Minggu, 16 September 2012

"Makar Buruk" yang Berulang





بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

Bab 76

   “Makar Buruk” yang Berulang

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma
                                                                                

Dalam bagian akhir Bab sebelum ini telah dijelaskan mengenai   pendapat para penentang rasul Allah dari zaman ke zaman bahwa missi suci  para rasul   Allah tersebut merusak “tatanan kehidupan” yang telah mapan,  demikian juga halnya dengan pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. dengan membawa ajaran Islam (Al-Quran).
     Menurut  Abu Jahal dkk.  ajaran Al-Quran yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad saw.  telah memutuskan silaturahmi kaumnya, karena telah memisahkan ayah dari anak,   memisahkan suami dari istrinya    serta memisahkan saudara dari saudaranya dll (QS.3:29; 4:145; QS.9:16 &23; QS.58:23).  Itulah sebabnya Abu Jahal telah memanjatkan doa buruk berikut ini pada Perang Badar, firman-Nya:
وَ  اِذۡ  قَالُوا اللّٰہُمَّ  اِنۡ کَانَ ہٰذَا ہُوَ الۡحَقَّ مِنۡ عِنۡدِکَ فَاَمۡطِرۡ عَلَیۡنَا حِجَارَۃً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائۡتِنَا بِعَذَابٍ اَلِیۡمٍ ﴿﴾  وَ مَا کَانَ اللّٰہُ  لِیُعَذِّبَہُمۡ  وَ اَنۡتَ فِیۡہِمۡ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ مُعَذِّبَہُمۡ وَ ہُمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika mereka berkata: “Ya Allah, jika  Al-Quran ini  benar-benar kebenaran dari Engkau  maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” Tetapi Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau berada di tengah-tengah mereka, dan  Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan  mereka  meminta ampun. (Al-Anfāl [9]:33).

Rasul Allah Merupakan Benteng
Perlindungan dari Azab Ilahi 

       Kira-kira seperti kata-kata itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang Badar (Bukhari — Kitab Tafsir). Doa itu dikabulkan secara harfiah. Abu Jahal bersama beberapa pemimpin Quraisy yang lain, terbunuh dan  mayat-mayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang.
      Perhatikan doa yang dipanjatkan oleh Abu Jahal yang  penuh ketakaburan tersebut, seharusnya ia memohon rahmat dan karunia Allah, atau memaohon ampunan Allah Swt.  bukannya memohon agar  ditimpa azab Ilahi karena Allah Swt. telah berfirman “Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan  mereka  meminta ampun.”
      Orang-orang Makkah mendapat hukuman setelah Nabi Besar Muhammad saw. terpaksa hijrah meninggalkan Makkah,  karena Abu Jahal dkk  merencanakan makar buruk dan hendak membunuh beliau saw. (QS.8:31). Rasul-rasul  Allah berfungsi semacam perisai terhadap hukuman-hukuman (azab) dari langit.
       Berikut firman Allah Swt. mengenai makar-buruk yang dirancang oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya, sehingga Nabi Besar Muhammad saw. hijrah dari Makkah ke Madinah, dan dengan hijrahnya beliau saw. tersebut tidak ada alasan lagi bagi Allah untuk tidak mengazab para penentang Nabi Besar Muhammad saw. terutama sekali Abu Jahal dan kawan-kawannya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ  اللّٰہُ  ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan ingatlah ketika orang-orang kafir merancang makar  terhadap engkau, supaya mereka dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau.   Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang  makar tandingan, dan Allah sebaik-baik  Perancang makar. (Al-Anfāl [8]:31).
    Ayat ini mengisyaratkan kepada musyawarah rahasia yang diadakan di Darun Nadwah (Balai Permusyawaratan) di Makkah. Ketika mereka melihat bahwa semua usaha mereka mencegah berkembangnya aliran kepercayaan baru ini gagal, dan bahwa kebanyakan orang-orang Muslim yang mampu meninggalkan Makkah telah hijrah ke Medinah dan mereka sudah jauh dari bahaya, maka orang-orang terkemuka warga kota berkumpul di Darun Nadwah untuk membuat rencana ke arah usaha terakhir guna menghabisi Islam.
       Sesudah diadakan pertimbangan mendalam, terpikir oleh mereka satu rencana, ialah sejumlah orang-orang muda dari berbagai kabilah Quraisy harus secara serempak menyergap Nabi Besar  Muhammad saw.  lalu membunuh beliau saw.. Namun tanpa setahu orang beliau saw. dengan pertolongan Allah Swt. meninggalkan rumah tengah malam buta, ketika para penjaga dikuasai oleh kantuk, lalu  untuk menghindari para pengejar beliau saw. berlindung di Gua Tsur bersama-sama Abubakar Shiddiq r.a. (QS.9:40),  sahabat beliau saw. yang setia, dan akhirnya sampai di Madinah dengan selamat.

Makar Buruk yang Berulang

       Dari Al-Quran diketahui,  bahwa ternyata  makar-buruk yang dilakukan oleh Abu Jahal dan 8 orang para pemuka kaum kafir Quraisy tersebut telah pula dilakukan oleh para penentang Nabi Shaleh a.s.,  karena mereka pun beranggapan bahwa kedatangan rasul Allah tersebut  telah menyebabkan terjadinya berbagai kemalangan  dan musibah kepada mereka, berikut firman-Nya mengenai hal tersebut:
وَ لَقَدۡ اَرۡسَلۡنَاۤ  اِلٰی ثَمُوۡدَ  اَخَاہُمۡ  صٰلِحًا اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰہَ  فَاِذَا ہُمۡ فَرِیۡقٰنِ یَخۡتَصِمُوۡنَ ﴿﴾  قَالَ یٰقَوۡمِ لِمَ تَسۡتَعۡجِلُوۡنَ بِالسَّیِّئَۃِ قَبۡلَ الۡحَسَنَۃِ ۚ لَوۡ لَا تَسۡتَغۡفِرُوۡنَ اللّٰہَ لَعَلَّکُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ ﴿﴾  قَالُوا اطَّیَّرۡنَا بِکَ وَ بِمَنۡ مَّعَکَ ؕ قَالَ طٰٓئِرُکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ  بَلۡ  اَنۡتُمۡ قَوۡمٌ تُفۡتَنُوۡنَ ﴿﴾  وَ کَانَ فِی الۡمَدِیۡنَۃِ  تِسۡعَۃُ  رَہۡطٍ یُّفۡسِدُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ وَ لَا یُصۡلِحُوۡنَ ﴿﴾  قَالُوۡا تَقَاسَمُوۡا بِاللّٰہِ لَنُبَیِّتَنَّہٗ وَ اَہۡلَہٗ ثُمَّ لَنَقُوۡلَنَّ لِوَلِیِّہٖ مَا شَہِدۡنَا مَہۡلِکَ  اَہۡلِہٖ  وَ  اِنَّا  لَصٰدِقُوۡنَ ﴿﴾  وَ مَکَرُوۡا مَکۡرًا وَّ  مَکَرۡنَا مَکۡرًا  وَّ ہُمۡ لَا  یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾  فَانۡظُرۡ کَیۡفَ کَانَ عَاقِبَۃُ مَکۡرِہِمۡ ۙ اَنَّا دَمَّرۡنٰہُمۡ  وَ  قَوۡمَہُمۡ  اَجۡمَعِیۡنَ ﴿﴾  فَتِلۡکَ بُیُوۡتُہُمۡ خَاوِیَۃًۢ بِمَا ظَلَمُوۡا ؕ اِنَّ فِیۡ ذٰلِکَ لَاٰیَۃً   لِّقَوۡمٍ  یَّعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾   وَ اَنۡجَیۡنَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ کَانُوۡا یَتَّقُوۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh Kami benar-benar telah mengutus kepada kaum  Tsamud saudara mereka Shalih yang berkata: “Sembahlah Allah” maka tiba-tiba mereka menjadi dua golongan yang saling berbantah.   Ia, Shalih, berkata: “Hai kaumku, mengapakah kamu minta disegerakan keburukan sebelum datang kebaikan? Mengapakah kamu tidak memohon ampun kepada Allah, supaya kamu dikasihani?” Mereka berkata: “Hai Shalih,   kami telah mendapatkan nasib malang disebabkan engkau dan orang yang beserta engkau.” Ia, Shalih, berkata: “Nasib buruk kamu ada di sisi Allah, bahkan kamu  kaum yang diuji.”   Dan dalam kota itu ada  sembilan orang   yang  berbuat kerusakan di bumi  dan tidak mau mengadakan perbaikanMereka berkata: “Hendaklah kamu sekalian bersumpah dengan nama Allah bahwa niscaya kami  akan menyerbu pada malam hari kepada dia dan keluarganya, kemudian kami niscaya akan berkata kepada pelindung-nya: Kami sekali-kali tidak menyaksikan keluarganya menjadi binasa dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar.”   Dan mereka membuat makar buruk  dan Kami pun membuat makar tandingan, tetapi mereka tidak menyadari.  Maka perhatikanlah bagaimana buruknya akibat makar buruk mereka, sesungguhnya Kami memus-nahkan mereka dan kaumnya semua.   Maka itulah rumah-rumah mereka yang telah runtuh  karena mereka berbuat zalim. Sesungguhnya dalam yang demikian itu benar-benar ada Tanda untuk kaum yang mengetahui.   Dan Kami menyelamatkan  orang-orang yang beriman dan bertakwa. (Al-Nahl [27]:48-54).
       Dengan sendirinya yang diisyaratkan dalam ayat – “Dan dalam kota itu ada  sembilan orang  yang  berbuat kerusakan di bumi  dan tidak mau mengadakan perbaikan --  ini adalah kesembilan musuh Nabi Besar Muhammad saw. saw. terkemuka.  Delapan di antaranya terbunuh dalam pertempuran Badar dan yang kesembilan, Abu Lahab, yang terkenal keburukannya itu, mati di Makkah ketika sampai ke telinganya kabar tentang kekalahan di Badar.
       Kedelapan orang itu adalah Abu Jahal, Muthim bin Adiy, Syaibah bin Rabiah, Utbah bin Rabiah, Walid bin Utbah, Umayah  bin Khalf, Nadhr bin Harts, dan Aqbah bin Abi Mu’aith. Mereka bersekongkol untuk membunuh Nabi Besar Muhammad saw.. Rencana sebenarnya ialah memilih seorang dari tiap-tiap kabilah kaum Quraisy, dan kemudian mengadakan serangan pembunuhan yang berencana atas beliau saw., sehingga tidak ada kabilah tertentu dapat dianggap bertanggung-jawab atas pembunuhan terhadap beliau itu. Rencana itu datang dari Abu Jahal, pemimpin kelompok jahat itu.
     Waliy berarti: ahli waris; seseorang yang menuntut balas atas pembunuhan; seorang pembalas dendam atas pembunuhan (Lexicon Lane).  Akibat makar buruk tersebut (QS.8:31) Nabi Besar Muhammad saw. terpaksa hijrah dari Makkah, tetapi hijrahnya itu akhirnya mengakibatkan kehancuran kekuatan kaum Quraisy yang tidak menyadari, bahwa dengan memaksa beliau saw. hijrah dari Makkah, mereka meletakkan dasar kehancuran bagi mereka sendiri.


(Bersambung). 

Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 17 September 2012
Ki Langlang Buana Kusuma



Tidak ada komentar:

Posting Komentar