بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN
JANTUNG AL-QURAN
Bab 36
Khazanah Ilmu Pengetahuan Alam
&
Khazanah Ilmu Pengetahuan Al-Quran
Oleh
Ki Langlang
Buana Kusuma
Dalam akhir Bab 35 sebelumnya telah
dikemukakan sehubungan dengan kebiasaan
di kalangan kaum Yahudi dan Kristen
biasa “mempertuhankan” ulama-ulama mereka dan rahib-rahib mereka – termasuk Nabi Uzair a.s (Ezra) dan
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Al-Masih)
-- firman-Nya:
وَ قَالَتِ الۡیَہُوۡدُ عُزَیۡرُۨ ابۡنُ
اللّٰہِ وَ قَالَتِ النَّصٰرَی الۡمَسِیۡحُ ابۡنُ
اللّٰہِ ؕ ذٰلِکَ قَوۡلُہُمۡ بِاَفۡوَاہِہِمۡ ۚ یُضَاہِـُٔوۡنَ قَوۡلَ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا مِنۡ قَبۡلُ ؕ قٰتَلَہُمُ
اللّٰہُ ۚ۫ اَنّٰی یُؤۡفَکُوۡنَ ﴿﴾ اِتَّخَذُوۡۤا اَحۡبَارَہُمۡ
وَ رُہۡبَانَہُمۡ اَرۡبَابًا مِّنۡ
دُوۡنِ اللّٰہِ وَ الۡمَسِیۡحَ
ابۡنَ مَرۡیَمَ ۚ وَ مَاۤ
اُمِرُوۡۤا اِلَّا
لِیَعۡبُدُوۡۤا اِلٰـہًا وَّاحِدًا ۚ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَ ؕ سُبۡحٰنَہٗ عَمَّا یُشۡرِکُوۡنَ ﴿﴾ یُرِیۡدُوۡنَ اَنۡ یُّطۡفِـُٔوۡا نُوۡرَ اللّٰہِ بِاَفۡوَاہِہِمۡ وَ یَاۡبَی اللّٰہُ اِلَّاۤ اَنۡ یُّتِمَّ
نُوۡرَہٗ وَ لَوۡ کَرِہَ الۡکٰفِرُوۡنَ ﴿﴾ ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ ۙ وَ
لَوۡ کَرِہَ
الۡمُشۡرِکُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair adalah anak
Allah”, dan orang-orang Nasrani
berkata: “Al-Masih adalah anak Allah.” Demikian itulah perkataan mereka dengan mulutnya,
mereka meniru-niru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah membinasakan mereka, bagaimana mereka
sampai dipalingkan dari Tauhid? Mereka telah menjadikan ulama-ulama mereka dan rahib-rahib mereka
sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan begitu juga Al-Masih ibnu Maryam, padahal mereka tidak diperintahkan melainkan
supaya mereka menyembah Tuhan Yang
Mahaesa. Tidak ada Tuhan kecuali Dia. Maha-Suci Dia dari apa yang mereka
sekutukan. Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah menolak bahkan menyempurnakan cahaya-Nya, walau pun orang-orang kafir tidak menyukai.
(Al-Taubah [9]:30-32).
Pernyataan Allah Swt. “Mereka berkehendak memadamkan
cahaya Allah dengan mulut mereka,
tetapi Allah menolak bahkan menyempurnakan cahaya-Nya, walau pun orang-orang kafir tidak menyukai“ (QS.9:32)
mengisyaratkan kepada upaya orang-orang
Nasrani (Kristen) yang berdiam di tanah
Arab telah menghasut orang-orang kuat
seagama mereka di Siria, dan
dengan pertolongan mereka mencoba untuk memadamkan Nur Islam yang telah dinyalakan
Allah Swt. di tanah Arab
dengan perantaraan pengutusan Nabi Besar
Muhammad saw.. Orang-orang Yahudi
pun pernah berupaya semacam itu, dengan menghasut orang-orang Parsi atau
Majusi yang menyembah
api -- yakni kerajaan Persia pimpinan Kisra
-- untuk bangkit melawan beliau saw..
Para mufassir
(ahli tafsir) Al-Quran sepakat bahwa, seperti dikemukakan dalam sebuah hadits Nabi
Besar Muhammad saw., bahwa kemenangan Islam pada akhirnya akan
terjadi di masa Al-Masih Mau’ud a.s. (Tafsir Ibnu Jarir), manakala semua
agama yang beraneka ragam akan bangkit
dan akan berusaha sekeras-kerasnya untuk menyiarkan ajaran mereka sendiri.
Cita-cita dan asas-asas Islam yang luhur sudah mulai
semakin bertambah diakui, dan hari itu tidak jauh lagi bila Islam
akan memperoleh kemenangan atas semua agama lainnya dan
pengikut-pengikut agama-agama itu akan masuk ke dalam haribaan Islam dalam jumlah besar.
Orang-orang yang Paling Rugi Perbuatannya
Kembali kepada
firman Allah Swt. dalam 10 ayat akhir
Surah Al-Kahf sebelum ini,
firman-Nya:
اَفَحَسِبَ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡۤا اَنۡ یَّتَّخِذُوۡا
عِبَادِیۡ مِنۡ دُوۡنِیۡۤ اَوۡلِیَآءَ ؕ اِنَّـاۤ اَعۡتَدۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ نُزُلًا ﴿﴾ قُلۡ ہَلۡ
نُنَبِّئُکُمۡ بِالۡاَخۡسَرِیۡنَ اَعۡمَالًا ﴿﴾ؕ اَلَّذِیۡنَ
ضَلَّ سَعۡیُہُمۡ فِی الۡحَیٰوۃِ
الدُّنۡیَا وَ ہُمۡ یَحۡسَبُوۡنَ اَنَّہُمۡ یُحۡسِنُوۡنَ صُنۡعًا ﴿﴾ اُولٰٓئِکَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا
بِاٰیٰتِ رَبِّہِمۡ
وَ لِقَآئِہٖ فَحَبِطَتۡ اَعۡمَالُہُمۡ
فَلَا نُقِیۡمُ لَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ
وَزۡنًا ﴿﴾ ذٰلِکَ جَزَآؤُہُمۡ جَہَنَّمُ بِمَا
کَفَرُوۡا وَ اتَّخَذُوۡۤا اٰیٰتِیۡ وَ رُسُلِیۡ ہُزُوًا ﴿﴾ اِنَّ الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا
الصّٰلِحٰتِ کَانَتۡ لَہُمۡ
جَنّٰتُ الۡفِرۡدَوۡسِ نُزُلًا ﴿﴾ۙ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا لَا
یَبۡغُوۡنَ عَنۡہَا حِوَلًا ﴿﴾ قُلۡ لَّوۡ کَانَ الۡبَحۡرُ مِدَادًا لِّکَلِمٰتِ رَبِّیۡ
لَنَفِدَ الۡبَحۡرُ قَبۡلَ اَنۡ تَنۡفَدَ
کَلِمٰتُ رَبِّیۡ وَ
لَوۡ جِئۡنَا بِمِثۡلِہٖ مَدَدًا ﴿﴾ قُلۡ اِنَّمَاۤ اَنَا بَشَرٌ
مِّثۡلُکُمۡ یُوۡحٰۤی اِلَیَّ اَنَّمَاۤ اِلٰـہُکُمۡ اِلٰہٌ وَّاحِدٌ ۚ فَمَنۡ کَانَ یَرۡجُوۡا لِقَآءَ رَبِّہٖ فَلۡیَعۡمَلۡ عَمَلًا صَالِحًا وَّ لَا یُشۡرِکۡ
بِعِبَادَۃِ رَبِّہٖۤ اَحَدًا ﴿﴾٪
Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka dapat menjadikan hamba-hamba-Ku selain Aku sebagai penolong-penolong? Sesungguhnya Kami
menyediakan Jahannam bagi orang-orang kafir sebagai tempat tinggal. Katakanlah: "Maukah Kami beritahukan
kepada kamu mengenai orang yang paling
rugi perbuatannya? Yaitu
orang-orang yang sia-sia usahanya dalam
kehidupan dunia sedang mereka
menyangka bahwa mereka mengerjakan perbuatan yang baik. Mereka itu orang-orang yang kafir kepada Tanda-tanda Tuhan-nya dan pertemuan dengan Dia, maka sia-sia amalan mereka, dan Kami
tidak akan mengadakan penilaian bagi
mereka pada Hari Kiamat. Itulah balasan mereka yaitu Jahannam disebabkan mereka kafir dan menjadikan Tanda-tanda-Ku serta rasul-rasul-Ku
sebagai olok-olok. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
shalih, bagi mereka surga Firdaus
adalah tempat tinggalnya. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin dipindahkan darinya. Katakanlah: "Seandainya lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhan-ku,
niscaya lautan itu akan habis sebelum kalimat-kalimat
Tuhan-ku habis dituliskan, sekalipun Kami mendatangkan sebanyak itu lagi sebagai tambahannya. Katakanlah: ”Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, tetapi telah diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan-mu
adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka barangsiapa mengharap akan bertemu dengan Tuhan-nya hendaklah ia beramal shalih dan ia jangan
mepersekutukan siapa pun dalam beribadah
kepada Tuhan-nya." (Al-Kahf [18]:103-111).
Ayat-ayat yang belum dijelaskan adalah firman-Nya berikut ini:
قُلۡ ہَلۡ نُنَبِّئُکُمۡ بِالۡاَخۡسَرِیۡنَ اَعۡمَالًا ﴿ؕ اَلَّذِیۡنَ ضَلَّ سَعۡیُہُمۡ فِی الۡحَیٰوۃِ الدُّنۡیَا وَ ہُمۡ یَحۡسَبُوۡنَ اَنَّہُمۡ یُحۡسِنُوۡنَ صُنۡعًا ﴿﴾ اُولٰٓئِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا بِاٰیٰتِ رَبِّہِمۡ وَ لِقَآئِہٖ فَحَبِطَتۡ اَعۡمَالُہُمۡ فَلَا نُقِیۡمُ لَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ وَزۡنًا ﴿﴾
ذٰلِکَ جَزَآؤُہُمۡ جَہَنَّمُ بِمَا کَفَرُوۡا وَ اتَّخَذُوۡۤا اٰیٰتِیۡ وَ رُسُلِیۡ ہُزُوًا ﴿﴾ اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ کَانَتۡ لَہُمۡ جَنّٰتُ الۡفِرۡدَوۡسِ نُزُلًا ﴿﴾ۙ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا لَا یَبۡغُوۡنَ عَنۡہَا حِوَلًا ﴿﴾
Katakanlah: "Maukah
Kami beritahukan kepada kamu
mengenai orang yang paling rugi
perbuatannya? Yaitu
orang-orang yang sia-sia usahanya dalam
kehidupan dunia sedang mereka
menyangka bahwa mereka mengerjakan perbuatan yang baik. Mereka itu orang-orang yang kafir kepada Tanda-tanda Tuhan-nya dan pertemuan dengan Dia, maka
sia-sia amalan mereka, dan Kami tidak akan mengadakan penilaian bagi mereka pada Hari Kiamat. Itulah balasan mereka yaitu Jahannam disebabkan mereka kafir dan menjadikan Tanda-tanda-Ku serta rasul-rasul-Ku
sebagai olok-olok. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
shalih, bagi mereka surga Firdaus
adalah tempat tinggalnya. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin dipindahkan darinya. (Al-Kahf
[18]:105-109).
Kalimat “Yaitu orang-orang yang sia-sia
usahanya dalam kehidupan dunia sedang mereka menyangka bahwa mereka mengerjakan perbuatan yang baik.“
Orang-orang tersebut memandang usaha
memperoleh kesenangan‑kesenangan fisik
dan keuntungan-keuntungan duniawi
sebagai satu-satunya tujuan dan maksud kehidupan mereka. Tuhan tidak mempunyai tempat di dalam hati mereka.
Kesuksesan Duniawi Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog)
Orang-orang atau kaum yang dimaksud dalam
firman Allah Swt. tersebut sama dengan kaum yang dikemukakan dalam Al-Kahfi
ayat 8-9, yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau bangsa-bangsa Kristen dari barat, firman-Nya:
اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ اَیُّہُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ﴿﴾ وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا ؕ﴿﴾
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi perhiasan baginya
supaya Kami menguji mereka
siapakah di antara mereka yang terbaik
perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang
ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus. (Al-Kahf
[18]:8-9).
Semua benda yang tidak terhitung banyaknya
yang telah diciptakan Allah Swt. di alam semesta ini,
tidak ada satu pun yang tidak mempunyai kegunaan tersendiri yang tertentu, atau
yang kosong dari segala kebaikan, semuanya menambah semarak dan indahnya
kehidupan manusia.
Umat Islam telah dianjurkan untuk
senantiasa memberi perhatian kepada
kebenaran agung yang melandasi kata-kata
sederhana itu, dan untuk menyerahkan waktu dan tenaga mereka guna menggali rahasia-rahasia alam yang
agung dan untuk menyelidiki sifat-sifat
yang tidak terbilang banyaknya, yang
dimiliki unsur-unsur alam.
Sejak kejatuhan supremasi umat Islam dalam berbagai bidang kehidupan – termasuk ilmu pengetahuan alam -- kemudian bangsa-bangsa Kristen yakni Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) bangkit
mencapai puncak-puncak kesuksesan dalam bidang pengetahuan dan kekayaan duniawi
(QS.21:96-97).
Ayat
selanjutnya – “Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang
ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus” (Al-Kahf
[18]:8-9) --
mengandung suatu kabar gaib bahwa bangsa-bangsa
Kristen dari barat sesudah memperoleh kekayaan, kekuatan, kekuasaan, dan
sesudah mendapat penemuan-penemuan besar,
akhirnya akan membuat bumi Allah itu penuh dengan kedosaan
dan keburukan, seperti yang
dituturkan oleh Bible.
Kemurkaan
Allah Swt. akan bangkit,
dan sesuai dengan nubuatan-nubuatan
yang diucapkan oleh mulut para nabi Allah,
di dalam Perjanjian Lama maupun
di dalam Perjanjian Baru, Al-Quran dan hadits, bencana-bencana
akan menimpa bumi secara meluas, serta segala kemajuan yang tadinya telah dicapai oleh mereka, dan semua buah tangan mereka,
gedung-gedung mereka yang tinggi megah, keindahan negeri mereka, serta
segala kemuliaan, kemegahan, dan keagungan mereka sama sekali akan menjadi hancur berantakan.
Khazanah Ilmu Pengetahuan Al-Quran
Ayat selanjutnya mencela kesombongan bangsa-bangsa Kristen dari yang
merasa bangga atas keberhasilan mereka meraih berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menganggap
seakan-akan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi akan segera mencapai
batas akhirnya. Allah Swt. berfirman:
قُلۡ لَّوۡ کَانَ الۡبَحۡرُ مِدَادًا لِّکَلِمٰتِ رَبِّیۡ
لَنَفِدَ الۡبَحۡرُ قَبۡلَ اَنۡ تَنۡفَدَ
کَلِمٰتُ رَبِّیۡ وَ
لَوۡ جِئۡنَا بِمِثۡلِہٖ مَدَدًا ﴿﴾
Katakanlah: "Seandainya lautan
menjadi tinta untuk menuliskan
kalimat-kalimat Tuhan-ku, niscaya lautan itu akan habis sebelum kalimat-kalimat Tuhan-ku habis dituliskan,
sekalipun Kami mendatangkan sebanyak itu
lagi sebagai tambahannya (Al-Kahf [18]:110). Lihat pula QS.31:28.
Bangsa-bangsa
Kristen dari barat membanggakan diri atas penemuan-penemuan dan hasil-hasil
mereka yang besar dalam ilmu pengetahuan, dan nampaknya mereka dikuasai
anggapan keliru bahwa mereka telah
berhasil mengetahui seluk-beluk rahasia-rahasia
takhliq (penciptaan) itu sendiri.
Hal itu hanya bualan yang sia-sia belaka,
sebab rahasia-rahasia Tuhan tidak ada habisnya dan tidak dapat diselami
sehingga apa yang telah mereka temukan sampai sekarang, dan apa yang nanti akan
ditemukan dengan segala susah payah, jika dibandingkan dengan rahasia-rahasia Allah belumlah merupakan
setitik pun air dalam samudera,
firman-Nya:
وَ اِنۡ مِّنۡ شَیۡءٍ اِلَّا
عِنۡدَنَا خَزَآئِنُہٗ ۫ وَ مَا نُنَزِّلُہٗۤ
اِلَّا بِقَدَرٍ مَّعۡلُوۡمٍ ﴿﴾
Dan tidak ada suatu pun benda melainkan pada Kami ada khazanah-khazanahnya yang tidak terbatas,
dan Kami
sama sekali tidak menurunkannya melainkan dalam ukuran yang tertentu. (Al-Hijr
[15]:22).
Allah Swt. memiliki
persediaan (khazanah) segala sesuatu dalam jumlah yang tidak terbatas. Akan
tetapi sesuai dengan rahmat-Nya yang
tidak berhingga, Dia mengarahkan pikiran atau otak manusia kepada satu benda
yang tertentu, hanya bilamana timbul suatu keperluan
yang sesungguhnya akan benda itu.
Seperti halnya alam semesta kebendaan, Al-Quran
merupakan alam semesta keruhanian, di
mana tersembunyi khazanah-khazanah ilmu
keruhanian yang dibukakan kepada manusia sesuai dengan keperluan zaman.
(Bersambung).
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 20 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar