بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN
JANTUNG AL-QURAN
Bab 33
Gerakan "AL-WASIYAT"
&
&
"Pekuburan Surgawi"
Oleh
Ki Langlang
Buana Kusuma
Dalam akhir Bab 31 sebelumnya telah dikemukakan mengenai kegagalan misi duniawi Ya’juj (Gog)
dan Ma’juj (Magog) atau bangsa-bangsa penganut system kapitalisme dan
bangsa-bangsa penganut system sosialisme.
Lebih lanjut Allah Swt. berfirman
mengenai kegagalan total upaya-upaya
duniawi bangsa-bangsa yang disebut “gunung-gunung” – yakni Ya’juj (Gog) – dan bangsa-bangsa yang
disebut “bumi” – yakni Ma’juj (Gog), firman-Nya:
وَ یَوۡمَ یَقُوۡلُ نَادُوۡا شُرَکَآءِیَ الَّذِیۡنَ زَعَمۡتُمۡ فَدَعَوۡہُمۡ فَلَمۡ یَسۡتَجِیۡبُوۡا لَہُمۡ وَ جَعَلۡنَا بَیۡنَہُمۡ مَّوۡبِقًا ﴿﴾ وَ رَاَ الۡمُجۡرِمُوۡنَ النَّارَ فَظَنُّوۡۤا اَنَّہُمۡ مُّوَاقِعُوۡہَا وَ لَمۡ یَجِدُوۡا عَنۡہَا مَصۡرِفًا
﴿٪﴾
Dan ingatlah hari ketika Dia akan berfirman kepada
mereka: "Panggillah
mereka yang kamu anggap sekutu-sekutu-Ku." Lalu mereka akan memanggil
mereka itu tetapi mereka itu tidak akan menjawabnya dan Kami
menjadikan di antara mereka suatu penghalang. Dan orang-orang
yang berdosa akan melihat Api
itu, dan meya-kini bahwa
sesungguhnya mereka akan jatuh ke
dalamnya dan mereka tidak akan dapat
menemukan tempat berpaling darinya.
(Al-Kahf [18]:53-54).
Kalimat “Kami
menjadikan di antara mereka suatu penghalang” dapat berarti, bahwa bangsa-bangsa itu dalam
rangka mengambil keuntungan sebesar-besarnya akan membangun dinding-dinding peraturan harga-harga
barang yang tinggi atau akan membuat tirai-tirai
besi serta akan melakukan boikot
ekonomi terhadap satu sama lain; dan dapat pula berarti mereka akan terlibat dalam peperangan-peperangan
sengit yang akan membinasakan
mereka.
Bangsa-bangsa
kafir dari barat -- yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) -- akan menyaksikan mendekatnya suatu peperangan yang sangat dahsyat, yakni Perang Dunia. Mereka akan mempergunakan
segala macam cara yang mungkin untuk menghindarinya,
tetapi segala rencana dan usaha mereka untuk tujuan itu akan
terbukti sia-sia belaka.
Dunia Barat sebelumnya telah melalui
kesengsaraan yang ditimbulkan oleh dua perang dunia yang sangat membinasakan,
yang telah hampir-hampir memusnahkan kekuasaan
politik dan kehormatan mereka di
dunia, serta telah menggoncangkan
kebudayaan barat sampai ke dasar-dasarnya. Malapetaka ketiga – yakni Perang
Dunia III atau Perang Nuklir -- sedang
mengancam kebudayaan itu, mungkin
juga mengancam seluruh dunia.
Perintah untuk “Masuk Surga”
Merupakan Sunnatullah, bahwa Allah Swt. tidak pernah mengazab manusia bagaimana
pun sesat atau durhakanya mereka kepada Allah Swt., sebelum terlebih dulu Allah Swt. mengutus Rasul-Nya yang kedatangannya
dijanjikan kepada mereka (QS.17:16;
QS.28:60), agar mereka tidak memiliki dalih untuk menyalahkan Allah Swt.
(QS.20:134-136).
Begitu juga di Akhir Zaman ini, sebelum Perang
Dunia I (1914) dan Perang Dunia II (1945) meletus, Allah Swt. telah mengutus Mirza
Ghulam Ahmad a.s. (1885-1908) sebagai
Al-Masih Mau’ud a.s. atau
sebagai Rasul Akhir Zaman yang
kedatangannya ditunggu-tunggu oleh semua umat
beragama (QS.61:10; QS.77:12-20) atau “seorang-laki
yang datang berlari-lari dari bagian terjauh kota itu” (QS.36:21-25).
Selanjutnya ia berkata:
اِنِّیۡۤ اٰمَنۡتُ
بِرَبِّکُمۡ فَاسۡمَعُوۡنِ ﴿ؕ﴾ قِیۡلَ ادۡخُلِ الۡجَنَّۃَ ؕ قَالَ یٰلَیۡتَ
قَوۡمِیۡ یَعۡلَمُوۡنَ ﴿ۙ﴾ بِمَا غَفَرَ لِیۡ رَبِّیۡ وَ جَعَلَنِیۡ مِنَ
الۡمُکۡرَمِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya
aku beriman kepada Tuhan kamu maka dengarlah
aku. Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam surga.” Ia berkata: “Wahai alangkah baiknya jika kaum-ku
mengetahui, karena apa Tuhan-ku
telah mengampuniku dan telah
menjadikan aku dari antara orang-orang yang dimuliakan.” (Yā Sīn
[33]:26-28)
Penyebutan surga secara khusus dalam ayat ini sehubungan dengan rajulun
yas’a (laki-laki yang
berlari-lari) itu sangat penting artinya. Kalau kepada semua
orang yang beriman sejati dalam Al-Quran
telah dijanjikan surga, maka
penyebutan secara khusus ini nampaknya berlebih-lebihan dan tidak pada
tempatnya.
Dalam rangka mewujudkan misi
sucinya untuk mewujudkan kejayaan agama
Islam yang kedua kali di Akhir Zaman
ini (QS.61:10) diperlukan biaya (dana) yang sangat besar, untuk
itu Pendiri Jemaat Ahmadiyah selain
meminta pengorbanan harta dari para
pengikut beliau berupa berbagai bentuk candah (iuran), di antaranya adalah
kewajiban para anggota Jemaat Ahmadiyah
untuk membayar 1/16 bagian dari setiap
penghasilannya yang halal, yang beliau beri nama Candah Am (iuran umum).
Dengan semakin banyaknya biaya
(dana) yang diperlukan di masa mendatang – diantaranya untuk (1) penerbitan
buku-buku serta berbagai karya
tulis beliau dalam membela serta
mengemukakan kesempurnaan agama Islam (Al-Quran) dan Nabi Besar Muhammad saw., (2) penerimaan tamu-tamu yang mencari kebenaran agama Islam di Qadian; (3) penyebaran mubaligin ke
seluruh dunia; (4) pembangunan
mesjid-mesjid dan rumah-rumah missi, (5) penyebaran terjemahan dan tafsir
Al-Quran dalam berbagai bahasa ke seluruh
dunia serta literature lainnya; maka atas perintah Allah Swt., Mirza Ghulam Ahmad a.s., menulis sebuah buku yang beliau terakhir yang beliau beri nama AL-WASIYAT.
“Bahisyti Maqbarah” (Pekuburan Surgawi)
Dalam buku tersebut selain
mengemukakan mengenai ajal (jangka
waktu) beliau yang telah mendekat, juga memberikan kabar gembira kepada para pengikut beliau dengan akan munculnya Silsilah
KHILAFAT AHMADIYAH, sebagaimana yang dijanjikan
Allah Swt. sebelumnya (QS.22:56), yang
akan menerus kepemimpinan di
lingkungan Jemaat Ahmadiyah
sepeninggal beliau.
Dalam buku AL-WASIYAT
pun dikemukakan juga tentang berbagai berbagai bentuk bencana dahsyat yang akan melandan seluruh dunia – termasuk di
dalamnya Perang Dunia, sebagai akibat
pendustaan dan penentangan umumnya umat manusia kepada Rasul Akhir Zaman, yakni Pendiri Jemaat Ahmadiyah
Dalam buku terakhir karya beliau
tersebut dikemukakan juga mengenai
gerakan pengorbanan harta yang diberi nama AL-WASIYAT. Salah satu dari berbagai syarat bagi para pengikut beliau -- yakni para Ahmadi -- yang ingin menggabungkan diri ke dalam gerakan AL-WASIYAT tersebut -- -- selain harus meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. -- ialah para pesertanya wajib mengorbankan harta kekayaannya paling
kecil 1/10 bagian dan maksimal 1/3 bagian untuk kepentingan tabligh
Islam (Al-Quran) ke seluruh dunia.
Gerakan AL-WASIYAT
ini, insya Allah, di masa mendatang akan menjadi dasar Sistem EKONOMI DUNIA, menggantikan
sistim EKONOMI DUNIA berdasarkan RIBA
yang saat ini membuat negara-negara
besar di dunia terpuruk
ekonominya, termasuk negara-negara Eropa
dan Amerika Serikat.
Sebagai penghargaan atas orang-orang yang bergabung dalam gerakan
AL-WASIYAT yang diperintahkan Allah Swt.
kepada Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Allah Swt. pun telah
memerintahkan kepada beliau secara khusus untuk menyediakan suatu lahan
“pekuburan” (pemakaman) yang oleh beliau diberi nama Bahisyti
Maqbarah (Pekuburan Surgawi).
Menurut Pendiri Jemaat Ahmadiyah, “Pekuburan Surgawi” tersebut tidak
dapat menjadikan siapa pun yang dikubur
di sana secara otomatis menjadi penghuni surga, melainkan “Pekuburan Surgawi” tersebut merupakan penghargaan dari Allah Swt. bagi orang-orang
Ahmadi yang secara tulus ikhlas bergabung ke dalam gerakan Ppengorbanan
AL-WASIYAT untuk menjadi
“penghuni surga”
Dengan demikian Bahisyti
Maqbarah (Pekuburan Surgawi) merupakan penyempurnaan secara fisik bagi wahyu Ilahi
kepada beliau yang terkandung dalam
kata-kata, “Inni anzaltu ma’aka al-jannah,” artinya, “Aku telah menyebabkan surga turun bersama
engkau” (Tadzkirah). Dengan demikian nubuatan
dalam wahyu Ilahi tersebut mendukung
penjelasan firman Allah Swt. dalam Surah
Yā Sīn ayat 27 sebelum ini: “Dikatakan:
“Masuklah ke dalam surga.”
Peringatan
Terhadap Bangsa-bangsa yang
Mempertuhankan Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s.
Setelah
menjelaskan tentang “karunia khusus” Allah Swt. kepada Rasul
Akhir Zaman dan para pengikutnya, selanjutnya Allah Swt. berfirman:
وَ مَاۤ
اَنۡزَلۡنَا عَلٰی قَوۡمِہٖ مِنۡۢ بَعۡدِہٖ مِنۡ جُنۡدٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَ مَا
کُنَّا مُنۡزِلِیۡنَ ﴿۲۸﴾ اِنۡ کَانَتۡ
اِلَّا صَیۡحَۃً وَّاحِدَۃً
فَاِذَا ہُمۡ خٰمِدُوۡنَ ﴿﴾
Dan Kami
sekali-kali tidak menurunkan suatu
lasykar dari langit atas kaumnya sesudah
dia, dan Kami sekali-kali tidak pernah menurunkannya. Itu tidak lain melainkan suatu ledakan dahsyat, tiba-tiba musnahlah mereka. (Yā Sīn [33]:29-30).
Lukisan kalimat “Itu tidak lain melainkan suatu ledakan dahsyat, tiba-tiba musnahlah mereka“ nampaknya bertalian dengan Parang Dunia I dan Perang
Dunia II ketika berjatuhan granat-granat, bom-bom bakar dan bom-bom atom
dengan suara menggelegar. Api yang ditimbulkan oleh bom-bom itu membinasakan
segala sesuatu yang ditimpanya sehingga menjadi puing-puing, dan segala
kehidupan sejauh bermil-mil di sekitarnya menjadi lenyap. Di tempat lain Al-Quran
melukiskan azab ini dengan kata-kata:
اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ اَیُّہُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ﴿﴾
“Dan Kami akan menjadikan segala yang ada di atasnya menjadi tanah rata
yang tandus” (Al-Kahf [18]:9).
Ayat Al-Quran tersebut merupakan lanjutan dari
firman Allah Swt. tentang peringatan
Allah Swt. kepada bangsa-bangsa Kristen
dari barat -- yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) -- yang mengatakan bahwa -- na’udzubillahi min dzaalik -- “Allah telah mengambil seorang anak laki-laki”,
firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡۤ اَنۡزَلَ عَلٰی عَبۡدِہِ الۡکِتٰبَ وَ لَمۡ یَجۡعَلۡ لَّہٗ عِوَجًا
ؕ﴿ٜ﴾ قَیِّمًا لِّیُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِیۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡہُ وَ یُبَشِّرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ اَجۡرًا حَسَنًا ۙ﴿﴾
مَّاکِثِیۡنَ فِیۡہِ اَبَدًا ۙ﴿﴾ وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ
اللّٰہُ وَلَدًا ٭﴿﴾ مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِمۡ ؕ کَبُرَتۡ کَلِمَۃً تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ ؕ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡنَ اِلَّا کَذِبًا ﴿﴾ فَلَعَلَّکَ بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ اِنۡ لَّمۡ یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ اَسَفًا ﴿﴾ اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ اَیُّہُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ﴿﴾
وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah Maha Pemurah, Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah Yang
telah menurunkan kepada hamba-Nya Kitab Al-Quran ini dan Dia tidak menjadikan baginya kebengkokan. Sebagai
penjaga untuk memberi peringatan mengenai
siksaan yang dahsyat dari hadirat-Nya, dan memberikan kabar suka kepada orang-orang beriman
yang beramal shalih bahwa sesungguhnya bagi mereka ada ganjaran yang baik, mereka kekal di dalamnya. Dan supaya memperingatkan orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang anak lelaki.” Mereka sekali-kali
tidak memiliki pengetahuan mengenainya,
dan tidak pula bapak-bapak mereka memilikinya.
Sangat besar bahaya perkataan yang keluar dari mulut
mereka, mereka tidak mengucapkan
kecuali kedustaan. Maka sangat mungkin engkau akan membinasakan
diri engkau karena sangat
sedih jika mereka tidak ber-iman kepada keterangan ini. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi perhiasan baginya
supaya Kami
menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami nis-caya akan menjadikan segala yang
ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus. (Al-Kahf [18]:1-9).
(Bersambung).
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 18 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar