Kamis, 02 Agustus 2012

Hukuman Allah Swt. atas Bani Israil dan Bani Isma'il (Umat Islam)




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

Bab 27

  Dua Hukuman   Allah Swt. atas
Bani Israil dan  Bani Isma’il (Umat Islam)   
                                                                                
Oleh
                                                                                
Ki Langlang Buana Kusuma


Dalam Bab sebelumnya (Bab 26)  dijelaskan firman Allah Swt. sebelumnya mengenai hukuman  pertama dari 2 kali hukuman Allah Swt.  yang telah menimpa Bani Israil, firman-Nya:
 وَ قَضَیۡنَاۤ  اِلٰی بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ مَرَّتَیۡنِ  وَ لَتَعۡلُنَّ  عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾   فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ  عِبَادًا  لَّنَاۤ   اُولِیۡ  بَاۡسٍ  شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا  مَّفۡعُوۡلًا
Dan telah Kami tetapkan dengan jelas kepada Bani Israil dalam kitab itu: “Niscaya  kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi ini dua kali,  dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar.”   Apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama dari kedua janji itu,  Kami membangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana. (Bani Israil [17]:5-6).
      Hukuman yang pertama tersebut berupa penghancuran kota Yerusalem oleh serbuan balatentara Nebukadnezar dari Babilonia, dan gambaran mengenai kehancuran  Yerusalem tersebut dikemukakan  dalam firman-Nya berikut ini:
اَوۡ کَالَّذِیۡ مَرَّ عَلٰی قَرۡیَۃٍ وَّ ہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا ۚ قَالَ اَنّٰی یُحۡیٖ ہٰذِہِ  اللّٰہُ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ۚ فَاَمَاتَہُ اللّٰہُ مِائَۃَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَہٗ ؕ قَالَ کَمۡ لَبِثۡتَ ؕ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ مِائَۃَ عَامٍ فَانۡظُرۡ  اِلٰی طَعَامِکَ وَ شَرَابِکَ لَمۡ یَتَسَنَّہۡ ۚ وَ انۡظُرۡ اِلٰی حِمَارِکَ وَ لِنَجۡعَلَکَ اٰیَۃً لِّلنَّاسِ وَ انۡظُرۡ اِلَی الۡعِظَامِ کَیۡفَ نُنۡشِزُہَا ثُمَّ نَکۡسُوۡہَا لَحۡمًا ؕ فَلَمَّا تَبَیَّنَ لَہٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ  اَنَّ اللّٰہَ  عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Atau  seperti perumpamaan orang yang melalui suatu kota  yang  dinding-dindingnya telah runtuh    atas atap-atapnya, kemudian ia berkata: “Kapankah Allah akan menghidupkan kembali kota ini sesudah  kematian  yakni kehancurannya?” Lalu Allah mematikannya seratus tahun  lamanya, kemudian Dia membangkitkannya lagi dan berfirman: “Berapa lamakah engkau tinggal dalam keadaan seperti ini?” Ia berkata: “Aku tinggal sehari atau sebagian hari.”  Dia berfirman:  “Tidak, bahkan engkau telah tinggal seratus tahun lamanya. Tetapi lihatlah makanan engkau dan minuman engkau, itu sekali-kali tidak membusuk, dan lihat pulalah keledai engkau,  dan Kami melakukan demikian itu supaya Kami menjadikan engkau sebagai Tanda bagi manusia. Dan  lihatlah tulang-belulang itu bagaimana Kami menatanya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala kenyataan ini menjadi jelas baginya ia berkata: “Aku mengetahui bahwa sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”  (Al-Baqarah [2]:260).

Orang-orang Yahudi Kembali Ke Yerusalem

        Mengenai berbagai makna mendalam yang terkandung dalam ayat ini telah dijelaskan dalam Bab sebelumnya, yakni  penderitaan orang-orang Yahudi di tempat pembuangan mereka di Babilonia  -- yang dilambangkan dengan kematian Nabi Yehezkiel a.s. (Nabi Dzulkifli a.s.) selama 100 tahun  dalam kasyaf (mimpi) yang dialami beliau – demikian pula proses pembangunan kembali kota Yerusalem dari kehancurannya yang pertama memakan waktu 100 tahun.
     Mengisyaratkan kepada kebangkitan kembali ruhani orang-orang Yahudi di pembuangan  yang diwujudkan dengan pembangunan kembali kota Yerusalem atas bantuan Cyrus (Dzulqarnain) – raja Media dan Persia – sebagai jasa atas bantuan mereka  dari dalam (secara rahasia) ketika mengalahkan kerajaan Babilonia.     Mengisyaratkan kepada kenyataan itulah firman Allah Swt. selanjutnya:
ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ  اَکۡثَرَ  نَفِیۡرًا ﴿﴾
Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan  Kami menjadikan kelompok kamu lebih besar [dari sebelumnya]. (Bani Israil [17]:7).
       Orang-orang Yahudi menyesuaikan diri mereka dengan keadaan baru di masa pembuangan di Babilonia. Kebanyakan di antara mereka telah dipekerjakan pada pekerjaan-pekerjaan umum di Babil Tengah, dan banyak dari mereka pada akhirnya memperoleh kemerdekaan dan mencapai kedudukan yang berpengaruh.
    Keyakinan dan pengabdian mereka kepada agama telah bangkit kembali; kepustakaan kerajaan dipelajari, diterbitkan kembali, dan disesuaikan dengan keperluan kaum yang sedang hidup kembali itu, serta harapan untuk mereka kembali ke Palestina telah dikobarkan dan dipupuk.
        Kira-kira pada tahun 545 s.M., cita-cita ini memperoleh bentuk lebih jelas. Kaum Yahudi  atas pimpinan   "Harut" dan "Marut" (QS.2:102)  -- yaitu  Nabi Hijai a.s. dan Zakaria bin Ido (Ezra 5-1)  -- membuat suatu perjanjian rahasia dengan Cyrus, raja Media dan Persia, dan membantu beliau menaklukkan Babilonia. Kota itu dalam bulan Juli tahun 539 s.M. jatuh kepada tentaranya tanpa perlawanan. 
       Sebagai ganjaran atas jasa-jasa mereka, Cyrus mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan juga membantu mereka membangun kembali rumah peribadatan mereka (Historians’ History of the World, jilid II, hlm. 126; Jewish Encyclopaedia. jilid 7, pada kata “Cyrus”, dan 2 Tawarikh 36:22, 23).
     Syesybazzar (seorang gubernur Cyrus) yang berasal dari Yudea, membawa kembali ke rumah peribadatan  di Yerusalem itu alat-alat  yang telah dirampas oleh Nbukadnezae dan merencanakan  untuk mengerjakan pekerjaan ini dengan membelanjakan uang kerajaan.
        Sejumlah besar "orang buangan" kembali ke Yerusalem ( Ezra 1:3-5). Pekerjaan pembangunan kembali rumah peribadatan berangsur-angsur maju terus dan selesai pada tahun 516 s.M. Kejadian-kejadian ini dan kejayaan serta kesejahteraan orang-orang Yahudi berikutnya itulah oleh ayat-ayat yang sedang dibahas ini. Tetapi semuanya itu telah dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. jauh sebelum hal itu sungguh-sungguh terjadi (Ulangan 30:1-5).
 
Hukuman yang Kedua  Atas Bani Israil

       Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai keadaan orang-orang Yahudi setelah mengalami kebangkitan kembali dari akibat  kutukan Nabi Daud a.s. berupa hukuman Allah Swt. yang pertama tersebut:
اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  لِیَسُوۡٓءٗا  وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ  لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿۷﴾
Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan  bagi diri kamu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk  maka itu untuk dirimu sendiri. Lalu bila datang saat sempurnanya janji yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu   dan supaya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka menghancurluluhkan segala yang telah mereka kuasai  (Bani Israil [17]:8).
   Kata-kata ini berarti pula  Supaya mereka akan menghina pemimpin-pemimpin kamu.” Kata wujuh berarti pula pemimpin-pemimpin (Lexicon Lane).
    Ayat ini membicarakan jatuhnya kembali orang-orang Yahudi ke lembah keburukan, dan tentang azab yang menimpa mereka sebagai akibatnya. Mereka menentang dan menganiaya Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. serta berusaha membunuh beliau pada palang salib dan memusnahkan pergerakan beliau. Oleh sebab itu Allah Swt. kembali menimpakan kepada mereka azab yang sangat keras, ketika pada tahun 70 M  pasukan-pasukan Romawi di bawah pimpinan Titus melanda negeri itu, dan di tengah-tengah kejadian-kejadian mengerikan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah itu, kota Yerusalem telah dihancurkan dan rumah peribadatan Nabi Sulaiman dibumihanguskan (Encyclopaedia  Biblica pada kata “Yerusalem”). Malapetaka itu terjadi ketika Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.   masih hidup di Kasymir (QS.23:51). Hal ini pun dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. (Ulangan 32: 18-26).
Perlu pula dicatat di sini, bahwa nubuatan mengenai azab kedua kali itu telah disebut dalam Bible sesudah adanya nubuatan yang membicarakan hukuman pertama (Ulangan Bab 28). Lebih dari itu, bahkan nubuatan ini disebut sesudah nubuatan mengenai kembalinya orang-orang Yahudi ke Yerusalem (Ulangan 30: 1-5). Hal ini menunjukkan, bahwa nubuatan ini (Ulangan 32:18-26 - - Bab “nyanyian Musa”) menunjuk kepada azab yang kedua, yang telah disinggung dalam Al-Quran, yaitu “Niscaya kamu akan melakukan kerusakan  besar di muka bumi ini dua kali.” (QS.17:5).
Sehubungan azab yang kedua tersebut terdapat  nubuatan   Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) dalam Perjanjian Baru, bab “Keluhan terhadap Yerusalem” setelah beliau mengecam keras  berbagai perilaku buruk “Ahli-ahli Taurat” dan “Orang-orang Farisi” (Matius 23:1-36):
Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh  nabi-nabi dan melempari orang-dengan batu orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu  mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan  dan menjadi sunyi.  Dan Aku  berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata:  Diberkatilah Dia yang  datang dalam nama Tuhan!” (Matius 23:37-39). Lihat pula Matius 24:15-22 bab “Siksaan yang berat.”

 Hukuman  Pertama yang menimpa  Umat Islam (Bani Isma’il)

Firman Allah Swt. dalam QS.17:5-8 tersebut   mengandung peringatan bagi umat Islam, bahwa seperti orang Yahudi mereka pun akan dihukum dua kali, jika mereka tidak mau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka. Tetapi  umat Islam tidak memperoleh faedah dari peringatan yang tepat pada waktunya itu, serta tidak meninggalkan cara-cara yang buruk; dan oleh karena itu mereka pun telah dihukum dua kali.
Hukuman pertama menimpa umat Islam, ketika kota Baghdad jatuh pada tahun 1258 M. Pasukan-pasukan Hulaku Khan  -- cucu Jenghis Khan -- yang  biadab itu sama sekali memusnahkan pusat ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang agung itu, dan konon kabarnya 1.800.000 orang Islam telah terbunuh pada ketika itu.
Tetapi dari malapetaka yang mengerikan itu akhirnya Islam keluar sebagai pemenang. Mereka yang menaklukkan menjadi yang ditaklukkan. Cucu Hulaku Khan bersama-sama sejumlah besar orang Moghul dan Tartar memeluk agama Islam, sesuai dengan firman Allah Swt. sebelum ini:
  ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ  اَکۡثَرَ  نَفِیۡرًا ﴿﴾
Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan  Kami menjadikan kelompok kamu lebih besar [dari sebelumnya]. (Bani Israil [17]:7).

Hukuman Kedua Atas Umat Islam

Hukuman kedua telah ditakdirkan akan menimpa umat Islam di Akhir  Zaman dengan perantaraan merajalelanya Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau fitnah Dajjal --  yakni bangsa-bangsa Kristen dari barat --  menjelang kedatangan Al-Masih Mau’ud a.s. atau  misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) atau Rasul Akhir  Zaman, yang akan mewujudkan kebangkitan umat Islam yang kedua (QS.61:10) atau Imam Mahdi a.s., yang  menurut Nabi Besar Muhammad saw. Imam Mahdi a.s. itulah yang akan menghapuskan fitnah Dajjal   yang dibawa oleh Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) tersebut. 

(Bersambung).                                                                                                     


Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 14 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma




Tidak ada komentar:

Posting Komentar