بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN
JANTUNG AL-QURAN
Bagian 26
Nabi Yehezkiel a.s. (Dzulkifli a.s.) &
Kehancuran Yerusalem yang Pertama
Oleh
Ki Langlang
Buana Kusuma
Dalam Bab 25
telah dikemukakan mengenai pewarisan “negeri
yang dijanjikan” (Palestina) kepada umat Islam, sebagai realisasi janji
dan ketetapan Allah Swt. yang
sebelumnya telah terjadi kepada Bani
Israil setelah Nabi Musa a.s. wafat, karena pada waktu itu Bani Israil
adalah sebagai “kaum terpilih” yang akan mewarisi “negeri yang dijanjikan” yakni Kanaan
atau Palestina, firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ لِبَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ جِئۡنَا بِکُمۡ لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah
dia (Fir’aun), Kami berfirman kepada Bani
Israil: ”Tinggallah di negeri yang dijanjikan
itu, dan apabila janji mengenai
akhir zaman tiba Kami akan menghimpun kamu semuanya dari
antara berbagai bangsa.”(Bani Israil [17]:105).
Ada pun janji pewarisan “negeri yang dijanjikan” yanga pertama kepada umat Islam (Bani Isma’il) adalah setelah Allah Swt. membangkitkan Nabi Besar Muhammad
saw. (QS.62:3) guna menggantikan
kedudukan Bani Israil, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ عٰبِدِیۡنَ
﴿﴾ؕ
Dan sungguh Kami benar-benar telah menuliskan dalam Kitab
Zabur sesudah pemberi peringatan
itu, bahwa negeri itu akan
diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah. (Al-Anbiyā
[21]:106).
Peringatan Allah Swt. kepada Umat
Islam (Bani Isma’il)
Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda
mengenai adanya persamaan antara umat
Islam (Bani Isma’il) dengan Bani Israil (Yahudi dan Nasrani), persmaan tersebut menurut beliau saw.
seperti persamaan “sepasang sepatu”, baik mengenai hal-hal yang positif mau pun hal-hal yang negatif.
Persamaan tersebut mencakup juga
dalam hal azab besar yang menimpa
kedua bangsa keturunan Nabi Ibrahim a.s. tersebut. Berikut adalah
firman Allah Swt. mengenai 2 bencana
besar atau hukuman Allah Swt. yang telah
menimpa Bani Israil, dan merupakan peringatan
dari Allah Swt. kepada Bani Isma’il
(umat Islam), firman-Nya:
وَ قَضَیۡنَاۤ اِلٰی
بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ
لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ
مَرَّتَیۡنِ وَ
لَتَعۡلُنَّ عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا
بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ
عِبَادًا لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ
شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا
خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا
Dan telah
Kami tetapkan dengan jelas kepada Bani
Israil dalam kitab itu:
“Niscaya kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar.” Apabila
datang saat sempurnanya janji
yang pertama dari kedua
janji itu, Kami membangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan
tempur yang dahsyat, dan mereka
menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji
yang pasti terlaksana. (Bani Israil [17]:5-6).
Kutukan Nabi Daud a.s. dan
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
Dua kedurhakaan Bani Israil
yang tersebut dalam kitab Musa a.s. (Ulangan
28:15, 49-53, 63-64 & 30:15) disinggung dalam ayat ini. Mereka – yakni di antara Bani
Israil, yang tidak beriman --
telah dua kali dikutuk, yaitu pertama oleh Nabi Daud a.s. dan yang kedua dikutuk
oleh Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.5:79), dan sebagai akibatnya Bani Israil telah dihukum pula dua kali, yang pertama terjadi setelah Nabi Daud a.s. dan Sulaiman a.s., dan yang
hukuman kedua setelah mereka berusaha membunuh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
melalui penyaliban (QS.4:157-199),
firman-Nya:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا
عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ
فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ
اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang yang
kafir dari kalangan Bani Israil telah dilaknat
oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam, hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui
batas. Mereka tidak pernah saling mencegah dari kemungkaran
yang dikerjakannya, benar-benar sangat buruk apa yang
senantiasa mereka kerjakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai
pelindung, dan benar-benar sangat
buruk apa yang telah mereka
dahulukan bagi diri mereka yaitu bahwa Allah murka kepada mereka, dan di
dalam azab inilah mereka akan kekal. (Al-Maidah [79-81).
Dari antara semua nabi Bani Israil, Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tergolong paling menderita di tangan orang-orang Yahudi. Penzaliman
orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. mencapai puncaknya, ketika beliau berusaha dibunuh melalui pemakuan pada kayu
salib, sedangkan penderitaan serta kepapaan yang dialami oleh Nabi Daud
a.s. – Pendiri kerajaan Bani Israil yang
luas dan kuat -- dari kaum yang tak mengenal terima kasih itu, tercermin di dalam Mazmurnya yang sangat merawankan
hati. Dari lubuk hati yang penuh kepedihan,
Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa
Ibnu Marfyam a.s. mengutuk mereka.
Dua Kali Penghancuran Kota
Yerusalem
Kutukan Nabi Daud a.s. mengakibatkan orang-orang Bani Israil dihukum oleh Nebukadnezar, yang menghancurluluhkan kota Yerusalem dan membawa orang-orang
Bani Israil sebagai tawanan pada tahun 556 sebelum Masehi (QS.2:260),
sedangkan akibat kutukan Nabi Isa
a.s. mereka ditimpa bencana dahsyat, karena Titus,
Panglima balatentara Romawi, yang menaklukkan Yerusalem dalam tahun ± 70
Masehi, membinasakan kota dan menodai rumah-ibadah dengan jalan menyembelih babi — binatang yang sangat
dibenci oleh orang-orang Yahudi — di dalam rumah-ibadah
itu.
Salah satu di antara dosa-dosa besar yang membangkitkan kemurkaan Allah Swt. atas kaum Yahudi ialah – selain senantiasa menyakiti para rasul Allah yang dibangkitkan di
kalangan mereka (QS.2:88-89; QS.61:6) -- mereka tidak melarang satu sama lain, terhadap kejahatan yang begitu merajalela di tengah-tengah mereka.
Kembali kepada firman Allah Swt.
sebelumnya mengenai 2 hukuman Allah
Swt. yang telah menimpa Bani Israil:
وَ قَضَیۡنَاۤ اِلٰی
بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ
لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ
مَرَّتَیۡنِ وَ
لَتَعۡلُنَّ عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا
بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ
عِبَادًا لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ
شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا
خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا
Dan telah
Kami tetapkan dengan jelas kepada Bani
Israil dalam kitab itu:
“Niscaya kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar.” Apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama dari kedua janji itu, Kami membangkitkan
untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami
yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu
merupakan suatu janji yang pasti terlaksana. (Bani Israil [17]:5-6).
Serbuan dahsyat Balatentara
Nebukadnezar
Dari Kerajaan Babilonia
Azab Ilahi yang pertama menimpa Bani Israil
sesudah Nabi Daud a.s. dan yang kedua sesudah Nabi Isa a.s. Nampak dari Bible,
bahwa sesudah Nabi Musa a.s., orang-orang Yahudi telah menjadi suatu bangsa
yang amat kuat, dan di masa Nabi Daud a.s. mereka meletakkan dasar suatu
kerajaan kuat, yang setelah wafatnya pun, untuk beberapa waktu terus berlanjut
kejayaan dan kemuliaan-nya semula. Kemudian kerajaan itu menjadi sasaran
kemunduran yang berangsur-angsur, dan pada sekitar 733 s.M. Samaria ditaklukkan
oleh bangsa Assiria, yang mencaplok seluruh daerah Israil di sebelah utara
Yezreel. Pada tahun 608 s.M., Palestina telah dilanda oleh satu lasykar Mesir
di bawah Firaun Necho, dan Bani Israil takluk kepada kekuasaan Mesir (Yewish Encycpopaedia, Jilid 6, halaman 665).
Tetapi hilangnya kekuasaan duniawi mereka serta
kehancuran dan ketelantaran mereka tidak mendorong mereka untuk memperbaiki cara-cara mereka. Mereka
dengan gigih bertahan pada cara-cara
buruk mereka yang lama. Nabi Yermiah
a.s., memperingatkan mereka supaya meninggalkan cara-cara buruk mereka,
sebab kemurkaan Allah Swt. tidak lama
lagi akan menimpa mereka, tetapi mereka sama sekali tidak menghiraukan peringatan-peringatan Nabi Yermiah a.s.
tersebut.
Di masa kerajaan Yehoyakim, Nebukadnezar
dari Babil melancarkan serbuan pertamanya ke Palestina dan membawa pulang
perkakas rumah peribadatan, tetapi ketika itu kota Yerusalem sendiri selamat dari kekejaman akibat pengepungan.
Pada tahun 597 s.M. pun kota itu dikepung dan penduduknya mengalami kelaparan
yang sangat keras.
Pemberontakan raja Zedekia membawa akibat adanya serbuan kedua oleh Nebukadnezar
pada tahun 587 s.M., dan sesudah masa pengepungan yang berlangsung satu tahun
setengah, kota Yerusalem
ditaklukkan dengan serangan cepat laksana halilintar. Putra-putranya
dibunuh dan matanya sendiri dicukil, dan dalam keadaan diborgol ia dibawa ke
Babil. Rumah peribadatan, istana raja, serta semua bangunan besar di kota Yerusalem dibumihanguskan, para imam besar, dan para pemimpin lain dibunuh,
dan sejumlah besar rakyat diboyong sebagai tawanan (Yewish Encyclopaedia,
Jilid 6, hlm. 665 & Jilid 7, hlm. 122 pada kata “Yerusalem”).
Kota Yerusalem yang Hancur
&
Nabi Yehezkiel a.s. (Nabi Dzulkifli a.s.)
Mengisyaratkan kepada peristiwa penghancuran kota Yerusalem yang pertama itulah firman Allah Swt. berikut ini:
اَوۡ کَالَّذِیۡ مَرَّ عَلٰی قَرۡیَۃٍ وَّ ہِیَ خَاوِیَۃٌ
عَلٰی عُرُوۡشِہَا ۚ قَالَ اَنّٰی یُحۡیٖ ہٰذِہِ اللّٰہُ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ۚ فَاَمَاتَہُ اللّٰہُ
مِائَۃَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَہٗ ؕ قَالَ کَمۡ لَبِثۡتَ ؕ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا
اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ مِائَۃَ عَامٍ فَانۡظُرۡ اِلٰی طَعَامِکَ وَ شَرَابِکَ لَمۡ یَتَسَنَّہۡ
ۚ وَ انۡظُرۡ اِلٰی حِمَارِکَ وَ لِنَجۡعَلَکَ اٰیَۃً لِّلنَّاسِ وَ انۡظُرۡ اِلَی
الۡعِظَامِ کَیۡفَ نُنۡشِزُہَا ثُمَّ نَکۡسُوۡہَا لَحۡمًا ؕ فَلَمَّا تَبَیَّنَ
لَہٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ اَنَّ اللّٰہَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Atau seperti perumpamaan orang yang melalui suatu kota yang dinding-dindingnya
telah runtuh atas atap-atapnya, kemudian
ia berkata: “Kapankah Allāh akan
menghidupkan kembali kota ini sesudah
kematian yakni kehancurannya?”
Lalu Allah mematikannya seratus tahun lamanya, kemudian Dia membangkitkannya lagi dan
berfirman: “Berapa lamakah engkau
tinggal dalam keadaan seperti ini?” Ia berkata: “Aku tinggal sehari atau sebagian hari.” Dia berfirman:
“Tidak, bahkan engkau
telah tinggal seratus tahun lamanya. Tetapi lihatlah makanan engkau dan minuman engkau, itu sekali-kali tidak membusuk, dan lihat pulalah keledai engkau, dan Kami melakukan demikian itu supaya Kami menjadikan engkau sebagai Tanda
bagi manusia. Dan lihatlah tulang-belulang itu bagaimana Kami
menatanya kembali, kemudian Kami
membalutnya dengan daging.” Maka tatkala kenyataan ini menjadi jelas
baginya ia berkata: “Aku mengetahui
bahwa sesungguhnya Allah berkuasa atas
segala sesuatu.” (Al-Baqarah [2]:260).
Kota hancur yang dimaksudkan dalam ayat ini ialah Yerusalem, dibinasakan oleh Nebukadnezar, Raja Babil pada tahun 599
sebelum Masehi. Nabi Yehezkiel a.s. ada di antara orang-orang Yahudi yang
diboyong pasukan Nebukadnezar sebagai tawanan
perang ke Babilolia dan diharuskan melalui kota Yerusalem yang telah dibinasakan itu dan menyaksikan
pemandangan yang mengerikan itu.
Nabi
Yehezkiel a.s. tentu sangat terkejut melihat pemandangan
menyedihkan itu dan berdoa kepada Allah Swt. dengan kata-kata yang penuh
keharuan luar biasa, kapan kiranya kota
yang hancur itu akan dihidupkan
kembali. Doanya makbul (dikabulkan) dan kepada beliau diperlihatkan kasyaf (penglihatan ruhani) bahwa pembangunan kembali kota yang dimintakan
dalam doa itu akan terjadi dalam waktu 100 tahun.
Makna Kasyaf (Penglihatan
Ruhani) Nabi Yehezkiel a.s.
Ayat itu tidak mengandung arti bahwa Nabi Yehezkiel a.s. sungguh-sungguh mati selama 100 tahun. Beliau hanya melihat kasyaf (penglihatan gaib dalam keadaan bangun; vision) bahwa beliau
mati dan tetap dalam keadaan mati selama seratus tahun dan kemudian hidup
kembali. Al-Quran kadang-kadang menyebut pemandangan-pemandangan dalam kasyaf
seolah-olah sungguh-sungguh terjadi tanpa menyatakan bahwa penglihatan-penglihatan itu disaksikan dalam kasyaf atau mimpi
(QS.12:5).
Kasyaf tersebut menunjukkan -- dan Nabi Yehezkiel a.s. paham akan artinya -- bahwa Bani Israil selama kira-kira 100 tahun
akan tetap dalam keadaan tawanan dan
keadaan kemunduran nasional secara
total, maka sesudah itu mereka akan mendapat kehidupan baru dan akan kembali
ke kota suci mereka. Dan ini sungguh-sungguh telah terjadi seperti Nabi
Yehezkiel a.s. telah
melihatnya dalam mimpi (kasyaf).
Yerusalem direbut oleh
Nebukadnezar pada tahun 599 sebelum Masehi (2 Raja-raja 24: 10). Nabi Yehezkiel a.s. mungkin melihat kasyaf pada tahun 586 sebelum Masehi. Kota Yerusalem didirikan kembali kira-kira seabad (100 tahun) sesudah
kehancurannya. Pembangunannya kembali dimulai pada 537 sebelum Masehi
dengan izin dan bantuan Cyrus, Raja
Persia dan Midia, dan selesai pada tahun 515 sebelum Masehi. Orang-orang Bani
Israil masih memerlukan 15 tahun lagi untuk menghuninya dan dengan demikian pada hakekatnya seabad (100 tahun) telah lewat antara hancurnya Yerusalem dan dihidupkannya
(dibangun) kembali.
Adalah pemikiran kekanak-kanakan
serta keliru sekali jika kita beranggapan bahwa Allah Swt. sungguh-sungguh mematikan dan membiarkan Nabi Yehezkel a.s. mati 100 tahun dan kemudian menghidupkan
beliau kembali, sebab hal itu niscaya tidak akan merupakan jawaban atas doanya, yang
bukan mengenai kematian dan kebangkitan kembali seseorang tertentu
melainkan mengenai sebuah kota yang secara
kiasan menampilkan suatu kaum seutuhnya.
Kata-kata “Aku
tinggal sehari atau sebagian hari“ dimaksudkan untuk menyatakan keadaan waktu yang tidak terbatas (QS.18:20 dan QS.23:114) danmenurut kebiasaan
Al-Quran berarti bahwa Nabi Yehezkiel a.s. tidak tahu berapa lamanya beliau tinggal
dalam keadaan itu. Yaum di sini bukan berarti satu hari yang terdiri atas 24
jam, melainkan hanya menunjukkan suatu waktu
tertentu (lihat QS.1:4 – Pemilik “Hari
Pembalasan”).
Kata-kata “Aku tinggal sehari atau sebagian hari”, dapat pula
menunjuk kepada waktu Nabi Yehezkiel a.s. tidur
atau waktu beliau melihat kasyaf itu.
Rupa-rupanya Nabi Yehezkiel a.s. menyangka
bahwa beliau ditanya mengenai lama berlangsungnya waktu melihat kasyaf (mimpi)
itu.
Sebagai “Tanda bagi Manusia”
(Orang-orang Yahudi)
Bal
(tidak, bahkan) itu kata penyimpangan yang artinya: (a) pembatalan apa-apa yang
terdahulu, seperti pada QS.21:27 atau (b) peralihan dari satu pokok pembicaraan
kepada yang lain, seperti dalam QS.87:17. Di sini bal telah dipakai
dalam arti terakhir.
Jadi anak kalimat: Tidak,
bahkan engkau pun telah tinggal 100
tahun lamanya dalam keadaan seperti ini, menunjukkan bahwa meskipun dalam
satu pengertian Nabi Yehezkiel a.s. telah tinggal dalam keadaan seperti itu 100
tahun (sebab beliau mimpi bahwa beliau
mati selama 100 tahun), tetapi pernyataan bahwa beliau tinggal sehari atau sebagian hari pun tepat; sebab waktu yang sebenarnya berlangsung
dalam melihat kasyaf itu wajar sangat
singkat.
Untuk membuat kenyataan ini jelas
kepada pikiran Nabi Yehezkiel a.s. Allah Swt. mengarahkan perhatian beliau kepada makanan dan minuman dan keledainya,
bahwa makanan dan minuman beliau tidak menjadi busuk dan keledai beliau masih hidup,
hal tersebut menunjukkan bahwa beliau sebenarnya hanya tinggal sehari atau
sebagian hari.
Kata-kata lihatlah keledai
engkau pun menunjukkan bahwa Nabi Yehezkiel a.s. melihat kasyaf (mimpi) ketika tidur
di ladang dengan keledai beliau ada di sisinya, sebab selama di tempat pembuangan
di Babilonia, orang-orang Bani
Israil dipekerjakan di ladang sebagai
buruh tani.
Kalimat
“dan supaya Kami
menjadikan engkau sebagai Tanda bagi manusia“ maksudnya
bahwa Nabi Yehezkiel a.s. menampilkan
dalam diri beliau seluruh bangsa Yahudi.
Wafatnya secara simbolis selama 100 tahun,
melukiskan keruntuhan nasional mereka
dan kesedihan selama dalam tawanan, sebab itulah masa yang sesudahnya mereka bangkit kembali. Itulah sebabnya,
mengapa Nabi Yehezkiel a.s. disebut
“menjadi suatu Tanda.” Lihat pula
Kitab Yehezkiel, fasal 37.
(Bersambung).
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 13 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar