Kamis, 09 Agustus 2012

Khazanah Ilmu pengetahuan Alam & Khazanah Ilmu Pengetahuan Al-Quran




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

Bab 36

 Khazanah Ilmu Pengetahuan Alam 
&
Khazanah Ilmu Pengetahuan Al-Quran
                                                                                
Oleh
                                                                                
Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam  akhir Bab 35 sebelumnya telah dikemukakan  sehubungan dengan kebiasaan di kalangan kaum Yahudi  dan Kristen biasa “mempertuhankan”  ulama-ulama mereka dan rahib-rahib mereka – termasuk Nabi Uzair a.s (Ezra)  dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Al-Masih) --  firman-Nya:
 وَ قَالَتِ الۡیَہُوۡدُ عُزَیۡرُۨ  ابۡنُ اللّٰہِ وَ قَالَتِ النَّصٰرَی الۡمَسِیۡحُ  ابۡنُ  اللّٰہِ ؕ ذٰلِکَ قَوۡلُہُمۡ بِاَفۡوَاہِہِمۡ ۚ یُضَاہِـُٔوۡنَ  قَوۡلَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ قَبۡلُ ؕ قٰتَلَہُمُ اللّٰہُ ۚ۫ اَنّٰی  یُؤۡفَکُوۡنَ ﴿﴾   اِتَّخَذُوۡۤا اَحۡبَارَہُمۡ وَ رُہۡبَانَہُمۡ اَرۡبَابًا مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ وَ الۡمَسِیۡحَ ابۡنَ مَرۡیَمَ ۚ وَ مَاۤ  اُمِرُوۡۤا  اِلَّا  لِیَعۡبُدُوۡۤا  اِلٰـہًا  وَّاحِدًا ۚ لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا ہُوَ ؕ سُبۡحٰنَہٗ عَمَّا یُشۡرِکُوۡنَ ﴿﴾   یُرِیۡدُوۡنَ  اَنۡ یُّطۡفِـُٔوۡا نُوۡرَ اللّٰہِ بِاَفۡوَاہِہِمۡ وَ یَاۡبَی اللّٰہُ  اِلَّاۤ  اَنۡ  یُّتِمَّ  نُوۡرَہٗ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡکٰفِرُوۡنَ ﴿﴾   ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ ۙ وَ لَوۡ کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair adalah  anak Allah”, dan orang-orang Nasrani berkata: “Al-Masih adalah  anak  Allah.” Demikian itulah perkataan mereka dengan mulutnya, mereka  meniru-niru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah membinasakan mereka, bagaimana mereka sampai dipalingkan dari TauhidMereka telah menjadikan ulama-ulama mereka dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan begitu juga Al-Masih ibnu Maryam, padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya mereka menyembah Tuhan Yang Mahaesa. Tidak ada Tuhan kecuali Dia. Maha-Suci Dia dari apa yang mereka sekutukan.  Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah  dengan mulut mereka, tetapi Allah menolak bahkan menyempurnakan cahaya-Nya, walau pun orang-orang kafir tidak menyukai.  (Al-Taubah [9]:30-32).
      Pernyataan Allah Swt. “Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah  dengan mulut mereka, tetapi Allah menolak bahkan menyempurnakan cahaya-Nya, walau pun orang-orang kafir tidak menyukai“ (QS.9:32) mengisyaratkan kepada upaya orang-orang Nasrani (Kristen) yang berdiam di tanah Arab telah menghasut orang-orang kuat seagama mereka di Siria, dan dengan pertolongan mereka  mencoba untuk memadamkan Nur Islam yang telah dinyalakan Allah Swt.   di tanah Arab dengan perantaraan pengutusan Nabi Besar Muhammad saw..   Orang-orang Yahudi pun pernah berupaya semacam itu, dengan menghasut orang-orang Parsi  atau Majusi  yang  menyembah api -- yakni kerajaan Persia pimpinan Kisra -- untuk bangkit melawan beliau saw..
      Para mufassir (ahli tafsir) Al-Quran sepakat bahwa, seperti dikemukakan dalam sebuah hadits Nabi Besar Muhammad saw., bahwa  kemenangan Islam pada akhirnya akan terjadi di masa Al-Masih Mau’ud a.s.  (Tafsir Ibnu Jarir), manakala semua agama yang beraneka ragam akan bangkit dan akan berusaha sekeras-kerasnya untuk menyiarkan ajaran mereka sendiri.
      Cita-cita dan asas-asas Islam yang luhur sudah mulai semakin bertambah diakui, dan hari itu tidak jauh lagi bila Islam akan memperoleh kemenangan atas semua agama lainnya dan pengikut-pengikut agama-agama itu akan masuk ke dalam haribaan Islam dalam jumlah besar.

Orang-orang yang Paling Rugi Perbuatannya

       Kembali kepada firman Allah Swt.  dalam 10 ayat akhir Surah Al-Kahf sebelum ini, firman-Nya:
اَفَحَسِبَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اَنۡ یَّتَّخِذُوۡا عِبَادِیۡ مِنۡ دُوۡنِیۡۤ  اَوۡلِیَآءَ ؕ اِنَّـاۤ  اَعۡتَدۡنَا جَہَنَّمَ  لِلۡکٰفِرِیۡنَ نُزُلًا ﴿﴾   قُلۡ ہَلۡ نُنَبِّئُکُمۡ  بِالۡاَخۡسَرِیۡنَ اَعۡمَالًا ﴿﴾ؕ  اَلَّذِیۡنَ ضَلَّ سَعۡیُہُمۡ فِی الۡحَیٰوۃِ  الدُّنۡیَا وَ ہُمۡ یَحۡسَبُوۡنَ اَنَّہُمۡ یُحۡسِنُوۡنَ صُنۡعًا ﴿﴾   اُولٰٓئِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا بِاٰیٰتِ رَبِّہِمۡ وَ لِقَآئِہٖ فَحَبِطَتۡ اَعۡمَالُہُمۡ فَلَا نُقِیۡمُ لَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ  وَزۡنًا ﴿﴾   ذٰلِکَ جَزَآؤُہُمۡ جَہَنَّمُ بِمَا کَفَرُوۡا وَ اتَّخَذُوۡۤا اٰیٰتِیۡ وَ  رُسُلِیۡ  ہُزُوًا ﴿﴾  اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ کَانَتۡ لَہُمۡ  جَنّٰتُ الۡفِرۡدَوۡسِ نُزُلًا ﴿﴾ۙ  خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا لَا  یَبۡغُوۡنَ عَنۡہَا حِوَلًا ﴿﴾ قُلۡ لَّوۡ کَانَ الۡبَحۡرُ مِدَادًا لِّکَلِمٰتِ رَبِّیۡ لَنَفِدَ الۡبَحۡرُ  قَبۡلَ اَنۡ تَنۡفَدَ کَلِمٰتُ رَبِّیۡ وَ لَوۡ  جِئۡنَا بِمِثۡلِہٖ  مَدَدًا ﴿﴾   قُلۡ اِنَّمَاۤ  اَنَا بَشَرٌ  مِّثۡلُکُمۡ  یُوۡحٰۤی  اِلَیَّ اَنَّمَاۤ  اِلٰـہُکُمۡ  اِلٰہٌ  وَّاحِدٌ ۚ فَمَنۡ کَانَ یَرۡجُوۡا لِقَآءَ رَبِّہٖ فَلۡیَعۡمَلۡ عَمَلًا صَالِحًا وَّ لَا یُشۡرِکۡ بِعِبَادَۃِ  رَبِّہٖۤ  اَحَدًا ﴿﴾٪

Maka apakah   orang­-orang   kafir menyangka bahwa mereka dapat  menjadikan hamba-hamba-Ku selain Aku sebagai penolong­-penolong? Sesungguhnya  Kami menyediakan Jahannam bagi orang­-orang kafir sebagai tempat tinggal.   Katakanlah: "Maukah Kami beritahukan kepada kamu mengenai orang yang paling rugi perbuatannya?    Yaitu orang-orang yang sia­-sia usahanya dalam kehidupan dunia sedang mereka me­nyangka bahwa mereka mengerjakan perbuatan yang baik.  Mereka itu orang-orang yang  kafir kepada Tanda-tanda Tuhan-nya dan  per­temuan dengan Dia,  maka sia-sia amalan mereka, dan Kami tidak akan mengadakan  penilaian bagi mereka pada Hari Kiamat.   Itulah balasan mereka yaitu Jahannam disebabkan mereka kafir  dan menjadikan Tanda­-tanda-Ku serta rasul-rasul-Ku se­bagai olok-olok.   Sesungguhnya orang­-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka surga Firdaus adalah tempat tinggalnya.  Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin dipindahkan darinya.   Katakanlah: "Seandainya lautan menjadi tinta untuk me­nuliskan kalimat-kalimat Tuhan-ku, niscaya  lautan itu akan habis se­belum kalimat-kalimat Tuhan-ku habis dituliskan, sekalipun Kami mendatangkan sebanyak itu lagi sebagai tambahannya.  Katakanlah:  ”Sesungguh­nya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, tetapi telah diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan-mu adalah Tuhan Yang Maha Esa,   maka barangsiapa mengharap akan bertemu  dengan Tuhan-nya hendaklah ia beramal shalih dan ia jangan  meper­sekutukan siapa pun dalam ber­ibadah kepada Tuhan-nya."  (Al-Kahf [18]:103-111).
        Ayat-ayat yang belum dijelaskan adalah  firman-Nya berikut ini:
 قُلۡ ہَلۡ نُنَبِّئُکُمۡ  بِالۡاَخۡسَرِیۡنَ اَعۡمَالًا ﴿ؕ   اَلَّذِیۡنَ ضَلَّ سَعۡیُہُمۡ فِی الۡحَیٰوۃِ  الدُّنۡیَا وَ ہُمۡ یَحۡسَبُوۡنَ اَنَّہُمۡ یُحۡسِنُوۡنَ صُنۡعًا ﴿﴾   اُولٰٓئِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا بِاٰیٰتِ رَبِّہِمۡ وَ لِقَآئِہٖ فَحَبِطَتۡ اَعۡمَالُہُمۡ فَلَا نُقِیۡمُ لَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ  وَزۡنًا ﴿﴾   ذٰلِکَ جَزَآؤُہُمۡ جَہَنَّمُ بِمَا کَفَرُوۡا وَ اتَّخَذُوۡۤا اٰیٰتِیۡ وَ  رُسُلِیۡ  ہُزُوًا ﴿﴾  اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ کَانَتۡ لَہُمۡ  جَنّٰتُ الۡفِرۡدَوۡسِ نُزُلًا ﴿﴾ۙ   خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا لَا  یَبۡغُوۡنَ عَنۡہَا حِوَلًا ﴿﴾
Katakanlah: "Maukah Kami  beritahukan kepada kamu mengenai orang yang paling rugi perbuatannya?    Yaitu orang-orang yang sia­-sia usahanya dalam kehidupan dunia sedang mereka me­nyangka bahwa mereka mengerjakan perbuatan yang baik.    Mereka itu orang-orang yang  kafir kepada Tanda-tanda Tuhan-nya dan  per­temuan dengan Dia, maka sia-sia amalan mereka, dan Kami tidak akan mengadakan  penilaian bagi mereka pada Hari Kiamat.   Itulah balasan mereka yaitu Jahannam disebabkan mereka kafir  dan menjadikan Tanda­-tanda-Ku serta rasul-rasul-Ku se­bagai olok-olok.   Sesungguhnya orang­-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka surga Firdaus adalah tempat tinggalnya.  Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin dipindahkan darinya. (Al-Kahf [18]:105-109).
  Kalimat Yaitu orang-orang yang sia­-sia usahanya dalam kehidupan dunia sedang mereka me­nyangka bahwa mereka mengerjakan perbuatan yang baik.“ Orang-orang tersebut memandang usaha memperoleh kesenangan‑kesenangan fisik dan keuntungan-keuntungan duniawi sebagai satu-satunya tujuan dan maksud kehidupan mereka. Tuhan tidak mempunyai tempat di dalam hati mereka.

Kesuksesan Duniawi Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)

   Orang-orang atau kaum yang dimaksud dalam firman Allah Swt. tersebut sama dengan kaum yang dikemukakan dalam Al-Kahfi ayat 8-9, yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau bangsa-bangsa Kristen dari barat, firman-Nya:
اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً  لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ  اَیُّہُمۡ   اَحۡسَنُ  عَمَلًا ﴿﴾   وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا  ؕ﴿﴾
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi per­hiasan  baginya  supaya Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.  Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus. (Al-Kahf [18]:8-9).
     Semua benda yang tidak terhitung banyaknya yang telah diciptakan  Allah Swt. di alam semesta ini, tidak ada satu pun yang tidak mempunyai kegunaan tersendiri yang tertentu, atau yang kosong dari segala kebaikan, semuanya menambah semarak dan indahnya kehidupan manusia.
    Umat Islam telah dianjurkan untuk senantiasa  memberi perhatian kepada kebenaran agung yang  melandasi kata-kata sederhana itu, dan untuk menyerahkan waktu dan tenaga  mereka guna menggali rahasia­-rahasia alam  yang agung dan untuk menyelidiki sifat-sifat yang tidak terbilang banyaknya, yang  dimiliki unsur-unsur alam.
       Sejak kejatuhan supremasi umat Islam dalam  berbagai bidang kehidupan – termasuk ilmu pengetahuan  alam --  kemudian bangsa-bangsa Kristen   yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) bangkit mencapai puncak-puncak kesuksesan dalam bidang pengetahuan dan kekayaan duniawi (QS.21:96-97).
         Ayat selanjutnya – “Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus”  (Al-Kahf [18]:8-9) --
mengandung suatu kabar gaib  bahwa bangsa-bangsa Kristen dari barat sesudah memperoleh kekayaan, kekuatan, kekuasaan, dan sesudah mendapat penemuan-penemuan besar, akhirnya akan membuat bumi Allah itu penuh dengan  kedosaan dan keburukan, seperti yang dituturkan oleh Bible.
         Kemurkaan Allah Swt. akan bangkit, dan sesuai dengan nubuatan-nubuatan yang diucapkan oleh mulut para nabi Allah, di dalam Perjanjian Lama maupun di dalam Perjanjian Baru, Al-Quran dan hadits, bencana-bencana akan menimpa bumi secara meluas, serta segala kemajuan yang tadinya telah dicapai oleh mereka,  dan semua buah tangan  mereka,  gedung-gedung mereka yang tinggi megah, keindahan negeri mereka, serta segala kemuliaan, kemegahan, dan keagungan mereka sama sekali akan menjadi hancur berantakan.

Khazanah Ilmu Pengetahuan  Al-Quran

       Ayat selanjutnya mencela  kesombongan bangsa-bangsa Kristen dari yang merasa bangga atas keberhasilan mereka meraih berbagai ilmu  pengetahuan dan teknologi, dan menganggap seakan-akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan segera mencapai batas akhirnya. Allah Swt.  berfirman:
قُلۡ لَّوۡ کَانَ الۡبَحۡرُ مِدَادًا لِّکَلِمٰتِ رَبِّیۡ لَنَفِدَ الۡبَحۡرُ  قَبۡلَ اَنۡ تَنۡفَدَ کَلِمٰتُ رَبِّیۡ وَ لَوۡ  جِئۡنَا بِمِثۡلِہٖ  مَدَدًا ﴿﴾
Katakanlah: "Seandainya lautan menjadi tinta untuk me­nuliskan kalimat-kalimat Tuhan-ku, niscaya  lautan itu akan habis se­belum kalimat-kalimat Tuhan-ku habis dituliskan, sekalipun Kami mendatangkan sebanyak itu lagi sebagai tambahannya (Al-Kahf [18]:110).  Lihat pula QS.31:28.
    Bangsa-bangsa Kristen dari barat membanggakan diri atas penemuan­-penemuan dan hasil-hasil mereka yang besar dalam ilmu pengetahuan, dan nampaknya mereka dikuasai anggapan keliru  bahwa mereka telah berhasil mengetahui seluk-beluk rahasia-rahasia takhliq (penciptaan) itu sendiri.
  Hal itu hanya  bualan yang sia-sia belaka, sebab  rahasia-rahasia Tuhan tidak ada habisnya dan tidak dapat diselami sehingga apa yang telah mereka temukan sampai sekarang, dan apa yang nanti akan ditemukan dengan segala susah payah, jika dibandingkan dengan rahasia-rahasia Allah belumlah merupakan setitik pun air dalam samudera, firman-Nya:
وَ  اِنۡ مِّنۡ شَیۡءٍ   اِلَّا عِنۡدَنَا خَزَآئِنُہٗ ۫ وَ  مَا  نُنَزِّلُہٗۤ  اِلَّا بِقَدَرٍ  مَّعۡلُوۡمٍ ﴿﴾
Dan  tidak ada suatu pun benda melainkan pada Kami ada khazanah-khazanahnya yang tidak terbatas, dan  Kami sama sekali tidak menurunkannya melainkan dalam ukuran yang tertentu.  (Al-Hijr [15]:22). 
      Allah Swt.  memiliki persediaan (khazanah) segala sesuatu dalam jumlah yang tidak terbatas. Akan tetapi sesuai dengan rahmat-Nya yang tidak berhingga, Dia mengarahkan pikiran atau otak manusia kepada satu benda yang tertentu, hanya bilamana timbul suatu keperluan yang sesungguhnya akan benda itu. Seperti halnya alam semesta kebendaan, Al-Quran merupakan alam semesta keruhanian, di mana tersembunyi khazanah-khazanah ilmu keruhanian yang dibukakan kepada manusia sesuai dengan keperluan zaman.

(Bersambung). 


Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 20 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar