بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN
Bab 80
Falsafah "Sungai Air Tawar" &
"Sungai Susu"
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam Bab sebelumnya telah
dijelaskan mengenai bermacam-macam jenis “sungai
surgawi” yang dimiliki oleh penghuni
surga, yaitu (1) sungai air tawar, (2) sungai susu; (3) sungai khamar (arak), (4) sungai madu, firman-Nya:
مَثَلُ الۡجَنَّۃِ الَّتِیۡ وُعِدَ الۡمُتَّقُوۡنَ ؕ
فِیۡہَاۤ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ مَّآءٍ غَیۡرِ اٰسِنٍ ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ لَّبَنٍ لَّمۡ یَتَغَیَّرۡ طَعۡمُہٗ ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ خَمۡرٍ لَّذَّۃٍ لِّلشّٰرِبِیۡنَ ۬ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ عَسَلٍ
مُّصَفًّی ؕ وَ لَہُمۡ فِیۡہَا مِنۡ کُلِّ
الثَّمَرٰتِ وَ مَغۡفِرَۃٌ مِّنۡ رَّبِّہِمۡ ؕ کَمَنۡ ہُوَ خَالِدٌ فِی النَّارِ وَ سُقُوۡا
مَآءً حَمِیۡمًا فَقَطَّعَ
اَمۡعَآءَہُمۡ ﴿﴾
Perumpamaan jannah (kebun/surga) yang dijanjikan
kepada orang-orang yang bertakwa, di
dalamnya terdapat sungai-sungai yang
airnya tidak akan rusak; dan sungai-sungai
susu yang rasanya tidak berubah, dan sungai-sungai
arak yang sangat lezat rasanya bagi orang-orang yang meminum, dan sungai-sungai madu yang dijernihkan.
Dan bagi mereka di dalamnya ada segala
macam buah-buahan, dan pengampunan
dari Tuhan mereka. Apakah sama seperti orang yang tinggal kekal di dalam Api dan diberi minum air mendidih, sehingga
akan merobek-robek usus mereka? (Muhammad
[47]:16).
Falsafah Sungai-sungai Surgawi
Kepada
orang-orang yang beriman dijanjikan
di dunia ini dan di akhirat sungai-sungai
yang airnya murni, sungai-sungai susu yang rasanya tidak
akan berubah, sungai-sungai arak yang
memberikan perasaan gembira dan sungai-sungai
madu yang telah dijernihkan.
Kata anhār yang telah
dipergunakan empat kali dalam ayat ini, di samping arti-arti lain berarti juga cahaya dan berlimpah-limpah;
dan kata 'asal antara lain berarti amal
baik atau amal saleh yang merebut
kecintaan dan penghargaan manusia terhadap si pelakunya.
Mengingat akan arti yang terkandung di
dalam kedua kata tadi, ayat ini dapat juga berarti, bahwa 4 hal yang disebutkan
itu akan dianugerahkan kepada orang-orang
bertakwa dengan berlimpah-limpah. Air
adalah sumber segala kehidupan
(QS.21:31); susu memberikan kesehatan dan kekuatan kepada badan; anggur
(arak) memberikan rasa senang dan kelupaan akan segala kesusahan; dan madu menyembuhkan
banyak macam penyakit.
Jika difahamkan dalam pengertian jasmani, maka ayat ini akan berarti bahwa dalam kehidupan di dunia ini orang-orang
beriman akan memperoleh semua barang itu dengan berlimpah-limpah sehingga membuat kehidupan jadi senang, nikmat dan bermanfaat;
dan bila diambil secara kiasan dan
dalam pengertian ruhani maka hal itu akan berarti bahwa orang-orang beriman mendapatkan
kehidupan yang penuh kepuasan —
dianugerahi ilmu keruhanian, akan
minum anggur kecintaan Ilahi dan akan
mengamalkan perbuatan-perbuatan yang
akan merebut kecintaan dan penghargaan manusia terhadap diri
mereka.
Air adalah Sumber Kehidupan
Allah Swt.
menyatakan bahwa air merupakan sumber kehidupan, sebaba tanpa air semua makhluk hidup – tumbuhan-tumbuhan,
binatang, dan manusia – tidak akan dapat bertahan hidup, firman-Nya:
اَوَ
لَمۡ یَرَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا
اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ
کَانَتَا رَتۡقًا فَفَتَقۡنٰہُمَا ؕ وَ جَعَلۡنَا مِنَ الۡمَآءِ کُلَّ شَیۡءٍ حَیٍّ ؕ اَفَلَا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾
Tidakkah
orang-orang yang kafir melihat bahwa
seluruh langit dan bumi keduanya dahulu suatu massa yang menyatu lalu Kami memisahkan keduanya? Dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup
dari air. Apakah mereka tidak mau
ber-iman? (Al-Anbiya [21]:31).
Permukaan bumi yang kering-kerontang
akibat musim kemarau panjang pun akan
kembali menghijau oleh berbagai macam
tumbuh-tumbuhan melalui air hujan yang turun dari langit,
firman-Nya:
وَ اللّٰہُ الَّذِیۡۤ
اَرۡسَلَ الرِّیٰحَ فَتُثِیۡرُ سَحَابًا فَسُقۡنٰہُ اِلٰی بَلَدٍ مَّیِّتٍ فَاَحۡیَیۡنَا بِہِ
الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ کَذٰلِکَ النُّشُوۡرُ ﴿﴾
Dan Allah Dia-lah
Yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan maka
Kami menggiringnya ke suatu
negeri yang telah mati, lalu Kami
menghidupkan dengannya bumi setelah matinya. Demikianlah terjadinya kebangkitan itu. (Al-Fathīr [35]:10).
Karena kebangkitan
kembali di sini mengandung arti kebangkitan
kembali suatu kaum dari keadaan kemunduran
dan kemerosotan ruhani, maka ayat ini
mengandung arti bahwa seperti halnya tanah
tandus dan kering, lalu mekar dan menghijau
karena memperoleh hidup baru ketika hujan jatuh di permukaannya, demikian
pula suatu bangsa yang secara akhlak
dan ruhani sudah mati serta bergelimang dengan dosa
dan kedurjanaan (QS.30:42), akan bangkit
dengan perantaraan air suci berupa wahyu Ilahi yang turun kepada rasul
Allah yang diutus kepada kaum tersebut, firman-Nya:
اَلَمۡ یَاۡنِ
لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡ تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ لِذِکۡرِ اللّٰہِ وَ مَا نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ ۙ وَ لَا
یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَیۡہِمُ الۡاَمَدُ
َقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿ ﴾ اِعۡلَمُوۡۤا
اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ
الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ ﴿ ﴾
Apakah belum
sampai waktu bagi orang-orang yang
beriman, bahwa hati mereka tunduk
untuk mengingat Allah dan mengingat kebenaran yang telah turun kepada mereka,
dan mereka tidak menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab
sebelumnya, maka zaman kesejahteraan menjadi panjang
atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan dari mereka menjadi durhaka?
Ketahuilah, bahwasanya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya.
Sungguh Kami telah menjelaskan Tanda-tanda kepadamu supaya kamu mengerti. (Al-Hadīd [57]:17-18).
“Gurun Pasir Arabia” yang Berubah
Menjadi
“Kebun-kebun
dan Aliran Sungai-sungai” Ruhani
Dalam firman-Nya tersebut Allah Swt.
telah memisalkan hati manusia
yang telah keras – akibat telah jauh
dari masa kenabian yang penbuh berkat
– bagaikan permukaan bumi yang sangat
lama tidak pernah lagi disiram air hujan
sehingga menjadi keras dan tumbuh-tumbuhan pun mati.
Contoh yang paling tepat adalah
keadaan bangsa Arab jahiliyah sebelum
pengutusan Nabi Besar Muhammad saw., sebab selama ribuan
tahun sejak Nabi Ibrahim a.s. dan
Nabi Isma’il a.s. Allah Swt. tidak
pernah mengutus seorang rasul Allah pun
di kalangan mereka sampai dengan masa Nabi Besar Muhammad saw..
Namun
ketika bangsa Arab (Bani Isma’il) beriman kepada Nabi Besar Muhammad saw.,
tiba-tiba keadaan hati (jiwa) mereka yang sebelumnya kering-kerontang serta keras
membatu --bagaikan keadaan gurun
dan gunung-gunung padang pasir Arabia -- tiba-tiba dari segi akhlak dan ruhani
berubah menjadi bagaikan “kebun-kebun (jannah) yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai” (QS.2:26), bahkan bukan hanya satu jenis sungai
saja melainkan 4 macam sungai, yakni
(1) sungai air tawar, (2) sungai susu, (3) sungai arak, dan (4) sungai madu,
firman-Nya:
مَثَلُ الۡجَنَّۃِ الَّتِیۡ وُعِدَ الۡمُتَّقُوۡنَ ؕ
فِیۡہَاۤ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ مَّآءٍ غَیۡرِ اٰسِنٍ ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ لَّبَنٍ لَّمۡ یَتَغَیَّرۡ طَعۡمُہٗ ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ خَمۡرٍ لَّذَّۃٍ لِّلشّٰرِبِیۡنَ ۬ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ عَسَلٍ
مُّصَفًّی ؕ وَ لَہُمۡ فِیۡہَا مِنۡ کُلِّ
الثَّمَرٰتِ وَ مَغۡفِرَۃٌ مِّنۡ رَّبِّہِمۡ ؕ کَمَنۡ ہُوَ خَالِدٌ فِی النَّارِ وَ سُقُوۡا
مَآءً حَمِیۡمًا فَقَطَّعَ
اَمۡعَآءَہُمۡ ﴿﴾
Perumpamaan jannah (kebun/surga) yang dijanjikan
kepada orang-orang yang bertakwa, di
dalamnya terdapat sungai-sungai yang
airnya tidak akan rusak; dan sungai-sungai
susu yang rasanya tidak berubah, dan sungai-sungai
arak yang sangat lezat rasanya bagi orang-orang yang meminum, dan sungai-sungai madu yang dijernihkan.
Dan bagi mereka di dalamnya ada segala
macam buah-buahan, dan pengampunan
dari Tuhan mereka. Apakah sama seperti orang yang tinggal kekal di dalam Api dan diberi minum air mendidih, sehingga
akan merobek-robek usus mereka? (Muhammad
[47]:16).
Falsafah “Sungai Air Tawar” &
“Sungai Susu”
Sebelum ini telah dikemukakan, bahwa
fungsi utama air adalah
memberikan dan melestarikan kehidupan (QS.21:31), sedangkan wahyu Ilahi yang turun kepada rasul Allah -- terutama Nabi Besar Muhammad saw. – adalah
bagaikan air hujan yang turun dari langit, yang menghidupkan
“bumi setelah matinya” (QS.35:10; QS.57:17-18).
Ketika suatu bangsa (kaum) beriman kepada rasul Allah yang dibangkitkan dari antara mereka serta berusaha mengamalkan ajarannya maka secara ruhani keadaan jiwa
mereka itu bagaikan “kebun yang di bawahnya mengalir sungai air tawar”, yakni keimanan, amal shaleh serta berbagai potensi akhlaknya dan ruhaninya akan mulai hidup.
Apabila ia semakin meningkatkan ketakwaannya
kepada Allah Swt. dan ketaatannya kepada rasul
Allah yang diimaninya maka “sungai air tawarnya” akan berubah
menjadi “sungai susu”, yakni akhlak
dan ruhaninya bukan hanya sekedar hidup
tetapi tumbuh berkembang bagaikan
keadaan bayi yang diberi minum air susu ibu.
Dengan semakin bertambah
sempurnanya makrifat Ilahi yang dimilikinya sebagai buah ketakwaan kepada Allah Swt. dan keimanan
kepada rasul-Nya maka “sungai susunya” akan berubah menjadi “sungai arak” yang menimbulkan kemabukan ruhani berupa hasrat ingin “berjumpa” dengan Allah Swt..
Namun dalam melangkahkan kaki bersama
“kerinduannya” (kemabukannya)
kepada Allah Swt., bagaikan keadaan jiwa pada tingkatan
“nafs Lawwamah” (jiwa yang
mencela dirinya sendiri – QS.75:2-3) atau pada tingkatan “minuman
surgawi” yang campurannya “kapur
barus” dan “zanjabil (jahe)” (QS.76:6-19).
(Bersambung).
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam
Farid
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar