بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN
JANTUNG AL-QURAN
Bab 27
Dua Hukuman Allah Swt. atas
Bani Israil dan Bani Isma’il (Umat Islam)
Oleh
Ki Langlang
Buana Kusuma
Dalam Bab
sebelumnya (Bab 26) dijelaskan firman
Allah Swt. sebelumnya mengenai hukuman pertama dari 2 kali hukuman Allah
Swt. yang telah menimpa Bani Israil, firman-Nya:
وَ قَضَیۡنَاۤ اِلٰی
بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ
لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ
مَرَّتَیۡنِ وَ
لَتَعۡلُنَّ عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا
بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا
لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ
شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا
خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا
Dan telah
Kami tetapkan dengan jelas kepada Bani
Israil dalam kitab itu:
“Niscaya kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar.” Apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama dari kedua janji itu, Kami membangkitkan
untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami
yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu
merupakan suatu janji yang pasti terlaksana. (Bani Israil [17]:5-6).
Hukuman yang pertama tersebut berupa penghancuran kota Yerusalem oleh serbuan
balatentara Nebukadnezar dari Babilonia, dan gambaran mengenai kehancuran
Yerusalem tersebut dikemukakan
dalam firman-Nya berikut ini:
اَوۡ کَالَّذِیۡ مَرَّ عَلٰی قَرۡیَۃٍ وَّ ہِیَ خَاوِیَۃٌ
عَلٰی عُرُوۡشِہَا ۚ قَالَ اَنّٰی یُحۡیٖ ہٰذِہِ اللّٰہُ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ۚ فَاَمَاتَہُ اللّٰہُ
مِائَۃَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَہٗ ؕ قَالَ کَمۡ لَبِثۡتَ ؕ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا
اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ مِائَۃَ عَامٍ فَانۡظُرۡ اِلٰی طَعَامِکَ وَ شَرَابِکَ لَمۡ یَتَسَنَّہۡ
ۚ وَ انۡظُرۡ اِلٰی حِمَارِکَ وَ لِنَجۡعَلَکَ اٰیَۃً لِّلنَّاسِ وَ انۡظُرۡ اِلَی
الۡعِظَامِ کَیۡفَ نُنۡشِزُہَا ثُمَّ نَکۡسُوۡہَا لَحۡمًا ؕ فَلَمَّا تَبَیَّنَ
لَہٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ اَنَّ اللّٰہَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Atau seperti perumpamaan orang yang melalui suatu kota yang dinding-dindingnya
telah runtuh atas atap-atapnya, kemudian ia
berkata: “Kapankah Allah akan
menghidupkan kembali kota ini sesudah
kematian yakni kehancurannya?”
Lalu Allah mematikannya seratus tahun
lamanya, kemudian Dia membangkitkannya lagi dan
berfirman: “Berapa lamakah engkau tinggal
dalam keadaan seperti ini?” Ia berkata: “Aku tinggal sehari atau sebagian
hari.” Dia
berfirman: “Tidak, bahkan engkau telah tinggal
seratus tahun lamanya. Tetapi lihatlah makanan engkau dan minuman engkau, itu sekali-kali tidak membusuk, dan lihat pulalah keledai engkau, dan Kami melakukan demikian itu supaya Kami menjadikan engkau sebagai Tanda
bagi manusia. Dan lihatlah tulang-belulang itu bagaimana Kami
menatanya kembali, kemudian Kami
membalutnya dengan daging.” Maka tatkala kenyataan ini menjadi jelas
baginya ia berkata: “Aku mengetahui
bahwa sesungguhnya Allah berkuasa atas
segala sesuatu.” (Al-Baqarah [2]:260).
Orang-orang Yahudi Kembali Ke
Yerusalem
Mengenai berbagai makna mendalam yang
terkandung dalam ayat ini telah dijelaskan dalam Bab sebelumnya, yakni penderitaan
orang-orang Yahudi di tempat pembuangan
mereka di Babilonia -- yang dilambangkan
dengan kematian Nabi Yehezkiel a.s.
(Nabi Dzulkifli a.s.) selama 100 tahun
dalam kasyaf (mimpi) yang
dialami beliau – demikian pula proses pembangunan
kembali kota Yerusalem dari
kehancurannya yang pertama memakan waktu 100 tahun.
Mengisyaratkan kepada kebangkitan kembali ruhani orang-orang Yahudi di pembuangan yang diwujudkan dengan pembangunan kembali kota Yerusalem atas bantuan Cyrus (Dzulqarnain) – raja Media dan
Persia – sebagai jasa atas bantuan
mereka dari dalam (secara rahasia)
ketika mengalahkan kerajaan Babilonia. Mengisyaratkan
kepada kenyataan itulah firman Allah
Swt. selanjutnya:
ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿﴾
Kemudian
Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan Kami menjadikan kelompok kamu
lebih besar [dari sebelumnya]. (Bani Israil [17]:7).
Orang-orang Yahudi menyesuaikan
diri mereka dengan keadaan baru di masa pembuangan di Babilonia. Kebanyakan di
antara mereka telah dipekerjakan pada pekerjaan-pekerjaan umum di Babil Tengah,
dan banyak dari mereka pada akhirnya memperoleh kemerdekaan dan mencapai kedudukan
yang berpengaruh.
Keyakinan
dan pengabdian mereka kepada agama telah bangkit kembali; kepustakaan
kerajaan dipelajari, diterbitkan kembali, dan disesuaikan dengan keperluan kaum yang sedang hidup kembali itu, serta harapan untuk
mereka kembali ke Palestina telah
dikobarkan dan dipupuk.
Kira-kira pada tahun 545 s.M.,
cita-cita ini memperoleh bentuk lebih jelas. Kaum Yahudi atas pimpinan "Harut" dan "Marut" (QS.2:102) -- yaitu Nabi Hijai a.s. dan Zakaria bin Ido (Ezra 5-1) -- membuat suatu perjanjian rahasia dengan Cyrus, raja Media dan Persia, dan membantu beliau menaklukkan Babilonia. Kota itu
dalam bulan Juli tahun 539 s.M. jatuh kepada tentaranya tanpa perlawanan.
Sebagai ganjaran atas jasa-jasa mereka, Cyrus
mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan juga membantu mereka
membangun kembali rumah peribadatan mereka (Historians’ History of the World, jilid II, hlm. 126; Jewish Encyclopaedia. jilid 7,
pada kata “Cyrus”, dan 2 Tawarikh
36:22, 23).
Syesybazzar (seorang gubernur Cyrus)
yang berasal dari Yudea, membawa
kembali ke rumah peribadatan di Yerusalem itu alat-alat yang telah dirampas oleh Nbukadnezae dan merencanakan untuk mengerjakan pekerjaan ini dengan membelanjakan uang kerajaan.
Sejumlah besar "orang buangan" kembali ke Yerusalem ( Ezra 1:3-5). Pekerjaan pembangunan kembali rumah peribadatan berangsur-angsur maju terus dan selesai pada tahun 516 s.M. Kejadian-kejadian ini dan kejayaan serta kesejahteraan orang-orang Yahudi berikutnya itulah oleh ayat-ayat yang sedang dibahas ini. Tetapi semuanya itu telah dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. jauh sebelum hal itu sungguh-sungguh terjadi (Ulangan 30:1-5).
Hukuman yang Kedua Atas Bani Israil
Selanjutnya Allah Swt.
berfirman mengenai keadaan orang-orang Yahudi setelah mengalami kebangkitan
kembali dari akibat kutukan Nabi
Daud a.s. berupa hukuman Allah Swt. yang pertama tersebut:
اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ
کَمَا دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا
﴿۷﴾
Jika kamu
berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan
bagi diri kamu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk maka itu untuk
dirimu sendiri. Lalu bila datang saat
sempurnanya janji yang kedua
itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada
pemimpin-pemimpin kamu dan supaya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka
memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka menghancurluluhkan segala yang telah mereka kuasai (Bani Israil [17]:8).
Kata-kata ini berarti pula “Supaya mereka akan menghina pemimpin-pemimpin
kamu.” Kata wujuh berarti pula pemimpin-pemimpin (Lexicon
Lane).
Ayat ini membicarakan jatuhnya kembali
orang-orang Yahudi ke lembah keburukan,
dan tentang azab yang menimpa mereka sebagai akibatnya. Mereka menentang dan menganiaya Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. serta berusaha membunuh beliau pada palang salib dan memusnahkan pergerakan
beliau. Oleh sebab itu Allah Swt. kembali menimpakan kepada mereka azab yang sangat keras, ketika pada
tahun 70 M pasukan-pasukan Romawi di bawah pimpinan Titus melanda
negeri itu, dan di tengah-tengah kejadian-kejadian
mengerikan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah itu, kota Yerusalem telah dihancurkan dan rumah
peribadatan Nabi Sulaiman dibumihanguskan (Encyclopaedia Biblica
pada kata “Yerusalem”). Malapetaka itu terjadi ketika Nabi Isa Ibnu Maryam
a.s. masih hidup di Kasymir (QS.23:51). Hal ini pun
dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. (Ulangan 32: 18-26).
Perlu pula dicatat di sini, bahwa
nubuatan mengenai azab kedua kali itu telah disebut dalam Bible
sesudah adanya nubuatan yang
membicarakan hukuman pertama (Ulangan Bab 28). Lebih
dari itu, bahkan nubuatan ini disebut
sesudah nubuatan mengenai kembalinya orang-orang Yahudi ke Yerusalem (Ulangan 30: 1-5). Hal ini
menunjukkan, bahwa nubuatan ini (Ulangan 32:18-26 - - Bab
“nyanyian Musa”) menunjuk kepada azab yang kedua, yang telah disinggung
dalam Al-Quran, yaitu “Niscaya kamu akan melakukan kerusakan besar di muka bumi ini dua kali.”
(QS.17:5).
Sehubungan azab yang kedua tersebut terdapat
nubuatan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus)
dalam Perjanjian Baru, bab “Keluhan
terhadap Yerusalem” setelah beliau mengecam
keras berbagai perilaku buruk “Ahli-ahli Taurat” dan “Orang-orang Farisi” (Matius
23:1-36):
“Yerusalem, Yerusalem,
engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari orang-dengan batu orang yang diutus kepadamu!
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti
induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi
sunyi. Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu
berkata:
Diberkatilah Dia yang datang
dalam nama Tuhan!” (Matius 23:37-39). Lihat pula Matius
24:15-22 bab “Siksaan yang berat.”
Hukuman Pertama yang menimpa Umat Islam (Bani Isma’il)
Firman Allah Swt. dalam QS.17:5-8
tersebut mengandung peringatan bagi umat Islam, bahwa seperti orang Yahudi mereka pun akan
dihukum dua kali, jika mereka tidak mau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka. Tetapi umat Islam tidak memperoleh faedah dari peringatan
yang tepat pada waktunya itu, serta tidak meninggalkan cara-cara yang buruk; dan oleh karena itu mereka pun telah dihukum
dua kali.
Hukuman pertama menimpa umat
Islam, ketika kota Baghdad jatuh pada
tahun 1258 M. Pasukan-pasukan Hulaku Khan -- cucu Jenghis Khan -- yang biadab
itu sama sekali memusnahkan pusat ilmu
pengetahuan dan kekuasaan yang
agung itu, dan konon kabarnya 1.800.000
orang Islam telah terbunuh pada
ketika itu.
Tetapi dari malapetaka yang mengerikan itu akhirnya Islam keluar sebagai pemenang.
Mereka yang menaklukkan menjadi yang ditaklukkan. Cucu Hulaku Khan bersama-sama sejumlah besar orang Moghul dan Tartar memeluk agama Islam, sesuai dengan
firman Allah Swt. sebelum ini:
ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ
عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ
بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ
وَ جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿﴾
Kemudian
Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan Kami menjadikan kelompok kamu
lebih besar [dari sebelumnya]. (Bani Israil [17]:7).
Hukuman Kedua Atas Umat Islam
Hukuman kedua telah ditakdirkan akan
menimpa umat Islam di Akhir Zaman dengan perantaraan merajalelanya Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau fitnah Dajjal -- yakni bangsa-bangsa
Kristen dari barat -- menjelang
kedatangan Al-Masih Mau’ud a.s.
atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) atau Rasul Akhir Zaman, yang akan
mewujudkan kebangkitan umat Islam
yang kedua (QS.61:10) atau Imam
Mahdi a.s., yang menurut Nabi Besar Muhammad saw. Imam
Mahdi a.s. itulah yang akan menghapuskan fitnah Dajjal yang dibawa oleh Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)
tersebut.
(Bersambung).
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 14 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar