Selasa, 02 Oktober 2012

Kesaksian Tubuh Manusia atas Perbuatannya




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN



Bab 93
    
Kesaksian Tubuh Manusia atas
Amal Perbuatannya 

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


Pada bagian akhir Bab sebelumnya telah menyelesaikan rangkaian  makna “bani Adam” dan “larangan menyembah syaitan” yang dikemukakan  firman-Nya berik,ut ini : 
وَ امۡتَازُوا الۡیَوۡمَ اَیُّہَا الۡمُجۡرِمُوۡنَ ﴿ ﴾   اَلَمۡ  اَعۡہَدۡ  اِلَیۡکُمۡ یٰبَنِیۡۤ  اٰدَمَ اَنۡ  لَّا تَعۡبُدُوا الشَّیۡطٰنَ ۚ اِنَّہٗ  لَکُمۡ  عَدُوٌّ مُّبِیۡنٌ ﴿ۙ ﴾   وَّ  اَنِ اعۡبُدُوۡنِیۡ ؕؔ ہٰذَا  صِرَاطٌ مُّسۡتَقِیۡمٌ ﴿ ﴾   وَ لَقَدۡ اَضَلَّ  مِنۡکُمۡ  جِبِلًّا کَثِیۡرًا ؕ اَفَلَمۡ  تَکُوۡنُوۡا تَعۡقِلُوۡنَ ﴿ ﴾  ہٰذِہٖ  جَہَنَّمُ  الَّتِیۡ  کُنۡتُمۡ  تُوۡعَدُوۡنَ ﴿    اِصۡلَوۡہَا الۡیَوۡمَ بِمَا کُنۡتُمۡ تَکۡفُرُوۡنَ ﴿ ﴾
“Dan pisahkanlah diri kamu pada hari ini, hai orang-orang yang berdosa.  Bukankah  Aku telah memerintahkan kepada kamu hai Bani Adam, bahwa  janganlah kamu menyembah syaitan sesungguhnya ia bagimu adalah  musuh yang nyata. Dan hendaknya kamu menyembah-Ku, inilah jalan yang lurus.   Dan  sungguh  syaitan benar-benar telah menyesatkan sebagian besar dari antara kamu, maka apakah ka-mu tidak mau berpikir? Inilah Jahannam yang telah dijanjikan kepada kamu.    Masukilah itu pada hari ini, disebabkan kamu dahulu selalu  mengingkari.”  (Yā Sīn [36]:60-65).

Kesaksian  Telinga, Mata dan Hati  &
Alat Perekam Mutakhir

            Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kesaksian  dari  tubuh manusia  di alam akhirat atas  perbuatan buruk yang dilakukannya di dunia:
اَلۡیَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلٰۤی اَفۡوَاہِہِمۡ وَ تُکَلِّمُنَاۤ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ تَشۡہَدُ اَرۡجُلُہُمۡ بِمَا کَانُوۡا یَکۡسِبُوۡنَ  ﴿﴾ وَ لَوۡ نَشَآءُ  لَطَمَسۡنَا عَلٰۤی  اَعۡیُنِہِمۡ فَاسۡتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰی یُبۡصِرُوۡنَ ﴿﴾  وَ لَوۡ نَشَآءُ لَمَسَخۡنٰہُمۡ عَلٰی مَکَانَتِہِمۡ فَمَا اسۡتَطَاعُوۡا مُضِیًّا وَّ لَا یَرۡجِعُوۡنَ ﴿٪﴾
Pada hari ini Kami akan memeterai mulut mereka, sedangkan  tangan mereka akan berbicara kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi  mengenai apa yang dahulu mereka usahakan.  .”  (Yā Sīn [36]:66).  
       Bila kejahatan-kejahatan orang-orang kafir telah dibuktikan dan dinyatakan senyata-nyatanya, mereka akan bungkam -- mulutnya seolah-olah dimeterai (disegel) -- dan mereka tidak akan mampu menyatakan sesuatu guna membela diri dan memperkecil dosa mereka, dan tangan serta kaki mereka pun akan memberikan persaksian terhadap mereka, karena tangan dan kaki merupakan alat utama guna melaksanakan perbuatan manusia yang baik maupun yang buruk.
       Ucapan dan gerak gerik seseorang sekarang dapat direproduksi dengan persis oleh alat perekam   dan kamera pengintai pada layar televisi dari jarak bermil-mil jauhnya. Itulah sebabnya mengapa lidah dan anggota-anggota tubuh manusia bahkan di alam dunia ini pun telah menjadi saksi bagi atau terhadap dia.
       Sesuai dengan pernyataan Allah Swt. tersebut, dalam Surah Al-Quran lainnya Allah Swt. berfirman:
وَ لَا تَقۡفُ مَا لَیۡسَ لَکَ بِہٖ عِلۡمٌ ؕ اِنَّ السَّمۡعَ وَ الۡبَصَرَ وَ الۡفُؤَادَ  کُلُّ  اُولٰٓئِکَ کَانَ  عَنۡہُ  مَسۡـُٔوۡلًا ﴿ ﴾
Dan janganlah engkau mengikuti apa yang tentang itu engkau tidak memiliki  pengetahuan,  sesungguhnya telinga, mata dan hati,  semuanya  akan ditanya mengenai itu.  (Bani Israil [17]:37).
       Ayat ini mengikis habis sampai ke akar-akarnya semua sumber kecurigaan, yang menurut urutan alami adalah “telinga”, “mata”, dan “hati”. Telinga merupakan saluran pertama yang melaluinya sebagian besar kecurigaan masuk ke dalam pikiran orang. Sebagian besar kecurigaan adalah disebabkan oleh laporan-laporan tidak berdasar yang didengar oleh seseorang mengenai orang lain.
       Sumber kedua ialah penglihatan. Seseorang melihat orang lain berbuat sesuatu, dan memberinya penafsiran yang salah, dan terbawa pikirannya untuk mencurigai maksud-maksud dan niat-niat orang yang melakukan perbuatan itu.
Kecurigaan terakhir dan yang paling rendah ialah yang seseorang menaruh curiga terhadap orang lain, bukan sebagai akibat suatu laporan buruk yang mungkin telah ia dengar, dan bukan pula diakibatkan oleh suatu perbuatan buruk, yang boleh jadi ia sendiri melihat orang itu melakukannya, melainkan oleh karena didorong khayalannya sendiri yang tidak sehat.
       Jadi bukan hanya jiwa dan harta kekayaan manusia saja yang dinyatakan suci dan tidak boleh dilanggar (seperti telah disinggung dalam ayat yang mendahuluinya), tetapi kehormatan manusia mempunyai nilai kudus, dan serangan terhadap kehormatan manusia pun harus pula dipertanggung-jawabkan kelak. 

Kesaksian  Lidah, Tangan dan Kaki &
Alam Sekitar  Sebagai Alat “Perekam”
 
      Sehubungan dengan hal tersebut Allah Swt. berfirman  lagi mengenai kesaksian lidah, tangan dan kaki:
یَّوۡمَ  تَشۡہَدُ عَلَیۡہِمۡ اَلۡسِنَتُہُمۡ وَ اَیۡدِیۡہِمۡ  وَ  اَرۡجُلُہُمۡ  بِمَا  کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ  ﴿ ﴾
Pada hari ketika akan menjadi saksi  atas mereka  lidah mereka, tangan mereka dan kaki mereka tentang apa yang senantiasa mereka kerjakan  Pada hari itu Allah akan menyempurnakan kepada mereka ganjaran mereka yang sebenarnya, dan mereka akan mengetahui  bahwa sesungguhnya  Allah Dia-lah Kebenaran yang nyata.  (Al-Nūr [24]:25-26)
    Penyelidikan ilmiah mutakhir telah membuktikan kebenaran ayat ini. Alat-alat ilmiah telah diciptakan yang apabila diletakkan pada suatu tempat  dapat merekam percakapan seseorang, dan bahkan dapat mencatat suara gerakan-gerakan  tangan, kaki, dan atau anggauta-anggauta badan lainnya. Alat-alat perekam mutakhir tersebut  telah sangat membantu  polisi menangkap pencuri-pencuri dan penjahat-penjahat lain dan membuktikan kejahatan mereka. Jadi dengan bantuan alat-alat perekam ini lidah, tangan, dan kaki seseorang penjahat seolah-olah dijadikan pemberi kesaksian terhadap dirinya sendiri.
       Ilmu pengetahuan telah pula membuktikan kenyataan bahwa tiap-tiap kata yang diucapkan atau gerakan ataupun perbuatan meninggalkan bekasnya di udara. Menurut Al-Quran bekas-bekas semacam itu di akhirat akan diberi bentuk benda, dan dengan demikian kaki dan tangan orang yang melakukan perbuatan baik atau buruk  akan memberikan kesaksian yang memberatkan atau sebaliknya menguntungkan si pelaku itu.
       Makna kalimat “Allah Dia-lah Kebenaran yang nyata“ bahwa segala kebenaran itu bersifat nisbi (relatif). Sesuatu mungkin benar dilihat dari satu sudut atau segi pandangan, tetapi palsu dari sudut yang lain. Hanya Allah  Sendiri-lah Yang merupakan Kebenaran Mutlak.
      Masih sehubungan dengan kesaksian tubuh manusia atas perbuatan yang dilakukannya, dalam firman-Nya berikut ini Allah Swt. menjelaskannya dalam bentuk “percakapan” di antara mereka sendiri:
وَ یَوۡمَ یُحۡشَرُ اَعۡدَآءُ  اللّٰہِ  اِلَی النَّارِ فَہُمۡ  یُوۡزَعُوۡنَ ﴿ ﴾  حَتّٰۤی  اِذَا مَا جَآءُوۡہَا شَہِدَ عَلَیۡہِمۡ سَمۡعُہُمۡ وَ اَبۡصَارُہُمۡ وَ جُلُوۡدُہُمۡ بِمَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿ ﴾  وَ قَالُوۡا لِجُلُوۡدِہِمۡ  لِمَ شَہِدۡتُّمۡ  عَلَیۡنَا ؕ قَالُوۡۤا اَنۡطَقَنَا اللّٰہُ  الَّذِیۡۤ  اَنۡطَقَ کُلَّ شَیۡءٍ وَّ ہُوَ خَلَقَکُمۡ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ اِلَیۡہِ تُرۡجَعُوۡنَ ﴿ ﴾   وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ اَنۡ یَّشۡہَدَ عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ لَاۤ  اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ وَ لٰکِنۡ ظَنَنۡتُمۡ  اَنَّ اللّٰہَ  لَا یَعۡلَمُ  کَثِیۡرًا  مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿۲۲﴾  وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ بِرَبِّکُمۡ اَرۡدٰىکُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ ﴿ ﴾      
Dan ingatlah hari ketika   musuh-musuh Allah dihimpun kepada Api, lalu mereka akan dibagi dalam kelompok-kelompok.  Hingga apabila mereka sampai kepadanya,  telinga mereka,  mata mereka, dan kulit mereka  menjadi saksi atas mereka mengenai apa yang selalu mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka:  ”Mengapa kamu   memberi kesaksian terhadap kami?” Kulit mereka akan menjawab: ”Allah-lah Yang telah membuat kami berbicara seperti Dia telah membuat berbicara segala sesuatu, dan Dia-lah Yang pertama kali telah menciptakan kamu dan kepada Dia-lah kamu dikembalikan.   Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi  bahwa telingamu, dan tidak pula  matamu, dan tidak pula kulitmu, tetapi kamu menyangka bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.  Dan itulah sangkaanmu yang kamu sangkakan kepada Tuhan-mu yang telah membinasakanmu  maka   kamu jadi termasuk  orang-orang yang rugi.” (Al-Fushshilat [41:20-24).
   Mata dan telinga orang-orang berdosa akan menjadi saksi terhadap orang-orang ingkar dengan tiga jalan: (1) Akibat-akibat buruk perbuatan mereka akan mengambil bentuk fisik. (2) Anggota-anggota badan mereka sendiri rusak akibat penyalahgunaan, keadaan demikian menjadi saksi terhadap mereka, dan (3) Segala gerak-gerik anggota-anggota badan mereka yang diabadikan akan diperlihatkan pada Hari Kiamat.

Kesaksian Kulit

   Kulit memainkan peranan paling penting dalam perbuatan-perbuatan manusia. Kulit bukan saja mencakup indera peraba, melainkan juga semua indera lainnya. Kalau dosa mata dan telinga terbatas pada penglihatan dan pendengaran saja maka dosa-dosa ”kulit” meluas ke segala anggota atau bagian badan.
       Sesungguhnya segala dosa merupakan akibat kekurangan iman yang hidup kepada Allah. Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
    فَاِنۡ یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ وَ  اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ ﴿ ﴾  وَ قَیَّضۡنَا لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ مَّا بَیۡنَ  اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ عَلَیۡہِمُ  الۡقَوۡلُ فِیۡۤ  اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ  مِّنَ  الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ ۚ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ ﴿٪ ﴾   
Lalu jika mereka bersabar  maka Api tempat-tinggal bagi mereka, dan jika mereka mengemukakan alasan  maka sekali-kali mereka tidak termasuk orang-orang  yang diterima alasan-alasannya. Dan Kami menetapkan bagi mereka teman-teman yang menam-pakkan indah  bagi mereka apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan genaplah atas mereka firman Allah di kalangan  umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan  ins (manusia),  sesungguhnya mereka itu orang-orang yang  rugi. (Al-Fushshilat [41:25-26).
       Makna  alasan mereka tidak akan diterima”, bahwa keburukan orang-orang kafir itu begitu busuk dan menjijikan sehingga mereka tidak akan dianugerahi atau dikembalikan ke dalam haribaan karunia Ilahi; atau artinya ialah  orang-orang ingkar malahan tidak akan diizinkan mendekati 'atabah (ambang pintu)  'Arasy Ilahi untuk memohon kasih-Nya.
  Kawan-kawan buruk orang-orang kafir mengagumi dan memuji perbuatan-perbuatan buruk mereka, dengan demikian membuat perbuatan-perbuatan buruk itu bagi mereka nampak terpuji. Sekutu-sekutu yang buruk itu kelak akan memperoleh porsi hukuman, bersama orang-orang yang terpedaya dan tertipu oleh mereka (QS.28:63-67 & 75. Kata-kata  apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka,” dapat berarti perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan mereka meniru perbuatan-perbuatan buruk bapak-bapak (para pendahulu) mereka. (QS.7:27-29).

 (Bersambung). 

Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 2 Oktober 2012
Ki Langlang Buana Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar