapat
mengisyaratkan kepada kota Makkah, yang
kemudian menjadi ialah Pusat dan Benteng Islam.
Makna “2 Orang Rasul” yang Pertama Diutus
Dalam hal ini kata “orang-orang yang diutus” (rasul-rasul) akan berlaku untuk Nabi Besar Muhammad saw. yang menampilkan di dalam diri beliau saw. semua
rasul dan nabi Allah (QS.77:112),
karena sebagaimana halnya agama Islam
(Al-Quran) adalah ibarat samudera luas yang ke dalamnya semua sungai agama bermuara, demikian pula halnya pribadi Nabi Besar
Muhammad saw. merupakan himpunan akhlak-akhlak terpuji dari seluruh rasul Allah yang diutus sebelum beliau
saw..
Selanjutnya Allah
Swt. berfirman:
اِذۡ
اَرۡسَلۡنَاۤ اِلَیۡہِمُ اثۡنَیۡنِ فَکَذَّبُوۡہُمَا فَعَزَّزۡنَا بِثَالِثٍ
فَقَالُوۡۤا اِنَّاۤ اِلَیۡکُمۡ مُّرۡسَلُوۡنَ
﴿﴾
Ketika Kami
mengirimkan kepada mereka dua orang
rasul, maka mereka mendustakan keduanya, maka Kami memperkuat dengan yang ketiga,
lalu mereka berkata: “Sesungguhnya
kami adalah rasul-rasul kepada kamu.” (Yā Sīn [36]:14).
Yang dimaksud dengan kalimat “Kami mengirimkan kepada mereka dua orang rasul, maka mereka mendustakan kedua-nya, (1) dapat merujuk
kepada Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il
a.s., sebab kedua Rasul Allah itulah
yang pertama kali mendatangi lembah
Bakkah (Makkah) dan membangun kembali
Ka’bah (Baitullah), dan kedua ayah dan anak tersebut telah
dijadikan obyek persumpahan oleh
Allah Swt. mengenai akan kembalinya atau singgahnya
Nabi Besar Muhammad saw. ke Makkah
setelah sebelumnya terpaksa harus hijrah
dari Makkah ke Madinah karena mendapat
berbagai bentuk ancaman dari
para pemuka kaum kafir Quraisy pimpinan Abu Jahal (QS.8:31), firman-Nya:
لَاۤ اُقۡسِمُ بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿ ﴾ وَ اَنۡتَ حِلٌّۢ بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿ ﴾ وَ وَالِدٍ وَّ مَا وَلَدَ ۙ﴿ ﴾ لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِیۡ کَبَدٍ ؕ﴿ ﴾
Aku
benar-benar bersumpah dengan kota ini, dan engkau akan singgah di kota ini. Dan [Aku
bersumpah] demi ayah dan anak,
sesungguhnya Kami telah menciptakan insan
(manusia) supaya bekerja keras (Al-Balad
[90]:2-5).
Kalimat “Kami mengirimkan kepada mereka dua orang rasul, maka mereka mendustakan keduanya, dapat pula
Nabi Musa a.s. dan Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. Pengutusan. Nabi Besar Muhammad saw. “memperkuat” Nabi Musa
a.s. dan Isa Ibnu Maryam a.s. dengan
tersempurnanya dalam wujud beliau nubuatan-nubuatan
yang telah dibuat kedua rasul itu mengenai kedatangan beliau saw. (Ulangan 18:18 & Matius 21:33-46 dan QS.46:11). Demikian pula Nabi Besar Muhammad saw. “memperkuat” Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il
a.s., karena dalam wujud beliau telah menjadi sempurna doa mereka yang tercantum dalam QS.2:129-130.
Sunnatullah Pendustaan
dan Penentangan
Namun sudah merupakan ketetapan Sunnah Allah sebagaimana telah
dijelaskan mengenai ayat-ayat Surah
sebelumnya (QS.36:2-14) bahwa
akibat telah kerasnya hati kaum-kaum tersebut maka ketiga
rasul Allah Swt. tersebut didustakan
dan ditentang keras, firman-Nya:
قَالُوۡا مَاۤ
اَنۡتُمۡ اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُنَا
ۙ وَ مَاۤ اَنۡزَلَ الرَّحۡمٰنُ مِنۡ شَیۡءٍ ۙ اِنۡ اَنۡتُمۡ
اِلَّا تَکۡذِبُوۡنَ ﴿﴾
Mereka
berkata: ”Kamu
sekali-kali tidak lain hanya manusia seperti kami, dan Tuhan Yang Maha Pemurah sekali-kali tidak
menurunkan sesuatu, kamu tidak lain hanya berdusta belaka.” (Yā Sīn [36]:16).
Kalimat “Kamu sekali-kali tidak lain hanya
manusia seperti kami“ merupakan alasan
klasik yang selalu dijadikan salah satu
alasan oleh para penentang rasul Allah di setiap zaman, bahwa
seharusnya rasul Allah yang diutus
kepada mereka harus berupa malaikat
atau makhluk
lain yang berbeda dengan manusia seperti mereka, firman-Nya:
وَ مَا مَنَعَ النَّاسَ اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡۤا اِذۡ
جَآءَہُمُ الۡہُدٰۤی اِلَّاۤ اَنۡ
قَالُوۡۤا اَبَعَثَ اللّٰہُ بَشَرًا رَّسُوۡلًا ﴿ ﴾
Dan sekali-kali
tidak ada yang menghalangi manusia
untuk beriman ketika petunjuk datang kepada mereka, kecuali mereka berkata: “Apakah Allah mengutus seorang manusia
sebagai rasul?” (Bani Israil [17]:95).
Firman-Nya
lagi mengenai tuduhan orang-orang musyrik dan golongan ahli Kitab terhadap Nabi
Besar Muhammad saw.:
وَ قَالَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اِنۡ ہٰذَاۤ اِلَّاۤ
اِفۡکُۨ افۡتَرٰىہُ وَ اَعَانَہٗ عَلَیۡہِ قَوۡمٌ اٰخَرُوۡنَ ۚۛ فَقَدۡ جَآءُوۡ ظُلۡمًا وَّ زُوۡرًا ۚ﴿ۛ ﴾ وَ قَالُوۡۤا اَسَاطِیۡرُ الۡاَوَّلِیۡنَ
اکۡتَتَبَہَا فَہِیَ تُمۡلٰی عَلَیۡہِ
بُکۡرَۃً وَّ اَصِیۡلًا ﴿ ﴾ قُلۡ اَنۡزَلَہُ الَّذِیۡ یَعۡلَمُ السِّرَّ فِی
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ اِنَّہٗ کَانَ
غَفُوۡرًا رَّحِیۡمًا ﴿ ﴾
Dan orang-orang kafir berkata: “Al-Quran ini
tidak lain melainkan kedustaan yang ia telah mengada-adakannya, dan
kepadanya kaum lain telah membantunya.” Sesungguhnya mereka
telah berbuat zalim dan dusta. Dan mereka berkata: ”Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, diminta supaya dituliskannya lalu
dongeng itu dibacakan kepadanya
pagi dan petang.” Katakanlah: ”Diturunkannya Alquran
oleh Dzat Yang mengetahui
rahasia seluruh langit dan bumi, sesungguhnya Dia adalah Maha Peng-ampun, Maha Penyayang.” (Al-Furqān [25]:5-7).
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 8 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar