بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN
JANTUNG AL-QURAN
Bab 29
Pembukaan Rahasia-rahasia Baru "Tauhid Ilahi ”
Oleh
Ki Langlang
Buana Kusuma
Dalam akhir
Bab sebelumnya telah dikemukakan firman Allah Swt. cara Allah Swt. melakukan penghakiman atas umat beragama yang telah pecah-belah menjadi berbagai sekte
dan firqah yang saling mengkafirkan,
bahkan saling berperang (QS.30:31-33),
firman-Nya:
مَا کَانَ اللّٰہُ
لِیَذَرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ عَلٰی مَاۤ اَنۡتُمۡ
عَلَیۡہِ حَتّٰی یَمِیۡزَ الۡخَبِیۡثَ
مِنَ الطَّیِّبِ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیُطۡلِعَکُمۡ عَلَی الۡغَیۡبِ وَ لٰکِنَّ
اللّٰہَ یَجۡتَبِیۡ مِنۡ رُّسُلِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ۪ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رُسُلِہٖ
ۚ وَ اِنۡ تُؤۡمِنُوۡا وَ تَتَّقُوۡا
فَلَکُمۡ اَجۡرٌ عَظِیۡمٌ ﴿﴾
Allah sekali-kali tidak
akan membiarkan orang-orang yang beriman
di dalam keadaan kamu berada di
dalamnya hingga Dia
memisahkan yang buruk dari yang baik. Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan yang gaib kepada kamu, tetapi Allah memilih di antara
rasul-rasul-Nya siapa yang Dia
kehendaki, karena itu berimanlah
kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya,
dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu ganjaran yang besar. (Ali
‘Imran [3]:180).
Kata-kata
“Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan yang gaib kepada kamu, tetapi Allah memilih di antara
rasul-rasul-Nya siapa yang Dia kehendaki”, itu pun tidaklah berarti
bahwa sebagian rasul-rasul Allah adalah terpilih dan sebagian lagi tidak. Kata-kata itu berarti bahwa dari
orang-orang yang ditetapkan Allah
Swt. sebagai rasul-rasul-Nya, Dia memilih yang paling sesuai untuk zaman
tertentu di zaman rasul Allah itu dibangkitkan.
Rahasia-rahasia
Baru Ilahiyah &
Hikmah
Dikarenakan tujuan
pengutusan rasul Allah yang
kedatangannya dijanjikan tersebut adalah dalam rangka Allah Swt. melakukan “penghakiman” atas berbagai masalah yang diperselisihkan oleh antara umat beragama dan antara sekte
(firqah) umat beragama pada zamannya,
karena itu rasul Allah tersebut harus memiliki berbagai pengetahuan dan hikmah
yang mampu menjawab serta
memberi solusi terbaik sehingga
apa pun yang diputuskan atau yang disampaikan
oleh rasul Allah tersebut atas nama
Allah Swt. benar-benar merupakan keputusan Allah Swt. yang terbaik.
Oleh karena hanya Allah Swt. sajalah yang Maha mengetahui segala sesuatu yang gaib – baik yang berkenaan dengan
masalah Ketuhanan mau pun masalah kemanusiaan dll. -- maka merupakan wewenang
Allah Swt. untuk membukakan hal-hal yang
gaib tersebut kepada hamba pilihan yang dihendaki-Nya sebagai rasul Allah yang diridhai-Nya, firman-Nya:
عٰلِمُ الۡغَیۡبِ فَلَا یُظۡہِرُ عَلٰی غَیۡبِہٖۤ اَحَدًا
﴿ۙ﴾
اِلَّا
مَنِ ارۡتَضٰی مِنۡ رَّسُوۡلٍ فَاِنَّہٗ یَسۡلُکُ مِنۡۢ بَیۡنِ یَدَیۡہِ وَ مِنۡ خَلۡفِہٖ رَصَدًا ﴿ۙ﴾ لِّیَعۡلَمَ
اَنۡ قَدۡ اَبۡلَغُوۡا رِسٰلٰتِ رَبِّہِمۡ وَ اَحَاطَ
بِمَا لَدَیۡہِمۡ وَ اَحۡصٰی کُلَّ شَیۡءٍ
عَدَدًا ﴿٪﴾
Dia-lah Yang mengetahui
yang gaib, maka Dia tidak
men-zahirkan rahasia gaib-Nya kepada siapa pun, kecuali kepada Rasul yang Dia ridhai, maka
sesungguhnya barisan pengawal berjalan
di hadapannya dan di belakangnya, supaya Dia mengetahui bahwa
sungguh mereka telah menyampaikan
Amanat-amanat Tuhan mere-ka, dan
Dia meliputi semua yang ada pada mereka
dan Dia membuat perhitungan mengenai
segala sesuatu. (Al-Jin [72]:27-29).
Ungkapan, “izhhar ‘ala
al-ghaib” berarti: diberi pengetahuan dengan sering dan secara
berlimpah-limpah mengenai rahasia gaib bertalian dengan dan mengenai peristiwa
dan kejadian yang sangat penting. Dalam Kisah Monumental “Adam, Malaikat, dan Iblis”
hal tersebut sebagai “diajarkan-Nya Asmā
(Nama-nama) Allah Swt. atau rahasia-rahasia
Ilahiyah” kepada Adam, Khalifah
Allah, firman-Nya:
وَ اِذۡ قَالَ رَبُّکَ لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اِنِّیۡ جَاعِلٌ فِی الۡاَرۡضِ خَلِیۡفَۃً ؕ قَالُوۡۤا اَتَجۡعَلُ فِیۡہَا مَنۡ یُّفۡسِدُ فِیۡہَا وَ یَسۡفِکُ الدِّمَآءَ ۚ وَ نَحۡنُ نُسَبِّحُ
بِحَمۡدِکَ وَ نُقَدِّسُ لَکَ ؕ قَالَ اِنِّیۡۤ
اَعۡلَمُ
مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿ ﴾ وَ عَلَّمَ اٰدَمَ الۡاَسۡمَآءَ کُلَّہَا ثُمَّ
عَرَضَہُمۡ عَلَی الۡمَلٰٓئِکَۃِ ۙ فَقَالَ اَنۡۢبِـُٔوۡنِیۡ بِاَسۡمَآءِ
ہٰۤؤُلَآءِ اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰدِقِیۡنَ ﴿ ﴾ قَالُوۡا سُبۡحٰنَکَ لَا عِلۡمَ لَنَاۤ
اِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَا ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡعَلِیۡمُ الۡحَکِیۡمُ ﴿ ﴾ قَالَ یٰۤاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡہُمۡ
بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۚ فَلَمَّاۤ اَنۡۢبَاَہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۙ قَالَ اَلَمۡ
اَقُلۡ لَّکُمۡ اِنِّیۡۤ اَعۡلَمُ غَیۡبَ السَّمٰوٰتِ
وَ الۡاَرۡضِ ۙ وَ اَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَکۡتُمُوۡنَ ﴿ ﴾ وَ اِذۡ
قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡۤا اِلَّاۤ اِبۡلِیۡسَ ؕ اَبٰی وَ اسۡتَکۡبَرَ ٭۫ وَ کَانَ مِنَ
الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan ingatlah
ketika Tuhan engkau berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”, mereka
berkata: “Apakah Eng-kau akan menjadikan
di dalamnya yakni di bumi orang yang akan mem-buat kerusakan di dalamnya dan akan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
pujian Engkau dan kami senantiasa men-sucikan Engkau?” Dia berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama
itu semuanya kemudian Dia mengemukakan mereka itu kepada
para malaikat lalu Dia berfirman: “Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama mereka
ini jika kamu memang benar.” Mereka berkata: “Mahasuci Engkau, kami tidak
memiliki pengetahuan kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnya Engkau benar-benar Maha
Mengetahui, Mahabijaksana.” Dia berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama mereka itu”, maka
tatkala diberitahukannya kepada mereka
na-ma-nama mereka itu, Dia berfirman: “Bukankah telah Aku katakan kepadamu bahwa
sesungguhnya Aku mengetahui rahasia seluruh langit dan bumi dan mengetahui
apa pun yang kamu nyatakan dan apa pun yang
kamu sembunyikan?” Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah yakni
tunduk-patuhlah kamu kepada Adam”
lalu mereka sujud kecuali iblis, ia
menolak dan takabur, dan ia termasuk dari antara orang-orang yang kafir. (Al-Baqarah [2]:31-35).
Penzahiran Rahasia-rahasia
Gaib Allah Swt. &
Pengawalan
Para Malaikat
Ayat Surah Al-Jin 27-29 ini
merupakan ukuran yang tiada tara bandingannya guna membedakan antara sifat dan jangkauan rahasia-rahasia gaib yang dibukakan kepada seorang rasul Allah dan rahasia-rahasia gaib yang dibukakan kepada orang-orang beriman yang bertakwa
lainnya.
Perbedaan itu letaknya
pada kenyataan bahwa, kalau rasul-rasul
Allah dianugerahi izhhar ‘ala al-ghaib yakni penguasaan atas yang gaib, maka rahasia-rahasia
yang diturunkan kepada orang-orang
bertakwa dan orang-orang suci
lainnya (para wali Allah) tidak menikmati kehormatan
serupa itu.
Tambahan pula wahyu Ilahi yang dianugerahkan kepada rasul-rasul Allah, karena ada dalam pemeliharaan-istimewa-Ilahi, keadaannya aman dari pemutar-balikkan atau pemalsuan oleh jiwa-jiwa yang jahat, sedang rahasia-rahasia
yang dibukakan kepada orang-orang bertakwaq lainnya tidak begitu terpelihara.
Wahyu rasul-rasul Allah tersebut dijamin keamanannya terhadap pemu-tarbalikkan
atau pemalsuan, sebab para rasul Allah itu membawa tugas suci dari Allah Swt. yang harus
dipenuhi dan mengemban Amanat Ilahi yang harus disampaikan oleh mereka. Karena itu
untuk membantu suksesnya missi suci rasul Allah Swt. maka bersamaan dengan
kedatangan mereka para malaikat Allah Swt. ikut “turun”
bersamanya, terutama sekali pada saat pengutusan Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ
الرَّحِیۡمِ ﴿ۖ﴾ اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰہُ
فِیۡ لَیۡلَۃِ الۡقَدۡرِ ۚ﴿ۖ﴾ وَ مَاۤ
اَدۡرٰىکَ مَا لَیۡلَۃُ الۡقَدۡرِ
ؕ﴿﴾
لَیۡلَۃُ الۡقَدۡرِ ۬ۙ خَیۡرٌ مِّنۡ
اَلۡفِ شَہۡرٍ ؕ﴿ؔ﴾ تَنَزَّلُ
الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ فِیۡہَا
بِاِذۡنِ رَبِّہِمۡ ۚ مِنۡ کُلِّ اَمۡرٍ ۙ﴿ۛ﴾ سَلٰمٌ ۟ۛ ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ الۡفَجۡرِ ٪﴿﴾
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya
pada Malam Takdir. Dan apakah yang
engkau ketahui apa Malam Takdir itu? Malam
Takdir itu lebih baik daripada seribu bulan, di dalamnya turun malaikat-malaikat dan Ruh dengan izin Tuhan mereka mengenai segala perintah, damai hingga fajar
terbit (Al-Qadr [97]:1-6).
Al-Rūh berarti: semangat baru,
kebangkitan, istiqamah (keteguhan hati). Di dalam Malam Takdir para malaikat
turun untuk untuk menolong para rasul Allah atau mushlih rabbani untuk mendakwahkan kebenaran, dan jiwa para pengikutnya diisi dengan kehidupan baru dan semangat baru untuk menyebarkan dan menablighkan Amanat Ilahi. (Bersambung).
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
“Pajajaran
Anyar”, 16 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar