Minggu, 05 Agustus 2012

Pembukaan Rahasia-rahasia Baru "Tauhid Ilahi"



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

Bab 29

Pembukaan Rahasia-rahasia Baru "Tauhid Ilahi
                                                                                
Oleh
                                                                                
Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan firman Allah Swt. cara Allah Swt. melakukan penghakiman atas umat beragama yang telah pecah-belah menjadi berbagai sekte dan firqah yang saling mengkafirkan, bahkan saling berperang (QS.30:31-33),  firman-Nya:
مَا  کَانَ اللّٰہُ لِیَذَرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ عَلٰی مَاۤ  اَنۡتُمۡ عَلَیۡہِ حَتّٰی یَمِیۡزَ  الۡخَبِیۡثَ مِنَ الطَّیِّبِ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیُطۡلِعَکُمۡ عَلَی الۡغَیۡبِ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ یَجۡتَبِیۡ مِنۡ رُّسُلِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ۪ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رُسُلِہٖ ۚ وَ  اِنۡ تُؤۡمِنُوۡا وَ تَتَّقُوۡا فَلَکُمۡ  اَجۡرٌ  عَظِیۡمٌ ﴿﴾
Allah sekali-kali tidak akan  membiarkan orang-orang yang beriman di dalam keadaan kamu berada di dalamnya  hingga  Dia memisahkan yang buruk dari yang baik. Dan Allah sekali-kali tidak akan  memperlihatkan  yang gaib kepada kamu, tetapi Allah memilih di antara rasul-rasul-Nya siapa yang Dia kehendaki, karena itu berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu ganjaran yang besar. (Ali ‘Imran [3]:180).
        Kata-kata “Dan Allah sekali-kali tidak akan  memperlihatkan  yang gaib kepada kamu, tetapi Allah memilih di antara rasul-rasul-Nya siapa yang Dia kehendaki”, itu pun tidaklah berarti bahwa sebagian rasul-rasul  Allah adalah  terpilih dan sebagian lagi tidak. Kata-kata itu berarti bahwa dari orang-orang yang ditetapkan Allah Swt.   sebagai rasul-rasul-Nya, Dia memilih yang paling sesuai untuk zaman tertentu  di zaman rasul Allah itu dibangkitkan.

Rahasia-rahasia Baru Ilahiyah &
Hikmah

       Dikarenakan tujuan pengutusan rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan tersebut adalah dalam rangka Allah Swt. melakukan “penghakiman” atas berbagai masalah yang diperselisihkan oleh antara  umat beragama dan  antara sekte (firqah) umat beragama pada zamannya, karena itu  rasul Allah tersebut     harus memiliki berbagai pengetahuan  dan hikmah   yang mampu menjawab serta memberi solusi terbaik  sehingga   apa pun yang diputuskan atau yang disampaikan oleh rasul Allah tersebut atas nama Allah Swt. benar-benar merupakan keputusan Allah Swt. yang terbaik.
        Oleh karena hanya Allah Swt. sajalah yang Maha mengetahui segala sesuatu yang gaib – baik yang berkenaan dengan masalah Ketuhanan mau pun masalah kemanusiaan dll. --  maka merupakan  wewenang Allah Swt. untuk membukakan hal-hal yang gaib tersebut kepada  hamba pilihan  yang dihendaki-Nya sebagai rasul Allah yang  diridhai-Nya, firman-Nya:
عٰلِمُ الۡغَیۡبِ فَلَا یُظۡہِرُ عَلٰی غَیۡبِہٖۤ اَحَدًا ﴿ۙ﴾   اِلَّا مَنِ ارۡتَضٰی مِنۡ رَّسُوۡلٍ فَاِنَّہٗ یَسۡلُکُ مِنۡۢ  بَیۡنِ یَدَیۡہِ  وَ مِنۡ خَلۡفِہٖ رَصَدًا ﴿ۙ﴾  لِّیَعۡلَمَ  اَنۡ  قَدۡ  اَبۡلَغُوۡا رِسٰلٰتِ رَبِّہِمۡ وَ اَحَاطَ بِمَا لَدَیۡہِمۡ وَ اَحۡصٰی کُلَّ  شَیۡءٍ عَدَدًا ﴿٪﴾
Dia-lah Yang mengetahui yang gaib, maka Dia tidak men-zahirkan rahasia gaib-Nya kepada siapa pun, kecuali kepada Rasul yang Dia ridhai, maka sesungguhnya barisan pengawal berjalan di hadapannya dan di belakangnya, supaya Dia mengetahui bahwa  sungguh  mereka telah menyampaikan Amanat-amanat Tuhan mere-ka,  dan Dia meliputi semua yang ada pada mereka dan Dia membuat perhitungan mengenai segala sesuatu.  (Al-Jin [72]:27-29).
   Ungkapan, “izhhar ‘ala al-ghaib” berarti: diberi pengetahuan dengan sering dan secara berlimpah-limpah mengenai rahasia gaib bertalian dengan dan mengenai peristiwa dan kejadian yang sangat penting. Dalam Kisah Monumental “Adam, Malaikat, dan Iblis  hal tersebut sebagai “diajarkan-Nya Asmā  (Nama-nama) Allah Swt. atau  rahasia-rahasia Ilahiyah” kepada Adam, Khalifah Allah, firman-Nya:
وَ  اِذۡ قَالَ رَبُّکَ لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اِنِّیۡ جَاعِلٌ فِی الۡاَرۡضِ خَلِیۡفَۃً ؕ قَالُوۡۤا اَتَجۡعَلُ فِیۡہَا مَنۡ یُّفۡسِدُ فِیۡہَا وَ یَسۡفِکُ الدِّمَآءَ ۚ وَ نَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِکَ وَ نُقَدِّسُ لَکَ ؕ قَالَ اِنِّیۡۤ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿ ﴾   وَ عَلَّمَ اٰدَمَ الۡاَسۡمَآءَ کُلَّہَا ثُمَّ عَرَضَہُمۡ عَلَی الۡمَلٰٓئِکَۃِ ۙ فَقَالَ اَنۡۢبِـُٔوۡنِیۡ بِاَسۡمَآءِ ہٰۤؤُلَآءِ اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰدِقِیۡنَ ﴿  قَالُوۡا سُبۡحٰنَکَ لَا عِلۡمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَا ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡعَلِیۡمُ الۡحَکِیۡمُ ﴿ ﴾  قَالَ یٰۤاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۚ فَلَمَّاۤ اَنۡۢبَاَہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۙ قَالَ اَلَمۡ اَقُلۡ لَّکُمۡ اِنِّیۡۤ  اَعۡلَمُ غَیۡبَ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ۙ وَ اَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَکۡتُمُوۡنَ ﴿ ﴾ وَ اِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡۤا  اِلَّاۤ  اِبۡلِیۡسَ ؕ اَبٰی وَ اسۡتَکۡبَرَ ٭۫ وَ  کَانَ مِنَ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan ingatlah ketika Tuhan engkau berfirman  kepada para  malaikat:  “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang  khalifah di bumi”, mereka berkata: “Apakah Eng-kau akan menjadikan di dalamnya yakni di bumi orang yang akan mem-buat kerusakan  di dalamnya dan akan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa  bertasbih dengan pujian Engkau  dan kami senantiasa men-sucikan  Engkau?” Dia berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”  Dan  Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama itu semuanya kemudian Dia mengemukakan mereka itu kepada para malaikat lalu Dia berfirman: “Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama mereka ini jika kamu memang   benar.” Mereka berkata: “Mahasuci Engkau, kami tidak  memiliki  pengetahuan kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”  Dia berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah  kepada mereka nama-nama mereka itu”, maka tatkala diberitahukannya kepada mereka na-ma-nama mereka itu, Dia berfirman: “Bukankah telah Aku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui  rahasia seluruh langit dan bumi  dan mengetahui apa pun yang kamu nyatakan dan apa pun yang    kamu sembunyikan?” Dan ingatlah  ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah  yakni tunduk-patuhlah  kamu kepada  Adam” lalu mereka sujud kecuali iblis,  ia menolak dan takabur,  dan   ia  termasuk dari antara orang-orang yang  kafir. (Al-Baqarah [2]:31-35).

Penzahiran Rahasia-rahasia Gaib Allah Swt. &
Pengawalan Para Malaikat

  Ayat Surah Al-Jin 27-29 ini merupakan ukuran yang tiada tara bandingannya guna membedakan antara sifat dan jangkauan rahasia-rahasia gaib yang dibukakan kepada seorang rasul Allah dan rahasia-rahasia gaib yang dibukakan kepada orang-orang   beriman  yang bertakwa lainnya.
 Perbedaan itu letaknya pada kenyataan bahwa, kalau rasul-rasul Allah dianugerahi izhhar ‘ala al-ghaib yakni penguasaan atas yang gaib, maka rahasia-rahasia yang diturunkan kepada orang-orang bertakwa dan orang-orang suci lainnya (para wali Allah) tidak menikmati kehormatan serupa itu.
 Tambahan pula wahyu Ilahi  yang dianugerahkan kepada rasul-rasul Allah, karena ada dalam pemeliharaan-istimewa-Ilahi, keadaannya aman dari pemutar-balikkan atau pemalsuan oleh jiwa-jiwa yang jahat, sedang rahasia-rahasia yang dibukakan kepada orang-orang bertakwaq  lainnya tidak begitu terpelihara.
Wahyu rasul-rasul Allah tersebut dijamin keamanannya terhadap pemu-tarbalikkan atau pemalsuan, sebab para rasul Allah itu membawa tugas suci dari Allah Swt.  yang harus dipenuhi dan mengemban Amanat Ilahi yang harus disampaikan oleh mereka. Karena itu untuk membantu suksesnya missi suci rasul Allah Swt. maka bersamaan dengan kedatangan mereka para  malaikat Allah Swt. ikut “turun” bersamanya, terutama sekali pada saat pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.,  firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿ۖ﴾  اِنَّاۤ  اَنۡزَلۡنٰہُ  فِیۡ  لَیۡلَۃِ  الۡقَدۡرِ ۚ﴿ۖ﴾   وَ مَاۤ  اَدۡرٰىکَ مَا لَیۡلَۃُ  الۡقَدۡرِ ؕ﴿﴾  لَیۡلَۃُ  الۡقَدۡرِ ۬ۙ خَیۡرٌ  مِّنۡ  اَلۡفِ شَہۡرٍ ؕ﴿ؔ﴾  تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ  فِیۡہَا بِاِذۡنِ رَبِّہِمۡ ۚ مِنۡ  کُلِّ  اَمۡرٍ ۙ﴿ۛ﴾  سَلٰمٌ ۟ۛ ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ  الۡفَجۡرِ ٪﴿﴾
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada Malam Takdir. Dan apakah yang engkau ketahui apa  Malam Takdir itu? Malam Takdir itu lebih baik daripada seribu bulan, di dalamnya turun malaikat-malaikat dan Ruh dengan  izin Tuhan mereka mengenai segala perintah, damai hingga fajar terbit (Al-Qadr [97]:1-6).
        Al-Rūh berarti: semangat baru, kebangkitan, istiqamah (keteguhan hati). Di dalam Malam Takdir para malaikat turun untuk untuk menolong para rasul Allah atau mushlih rabbani untuk mendakwahkan kebenaran, dan  jiwa para pengikutnya diisi dengan kehidupan baru dan semangat baru untuk menyebarkan dan menablighkan Amanat Ilahi.                            (Bersambung). 

Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 16 Ramadhan 2012
Ki Langlang Buana Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar