Sabtu, 28 Juli 2012

Perumpamaan Penduduk Sebuah Kota



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

BAB 11

Perumpamaan  Penduduk Sebuah Kota


                                                                      Oleh
                                                                                
Ki Langlang Buana Kusuma



Dalam BAB 10 telah dikemukakan 11 point kesimpulan dari Surah Yā Sīn  rukuk I (ayat 1-13).   
        Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud Yā Sīn  adalah Nabi Besar Muhammad saw., yang dilahir di kota Makkah, sebagai  bentuk pengabulan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim a.s. dan puteranya -- yakni Nabi Isma’il a.s. --  sekitar 3000 tahun sebelumnya, firman-Nya:
وَ اِذۡ یَرۡفَعُ  اِبۡرٰہٖمُ  الۡقَوَاعِدَ مِنَ الۡبَیۡتِ وَ اِسۡمٰعِیۡلُ ؕ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّا ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ السَّمِیۡعُ الۡعَلِیۡمُ ﴿﴾ رَبَّنَا وَ اجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَیۡنِ لَکَ وَ مِنۡ ذُرِّیَّتِنَاۤ اُمَّۃً مُّسۡلِمَۃً  لَّکَ ۪ وَ اَرِنَا مَنَاسِکَنَا وَ تُبۡ عَلَیۡنَا ۚ اِنَّکَ اَنۡتَ التَّوَّابُ الرَّحِیۡمُ ﴿﴾  رَبَّنَا وَ ابۡعَثۡ فِیۡہِمۡ رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِکَ وَ یُعَلِّمُہُمُ الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ وَ یُزَکِّیۡہِمۡ ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾٪
Dan ingatlah ketika Ibrahim dan Isma’il meninggikan  dasar-dasar yakni pondasi Rumah itu sambil mendoa: Ya Tuhan kami,  terimalah   amal ini dari kami, sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah  diri kepada Engkau, dan juga  dari antara keturunan kami jadikanlah satu umat yang berserah diri kepada Engkau,  perlihatkanlah kepada kami cara-cara ibadah kami dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.  “Ya Tuhan kami, bangkitkanlah  seorang rasul di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan Ayat-ayat Engkau kepada mereka, yang mengajarkan Kitab  dan hikmah kepada mereka serta akan mensucikan mereka, sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah [2]:128-130).

Makkah, Pusat Peribadahan Seluruh Umat Manusia

         Doa tersebut dipanjatkan Nabi Ibrahim a.s.  ketika beliau a.s. dibantu Nabi Isma’il a.s. mendirikan kembali Ka’bah (Baitullah) di lembah Bakkah atau Makkah (QS.3:97-98). Saat itu  tempat tersebut  baru dihuni oleh Nabi Isma’il a.s. dan ibunya, Siti  Hajar,  dan belum menjadi sebuah kota – yang disebut Makkah – namun demikian Nabi Ibrahim a.s. meyakini bahwa tempat  yang kering-gersang tersebut akan menjadi suatu kota yang akan menjadi pusat peribadahan umat manusia dari seluruh dunia (QS.2:126-127; QS.3:97-98; QS.14:36-38;  QS.22:27-34; QS.28:58).
     Sehubungan dengan kenyataan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan  perumpamaan “penduduk sebuah kota” adalah Surah Yā Sīn berikut ini adalah kota Makkah, firman-Nya:
وَ اضۡرِبۡ لَہُمۡ مَّثَلًا  اَصۡحٰبَ الۡقَرۡیَۃِ ۘ اِذۡ جَآءَہَا  الۡمُرۡسَلُوۡنَ ﴿ۚ۱۳﴾
Dan kemukakanlah bagi mereka   misal mengenai  penduduk suatu kota  ketika orang-orang yang diutus (rasul-rasul) datang kepada mereka. (Yā Sīn [36]:14)
    Qaryah dapat berarti sesuatu kota atau tempat, atau secara kiasan dapat dipakai dalam arti seluruh dunia. Jadi ash-hab-al-qaryah dapat berarti umat manusia umumnya.  Atau kata yang berarti kota tertentu itu dapat mengisyaratkan kepada kota Makkah, yang kemudian menjadi ialah Pusat dan Benteng Islam.

Makna “2 Orang Rasul” yang Pertama Diutus

       Dalam hal ini kata “orang-orang yang diutus” (rasul-rasul)  akan berlaku untuk  Nabi Besar Muhammad saw.  yang menampilkan di dalam diri beliau saw. semua rasul dan nabi Allah (QS.77:112), karena sebagaimana halnya agama Islam (Al-Quran) adalah ibarat samudera luas  yang ke dalamnya semua sungai agama bermuara, demikian pula halnya pribadi Nabi Besar Muhammad saw.  merupakan himpunan akhlak-akhlak terpuji dari seluruh rasul Allah yang diutus sebelum beliau saw..
      Selanjutnya Allah Swt. berfirman:

اِذۡ  اَرۡسَلۡنَاۤ  اِلَیۡہِمُ  اثۡنَیۡنِ  فَکَذَّبُوۡہُمَا فَعَزَّزۡنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوۡۤا اِنَّاۤ  اِلَیۡکُمۡ مُّرۡسَلُوۡنَ ﴿﴾
Ketika Kami mengirimkan kepada mereka dua orang rasul,  maka mereka mendustakan keduanya, maka Kami memperkuat dengan yang ketiga, lalu mereka berkata: “Sesungguhnya  kami adalah rasul-rasul kepada  kamu.” (Yā Sīn [36]:14).
Yang dimaksud dengan kalimat “Kami mengirimkan kepada mereka dua orang rasul,  maka mereka mendustakan kedua-nya,  (1) dapat merujuk kepada  Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il a.s., sebab kedua Rasul Allah itulah yang pertama kali  mendatangi lembah Bakkah (Makkah) dan membangun kembali  Ka’bah (Baitullah),  dan kedua ayah dan anak tersebut telah dijadikan obyek persumpahan oleh Allah Swt. mengenai akan kembalinya atau singgahnya Nabi Besar Muhammad saw.   ke Makkah setelah sebelumnya terpaksa harus hijrah dari Makkah ke Madinah karena mendapat  berbagai bentuk ancaman dari para pemuka kaum kafir Quraisy pimpinan Abu Jahal (QS.8:31), firman-Nya:
لَاۤ  اُقۡسِمُ  بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿ ﴾   وَ اَنۡتَ حِلٌّۢ بِہٰذَا الۡبَلَدِ ۙ﴿ ﴾   وَ  وَالِدٍ وَّ  مَا وَلَدَ ۙ﴿ ﴾  لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِیۡ  کَبَدٍ ؕ﴿ ﴾
Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini, dan engkau akan singgah di kota ini. Dan [Aku bersumpah] demi ayah dan anak, sesungguhnya Kami telah menciptakan insan (manusia) supaya bekerja keras (Al-Balad [90]:2-5).
Kalimat “Kami mengirimkan kepada mereka dua orang rasul,  maka mereka mendustakan keduanya,   dapat pula   Nabi Musa a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Pengutusan. Nabi Besar Muhammad saw. “memperkuat” Nabi Musa a.s. dan Isa Ibnu Maryam  a.s. dengan tersempurnanya dalam wujud beliau nubuatan-nubuatan yang telah dibuat kedua rasul itu mengenai kedatangan beliau saw. (Ulangan 18:18 & Matius 21:33-46 dan QS.46:11).  Demikian pula Nabi Besar Muhammad saw.  “memperkuat” Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il a.s., karena dalam wujud beliau telah menjadi sempurna doa mereka yang tercantum dalam QS.2:129-130.

Sunnatullah Pendustaan dan Penentangan

Namun sudah merupakan ketetapan Sunnah Allah sebagaimana telah dijelaskan mengenai ayat-ayat Surah     sebelumnya (QS.36:2-14)  bahwa akibat telah kerasnya hati  kaum-kaum tersebut maka  ketiga rasul Allah Swt. tersebut didustakan dan ditentang keras, firman-Nya:
قَالُوۡا مَاۤ  اَنۡتُمۡ  اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُنَا ۙ وَ مَاۤ اَنۡزَلَ  الرَّحۡمٰنُ  مِنۡ شَیۡءٍ ۙ اِنۡ  اَنۡتُمۡ  اِلَّا تَکۡذِبُوۡنَ ﴿﴾
Mereka berkata:  ”Kamu sekali-kali tidak lain hanya  manusia seperti kami, dan Tuhan Yang Maha Pemurah sekali-kali tidak menurunkan sesuatu, kamu tidak lain hanya berdusta belaka.”  (Yā Sīn [36]:16).
      Kalimat “Kamu sekali-kali tidak lain hanya  manusia seperti kami“ merupakan alasan klasik yang selalu dijadikan salah satu  alasan oleh para penentang rasul Allah di setiap zaman, bahwa seharusnya rasul Allah yang diutus kepada mereka harus berupa malaikat atau  makhluk lain yang berbeda dengan manusia seperti mereka, firman-Nya:
وَ مَا مَنَعَ النَّاسَ اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡۤا اِذۡ جَآءَہُمُ الۡہُدٰۤی اِلَّاۤ  اَنۡ قَالُوۡۤا اَبَعَثَ اللّٰہُ   بَشَرًا  رَّسُوۡلًا ﴿ ﴾
Dan  sekali-kali tidak ada yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk datang   kepada mereka, kecuali mereka berkata: “Apakah Allah mengutus seorang manusia sebagai rasul?” (Bani Israil [17]:95).
Firman-Nya lagi mengenai tuduhan orang-orang musyrik dan golongan ahli Kitab terhadap Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ قَالَ الَّذِیۡنَ  کَفَرُوۡۤا اِنۡ ہٰذَاۤ  اِلَّاۤ  اِفۡکُۨ افۡتَرٰىہُ وَ اَعَانَہٗ  عَلَیۡہِ  قَوۡمٌ   اٰخَرُوۡنَ ۚۛ فَقَدۡ  جَآءُوۡ  ظُلۡمًا  وَّ  زُوۡرًا ۚ﴿ۛ ﴾   وَ قَالُوۡۤا اَسَاطِیۡرُ الۡاَوَّلِیۡنَ اکۡتَتَبَہَا فَہِیَ تُمۡلٰی عَلَیۡہِ  بُکۡرَۃً   وَّ اَصِیۡلًا ﴿ ﴾  قُلۡ اَنۡزَلَہُ الَّذِیۡ یَعۡلَمُ السِّرَّ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ اِنَّہٗ  کَانَ غَفُوۡرًا  رَّحِیۡمًا ﴿ ﴾  

Dan  orang-orang kafir berkata: “Al-Quran ini tidak  lain melainkan kedustaan yang ia telah  mengada-adakannya,  dan  kepadanya kaum   lain telah membantunya.” Sesungguhnya   mereka telah berbuat zalim dan dusta.  Dan mereka berkata:  Dongengan-dongengan  orang-orang dahulu, diminta supaya dituliskannya   lalu dongeng itu dibacakan kepadanya pagi dan petang.”   Katakanlah: ”Diturunkannya  Alquran oleh Dzat Yang mengetahui rahasia seluruh langit dan bumi, sesungguhnya Dia adalah Maha Peng-ampun, Maha Penyayang.” (Al-Furqān [25]:5-7).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 8 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar