Selasa, 18 September 2012

Falsafah "Sungai Air Tawar" & "Sungai Susu"




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

Bab 80

    Falsafah "Sungai Air Tawar" & 
"Sungai Susu" 

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam Bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai bermacam-macam jenis “sungai surgawi” yang dimiliki oleh penghuni surga, yaitu (1) sungai air tawar, (2) sungai susu; (3) sungai  khamar (arak), (4) sungai madu, firman-Nya:
مَثَلُ الۡجَنَّۃِ الَّتِیۡ وُعِدَ الۡمُتَّقُوۡنَ ؕ فِیۡہَاۤ اَنۡہٰرٌ  مِّنۡ  مَّآءٍ غَیۡرِ اٰسِنٍ ۚ وَ  اَنۡہٰرٌ مِّنۡ لَّبَنٍ لَّمۡ  یَتَغَیَّرۡ  طَعۡمُہٗ ۚ وَ اَنۡہٰرٌ  مِّنۡ خَمۡرٍ  لَّذَّۃٍ   لِّلشّٰرِبِیۡنَ ۬ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ عَسَلٍ مُّصَفًّی ؕ وَ لَہُمۡ  فِیۡہَا مِنۡ کُلِّ الثَّمَرٰتِ وَ مَغۡفِرَۃٌ  مِّنۡ  رَّبِّہِمۡ ؕ  کَمَنۡ ہُوَ خَالِدٌ فِی النَّارِ وَ سُقُوۡا مَآءً حَمِیۡمًا فَقَطَّعَ  اَمۡعَآءَہُمۡ ﴿﴾
Perumpamaan jannah (kebun/surga) yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, di dalamnya terdapat sungai-sungai yang airnya tidak akan rusak; dan sungai-sungai susu yang rasanya tidak berubah, dan sungai-sungai arak yang sangat lezat rasanya bagi orang-orang yang meminum, dan sungai-sungai madu yang dijernihkan. Dan bagi mereka di dalamnya ada segala macam buah-buahan, dan pengampunan dari Tuhan mereka. Apakah sama seperti orang yang tinggal kekal di dalam Api dan diberi minum air mendidih, sehingga akan merobek-robek usus mereka? (Muhammad [47]:16).

Falsafah Sungai-sungai Surgawi

       Kepada orang-orang yang beriman dijanjikan di dunia ini dan di akhirat sungai-sungai yang airnya murni, sungai-sungai susu yang rasanya tidak akan berubah, sungai-sungai arak yang memberikan perasaan gembira dan sungai-sungai madu yang telah dijernihkan.
      Kata anhār yang telah dipergunakan empat kali dalam ayat ini, di samping arti-arti lain  berarti juga cahaya dan berlimpah-limpah; dan kata 'asal antara lain berarti amal baik atau amal saleh yang merebut kecintaan dan penghargaan manusia terhadap si pelakunya.
    Mengingat akan arti yang terkandung di dalam kedua kata tadi, ayat ini dapat juga berarti, bahwa 4 hal yang disebutkan itu akan dianugerahkan kepada orang-orang bertakwa dengan berlimpah-limpah. Air adalah sumber segala kehidupan (QS.21:31); susu memberikan kesehatan dan kekuatan kepada badan; anggur (arak) memberikan rasa senang dan kelupaan akan segala kesusahan; dan madu menyembuhkan banyak macam penyakit.
   Jika difahamkan dalam pengertian jasmani, maka ayat ini akan berarti bahwa dalam kehidupan di dunia ini orang-orang beriman akan memperoleh semua barang itu dengan berlimpah-limpah sehingga membuat kehidupan jadi senang, nikmat dan bermanfaat; dan bila diambil secara kiasan dan dalam pengertian ruhani  maka hal itu akan berarti bahwa orang-orang beriman mendapatkan kehidupan yang penuh kepuasan — dianugerahi ilmu keruhanian, akan minum anggur kecintaan Ilahi dan akan mengamalkan perbuatan-perbuatan yang akan merebut kecintaan dan penghargaan manusia terhadap diri mereka.

Air adalah Sumber Kehidupan

   Allah Swt. menyatakan bahwa   air  merupakan sumber kehidupan, sebaba tanpa air   semua makhluk hidup – tumbuhan-tumbuhan, binatang, dan manusia – tidak akan dapat bertahan hidup, firman-Nya:
اَوَ لَمۡ  یَرَ الَّذِیۡنَ  کَفَرُوۡۤا  اَنَّ  السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ کَانَتَا رَتۡقًا فَفَتَقۡنٰہُمَا ؕ وَ جَعَلۡنَا مِنَ الۡمَآءِ کُلَّ  شَیۡءٍ حَیٍّ ؕ اَفَلَا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾
Tidakkah orang-orang  yang kafir melihat bahwa seluruh langit dan bumi keduanya dahulu suatu massa yang menyatu  lalu Kami memisahkan keduanya? Dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup dari air. Apakah mereka   tidak mau ber-iman? (Al-Anbiya [21]:31).
      Permukaan bumi yang kering-kerontang akibat musim kemarau panjang pun akan kembali menghijau oleh berbagai macam tumbuh-tumbuhan melalui air hujan yang turun dari langit, firman-Nya:
وَ اللّٰہُ  الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ الرِّیٰحَ فَتُثِیۡرُ سَحَابًا فَسُقۡنٰہُ  اِلٰی بَلَدٍ مَّیِّتٍ فَاَحۡیَیۡنَا بِہِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ کَذٰلِکَ النُّشُوۡرُ ﴿﴾
Dan Allah Dia-lah Yang  mengirimkan angin yang menggerakkan awan  maka  Kami menggiringnya ke suatu negeri yang telah mati,  lalu  Kami menghidupkan dengannya bumi setelah matinya. Demikianlah  terjadinya kebangkitan itu. (Al-Fathīr [35]:10).
       Karena kebangkitan kembali di sini mengandung arti kebangkitan kembali suatu kaum dari keadaan kemunduran dan kemerosotan ruhani, maka ayat ini mengandung arti bahwa seperti halnya tanah tandus dan kering, lalu mekar  dan menghijau karena memperoleh hidup baru ketika hujan jatuh di permukaannya, demikian pula suatu bangsa yang secara akhlak dan ruhani sudah mati serta bergelimang dengan dosa dan kedurjanaan (QS.30:42),  akan bangkit dengan perantaraan air suci berupa wahyu Ilahi yang turun  kepada rasul Allah yang diutus kepada kaum tersebut, firman-Nya:
اَلَمۡ یَاۡنِ  لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا  اَنۡ  تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ  لِذِکۡرِ اللّٰہِ  وَ مَا  نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ  ۙ  وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَیۡہِمُ  الۡاَمَدُ   َقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ  مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿ ﴾  اِعۡلَمُوۡۤا  اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ  تَعۡقِلُوۡنَ ﴿ ﴾
Apakah belum sampai waktu bagi orang-orang yang beriman, bahwa hati mereka tunduk untuk mengingat Allah dan mengingat  kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan mereka tidak  menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya, maka  zaman kesejahteraan menjadi panjang atas mereka lalu   hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan dari mereka menjadi durhaka?   Ketahuilah, bahwasanya  Allah  menghidupkan bumi sesudah matinya. Sungguh Kami telah menjelaskan Tanda-tanda kepadamu supaya kamu mengerti. (Al-Hadīd [57]:17-18).

“Gurun Pasir Arabia” yang Berubah Menjadi
 “Kebun-kebun  dan Aliran   Sungai-sungai” Ruhani

      Dalam firman-Nya tersebut Allah Swt. telah memisalkan hati manusia yang  telah keras – akibat telah jauh dari masa kenabian yang penbuh berkat – bagaikan permukaan bumi yang sangat lama tidak pernah lagi disiram air hujan sehingga menjadi keras dan tumbuh-tumbuhan pun mati.
      Contoh yang paling tepat adalah keadaan  bangsa Arab jahiliyah sebelum  pengutusan Nabi Besar Muhammad saw., sebab selama  ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il a.s. Allah Swt. tidak pernah mengutus seorang rasul Allah pun di kalangan mereka sampai dengan masa Nabi Besar Muhammad saw..
      Namun ketika  bangsa Arab (Bani Isma’il) beriman kepada Nabi Besar Muhammad saw., tiba-tiba  keadaan hati  (jiwa) mereka yang  sebelumnya  kering-kerontang  serta keras membatu  --bagaikan keadaan  gurun dan gunung-gunung padang pasir Arabia  -- tiba-tiba dari segi akhlak dan ruhani berubah menjadi bagaikan “kebun-kebun  (jannah) yang dibawahnya mengalir sungai-sungai” (QS.2:26), bahkan bukan hanya satu jenis  sungai saja melainkan 4 macam sungai, yakni (1) sungai air tawar, (2) sungai susu, (3) sungai arak, dan (4) sungai madu, firman-Nya:
مَثَلُ الۡجَنَّۃِ الَّتِیۡ وُعِدَ الۡمُتَّقُوۡنَ ؕ فِیۡہَاۤ اَنۡہٰرٌ  مِّنۡ  مَّآءٍ غَیۡرِ اٰسِنٍ ۚ وَ  اَنۡہٰرٌ مِّنۡ لَّبَنٍ لَّمۡ  یَتَغَیَّرۡ  طَعۡمُہٗ ۚ وَ اَنۡہٰرٌ  مِّنۡ خَمۡرٍ  لَّذَّۃٍ   لِّلشّٰرِبِیۡنَ ۬ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ عَسَلٍ مُّصَفًّی ؕ وَ لَہُمۡ  فِیۡہَا مِنۡ کُلِّ الثَّمَرٰتِ وَ مَغۡفِرَۃٌ  مِّنۡ  رَّبِّہِمۡ ؕ  کَمَنۡ ہُوَ خَالِدٌ فِی النَّارِ وَ سُقُوۡا مَآءً حَمِیۡمًا فَقَطَّعَ  اَمۡعَآءَہُمۡ ﴿﴾
Perumpamaan jannah (kebun/surga) yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, di dalamnya terdapat sungai-sungai yang airnya tidak akan rusak; dan sungai-sungai susu yang rasanya tidak berubah, dan sungai-sungai arak yang sangat lezat rasanya bagi orang-orang yang meminum, dan sungai-sungai madu yang dijernihkan. Dan bagi mereka di dalamnya ada segala macam buah-buahan, dan pengampunan dari Tuhan mereka. Apakah sama seperti orang yang tinggal kekal di dalam Api dan diberi minum air mendidih, sehingga akan merobek-robek usus mereka? (Muhammad [47]:16).

Falsafah “Sungai Air Tawar”  &
“Sungai Susu”

       Sebelum ini telah dikemukakan,  bahwa  fungsi utama air adalah memberikan  dan melestarikan kehidupan (QS.21:31), sedangkan wahyu Ilahi yang turun kepada rasul Allah --  terutama Nabi Besar Muhammad saw. – adalah bagaikan air hujan  yang turun dari langit, yang menghidupkan “bumi setelah matinya” (QS.35:10; QS.57:17-18).
       Ketika suatu bangsa (kaum) beriman kepada rasul Allah yang dibangkitkan dari antara mereka  serta berusaha mengamalkan ajarannya maka secara ruhani keadaan jiwa mereka itu bagaikan “kebun yang di bawahnya mengalir sungai air tawar”, yakni keimanan, amal shaleh serta   berbagai potensi akhlaknya dan ruhaninya akan mulai  hidup.
     Apabila ia semakin meningkatkan  ketakwaannya kepada Allah  Swt. dan ketaatannya kepada rasul Allah yang diimaninya maka “sungai air tawarnya” akan berubah menjadi “sungai susu”, yakni akhlak dan ruhaninya bukan hanya sekedar hidup tetapi tumbuh berkembang bagaikan keadaan bayi yang diberi minum air susu ibu.
       Dengan semakin bertambah sempurnanya  makrifat Ilahi yang dimilikinya sebagai buah ketakwaan kepada Allah Swt. dan keimanan kepada rasul-Nya maka “sungai susunya” akan berubah menjadi “sungai arak” yang menimbulkan kemabukan ruhani berupa hasrat ingin “berjumpa” dengan Allah Swt..
      Namun dalam melangkahkan kaki  bersama  kerinduannya” (kemabukannya) kepada Allah Swt.,  bagaikan keadaan jiwa pada  tingkatan    nafs Lawwamah” (jiwa yang mencela dirinya sendiri – QS.75:2-3) atau pada tingkatan  minuman surgawi” yang campurannya “kapur barus   dan “zanjabil (jahe)” (QS.76:6-19).

(Bersambung). 

Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 19 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar