بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN
Bab 75
“Peniupan Nafiri” &
“Mereka
yang Bangkit dari “Kuburan”
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam bagian
akhir Bab sebelum ini telah dijelaskan mengenai
nasib buruk yang menimpa suatu
kaum yang menantang kepada rasul
Allah agar azab Ilahi yang diancamkan
kepada mereka segera ditimpakan kepada
mereka, tetapi ketika azab Ilahi tersebut
benar-benar terjadi maka mereka sama sekali tidak diberi kesempatan untuk berbuat apa pun, firman-Nya:
وَ یَقُوۡلُوۡنَ مَتٰی ہٰذَا الۡوَعۡدُ اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰدِقِیۡنَ ﴿﴾
Dan mereka berkata: “Kapankah
janji azab ini akan terlaksana jika kamu
adalah orang-orang benar?” (Yā
Sīn [36]:49). Lihat pula QS.21:39; QS.34:30; QS.67:26.
Menjawab tantangan
mereka yang penuh ketakaburan tersebut
selanjutnya Allah Swt. berfirman
مَا یَنۡظُرُوۡنَ اِلَّا صَیۡحَۃً وَّاحِدَۃً تَاۡخُذُہُمۡ وَ ہُمۡ
یَخِصِّمُوۡنَ ﴿ ﴾ فَلَا
یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ تَوۡصِیَۃً وَّ
لَاۤ اِلٰۤی اَہۡلِہِمۡ یَرۡجِعُوۡنَ ﴿٪ ﴾
Mereka sekali-kali tidak menunggu melainkan satu ledakan
yang akan menyergap mereka
sementara mereka sedang bertengkar,
maka mereka tidak akan mampu membuat sebuah wasiat pun dan tidak pula mereka akan dapat kembali kepada
keluarganya. Yā Sīn [36]:50-51).
Azab yang disebut di sini akan laksana halilintar di siang hari bolong.
Datangnya akan begitu cepat dan tiba-tiba sehingga seperti disebut dalam
ayat berikutnya, orang-orang durhaka
bahkan tidak sempat membuat wasiat
sekalipun.
Berusaha
Melarikan Diri dari Azab Ilahi
Sehubungan dengan hal tersebut dalam Surah
Al-Quran lainnya Allah Swt. berfirman:
وَ کَمۡ قَصَمۡنَا مِنۡ قَرۡیَۃٍ کَانَتۡ ظَالِمَۃً وَّ اَنۡشَاۡنَا بَعۡدَہَا قَوۡمًا اٰخَرِیۡنَ ﴿۱۱﴾ فَلَمَّاۤ اَحَسُّوۡا بَاۡسَنَاۤ اِذَا ہُمۡ
مِّنۡہَا یَرۡکُضُوۡنَ ﴿ؕ ﴾ لَا تَرۡکُضُوۡا وَ ارۡجِعُوۡۤا اِلٰی مَاۤ اُتۡرِفۡتُمۡ فِیۡہِ وَ مَسٰکِنِکُمۡ لَعَلَّکُمۡ تُسۡـَٔلُوۡنَ ﴿ ﴾ قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَاۤ اِنَّا کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿ ﴾ فَمَا زَالَتۡ تِّلۡکَ
دَعۡوٰىہُمۡ حَتّٰی جَعَلۡنٰہُمۡ حَصِیۡدًا خٰمِدِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan betapa banyaknya kota yang penduduknya zalim telah Kami hancurkan,
dan sesudahnya Kami menjadikan kaum yang lain. Maka tatkala mereka merasakan azab Kami tiba-tiba mereka melarikan diri darinya.
Kami berfirman: “Janganlah kamu melarikan diri dan kembalilah kamu kepada kehidupan senang
yang kamu ada di dalamnya dan kepada
tempat-tempat tinggalmu supaya kamu
diminta pertanggungjawaban.” Mereka berkata: Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim!”
Maka keluhan mereka tidak
henti-hentinya hingga Kami menjadikan mereka bagaikan ladang yang telah diketam, hancur-lebur.
(Al-Anbiyā [21]:12-16).
Ayat 15-16 memberi gambaran amat jelas lagi hidup
mengenai kaum yang menjadi sasaran hukum
Ilahi. Mereka sama sekali hancur-luluh, dan semua keinginan dan harapan
mereka menjadi musnah. Kemauan untuk
hidup pun lenyap dalam diri mereka, dan mereka berputus-asa mengenai masa depan mereka serta kehilangan segala prakarsa, dengan demikian segala cita-cita dan tujuan mereka sama sekali menjadi lumpuh dan mati.
Sehubungan dengan firman Allah
Swt. dalam QS.17:16 pada Bab sebelumnya – bahwa “Allah Swt. tidak pernah menurunkan azab
sebelum terlebih dulu mengutus seorang rasul Allah” yang kedatangannya dijanjikan (QS.7:35-37) --
berikut adalah beberapa firman Allah Swt. lainnya dalam Surah-surah yang berbeda:
یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَقُصُّوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِیۡ وَ یُنۡذِرُوۡنَکُمۡ لِقَآءَ یَوۡمِکُمۡ ہٰذَا ؕ قَالُوۡا شَہِدۡنَا عَلٰۤی اَنۡفُسِنَا وَ غَرَّتۡہُمُ الۡحَیٰوۃُ الدُّنۡیَا وَ شَہِدُوۡا عَلٰۤی اَنۡفُسِہِمۡ اَنَّہُمۡ کَانُوۡا کٰفِرِیۡنَ ﴿ ﴾ ذٰلِکَ اَنۡ لَّمۡ یَکُنۡ رَّبُّکَ مُہۡلِکَ الۡقُرٰی بِظُلۡمٍ وَّ اَہۡلُہَا غٰفِلُوۡنَ ﴿ ﴾
”Hai golongan jin dan ins (manusia), tidakkah telah datang kepada kamu rasul-rasul dari antara kamu yang
menceriterakan kepadamu Tanda-tanda-Ku
dan memperingatkan kamu mengenai pertemuan pada harimu ini?” Mereka
berkata: “Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” Tetapi kehidupan dunia telah memperdayakan mereka,
dan mereka telah menjadi saksi atas diri mereka
sendiri bahwa sesungguhnya mereka
adalah orang-orang kafir. Yang demikian itu karena Tuhan
engkau tidak pernah membinasakan negeri-negeri secara zalim padahal penduduknya
dalam keadaan lengah. (Al-An’ām [6]:131-132).
Lihat pula QS.11:118; QS.20:135; QS.26:209.
Pertanyaan Para Penjaga Neraka Jahannam
Tentang Kedatangan Para Rasul Allah
Bahkan para penjaga neraka jahannam pun akan menanyakan sikap mereka terhadap
kedatangan para rasul Allah tersebut,
sebelum mereka dimasukkan ke dalam neraka
jahannam, firman-Nya:
وَ سِیۡقَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اِلٰی جَہَنَّمَ زُمَرًا ؕ حَتّٰۤی اِذَا جَآءُوۡہَا فُتِحَتۡ اَبۡوَابُہَا وَ قَالَ لَہُمۡ
خَزَنَتُہَاۤ اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ رُسُلٌ
مِّنۡکُمۡ یَتۡلُوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِ رَبِّکُمۡ وَ یُنۡذِرُوۡنَکُمۡ لِقَآءَ
یَوۡمِکُمۡ ہٰذَا ؕ قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنۡ حَقَّتۡ کَلِمَۃُ الۡعَذَابِ عَلَی
الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿ ﴾ قِیۡلَ ادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ جَہَنَّمَ خٰلِدِیۡنَ
فِیۡہَا ۚ فَبِئۡسَ مَثۡوَی الۡمُتَکَبِّرِیۡنَ ﴿ ﴾
Dan orang-orang kafir akan digiring ke Jahannam rombongan-rombongan, hingga apabila
mereka sampai kepadanya pintu-pintunya dibukakan, dan penjaga-penjaganya akan berkata kepada mereka: “Bukankah telah datang kepada kamu
rasul-rasul dari antaramu sendiri yang
membacakan kepada kamu Ayat-ayat Tuhan-mu, dan memberi peringatan kepada kamu
mengenai pertemuan pada harimu ini?”
Mereka akan berkata: “Ya benar, tetapi
telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap
orang-orang kafir.” Akan
dikatakan: ”Masukilah pintu-pintu Jahannam, kamu akan kekal di dalamnya”, maka sangat buruk tempat tinggal orang-orang
yang sombong.” (Al-Zumar [39]:72-73).
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman lagi:
وَ اِذۡ یَتَحَآجُّوۡنَ فِی النَّارِ فَیَقُوۡلُ
الضُّعَفٰٓؤُا لِلَّذِیۡنَ اسۡتَکۡبَرُوۡۤا اِنَّا کُنَّا لَکُمۡ تَبَعًا
فَہَلۡ اَنۡتُمۡ مُّغۡنُوۡنَ عَنَّا
نَصِیۡبًا مِّنَ النَّارِ ﴿ ﴾ قَالَ الَّذِیۡنَ اسۡتَکۡبَرُوۡۤا اِنَّا کُلٌّ فِیۡہَاۤ
ۙ اِنَّ اللّٰہَ قَدۡ حَکَمَ بَیۡنَ الۡعِبَادِ ﴿ ﴾ وَ قَالَ الَّذِیۡنَ فِی النَّارِ لِخَزَنَۃِ
جَہَنَّمَ ادۡعُوۡا رَبَّکُمۡ یُخَفِّفۡ عَنَّا یَوۡمًا مِّنَ الۡعَذَابِ ﴿ ﴾ قَالُوۡۤا اَوَ لَمۡ تَکُ تَاۡتِیۡکُمۡ رُسُلُکُمۡ
بِالۡبَیِّنٰتِ ؕ قَالُوۡا بَلٰی ؕ
قَالُوۡا فَادۡعُوۡا ۚ وَ مَا دُعٰٓؤُا
الۡکٰفِرِیۡنَ اِلَّا فِیۡ ضَلٰلٍ ﴿٪ ﴾
Dan ketika mereka akan berbantah satu sama lain dalam
Api, lalu orang-orang yang lemah
yakni golongan ins akan berkata kepada orang-orang yang menyom-bongkan diri
yakni golongan jin: “Sesungguhnya kami
adalah pengikut kamu maka dapatkah kamu melepaskan dari kami sebagian siksaan dari Api?”
Orang-orang yang menyombongkan diri (jin) berkata:
“Sesungguhnya kita semua berada
di dalamnya, sesungguhnya Allah
telah menghakimi di antara hamba-hamba-Nya.” Dan orang-orang yang ada dalam Api berkata
kepada para penjaga Jahannam:
“Mohonkanlah kepada Tuhan kamu, supaya Dia meringankan azab bagi kami barang sehari.”
Mereka
berkata: ”Bukankah telah datang kepada kamu
rasul-rasulmu dengan Tanda-tanda
nyata?” Mereka berkata: “Ya benar.”
Para penjaga itu berkata: “Maka
berdoalah kamu.” Tetapi
doa orang-orang kafir itu sia-sia belaka.
(Al-Mukmīn [40]:48-51).
Kalimat
“Tetapi doa orang-orang kafir itu
sia-sia belaka” berarti bahwa usaha keras dan doa orang-orang kafir menentang nabi-nabi
Allah terbukti gagal, bukan bahwa semua doa mereka tidak diterima. Tuhan
memang mengabulkan doa-doa orang yang
sedang sengsara dan sedih, bila ia meminta pertolongan kepada-Nya, baik ia
orang yang beriman atau orang kafir (QS.27:63). Lihat pula QS. 45:32-36; QS.67:7-12.
Peniupan “Nafiri” &
Orang-orang yang Keluar dari “Kuburan”
Dalam lanjutan Surah Yā Sīn berikut ini dijelaskan, bahwa
kedatangan rasul Allah dan seruannya kepada para penghuni neraka ketika mereka masih berada di dunia dimisalkan
sebagai “tiufan nafiri”, sedangkan orang-orang yang diseru oleh rasul Allah dimisalkan
sebagai “penghuni kuburan”, firman-Nya:
وَ نُفِخَ فِی الصُّوۡرِ فَاِذَا ہُمۡ مِّنَ الۡاَجۡدَاثِ اِلٰی رَبِّہِمۡ یَنۡسِلُوۡنَ ﴿ ﴾ قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَا مَنۡۢ بَعَثَنَا مِنۡ
مَّرۡقَدِنَا ٜۘؐ ہٰذَا مَا
وَعَدَ الرَّحۡمٰنُ وَ صَدَقَ
الۡمُرۡسَلُوۡنَ ﴿ ﴾ اِنۡ کَانَتۡ
اِلَّا صَیۡحَۃً وَّاحِدَۃً
فَاِذَا ہُمۡ جَمِیۡعٌ لَّدَیۡنَا مُحۡضَرُوۡنَ ﴿ ﴾ فَالۡیَوۡمَ لَا تُظۡلَمُ نَفۡسٌ شَیۡئًا وَّ لَا
تُجۡزَوۡنَ اِلَّا مَا کُنۡتُمۡ
تَعۡمَلُوۡنَ ﴿ ﴾
Dan nafiri akan ditiup maka tiba-tiba
mereka akan segera keluar dari kuburan kepada Tuhan mereka. Mereka akan berkata: ”Aduh celakalah kami! Siapakah
yang telah membangkitkan kami dari tempat tidur kami?” Inilah apa
yang telah dijanjikan Tuhan Yang Maha Pemurah, dan benarlah
rasul-rasul itu. Itu tidak lain hanya satu ledakan maka
tiba-tiba mereka itu semua akan
dihadirkan di hadapan Kami. Maka pada hari itu tidak ada satu jiwa pun akan dizalimi sedikit pun,
dan kamu tidak akan dibalas
melainkan apa yang telah kamu kerjakan.
(Yā
Sīn [36]:52-55).
Kata-kata, “nafiri akan ditiup,” di
samping yang dimaksud ialah peniupan terompet pada Hari Pembalasan,
dapat pula berarti kedatangan seorang
mushlih rabbani yakni rasul Allah
, yang karena “seruan terompetnya” – yakni
seruan kepada Tauhid Ilahi (QS.16:37)
-- maka mereka yang secara ruhani telah mati itu bangkit dari kuburan (keadaan kematian ruhani) mereka,
dan segera mendengarkan dan menerima panggilan
Ilahi (QS.3:191-195).
Bila
pada Hari Kiamat orang-orang akan
dibangkitkan dan kepada orang-orang kafir
akan dihadapkan perbuatan-perbuatan jahat
mereka, dan azab akan mengancam mereka, mereka akan dicekam rasa putus-asa dan akan menjerit dalam
kegemparan: “Aduh celaka kami! Siapakah yang telah membangkitkan kami
dari tempat tidur kami?”
Tetapi untuk melanjutkan kiasan ayat sebelum ini, ayat ini
berpaling kepada orang-orang yang pada saat seorang nabi Allah datang, tidak mau
mendengar seruan Ilahi dan lebih menyukai tetap tinggal dalam keadaan mati ruhani itu. Atau lebih
senang berada dalam “kuburan
hawa-nafsunya”, setelah mendengar seruan
Ilahi itu mereka menyahut dengan penuh kemarahan: “Mengapakah orang harus
mengganggu jalan hidup kami yang tenang, dan menimbulkan keributan dan kegelisahan
di antara kami dengan mengajak kami mengikuti dia dan menganut cara hidup
baru?”
Berulang-ulang disebutnya kata “ledakan” dalam rangkuman beberapa ayat Surah Yā
Sīn menunjukkan, bahwa Surah ini
menceriterakan keadaan saat, ketika serangan
bom-bom atom dalam Perang-perang Dunia yang akan
membinasakan secara menyeluruh kota-kota
kecil maupun besar dalam waktu
hanya sekejap.
(Bersambung).
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam
Farid
***
“Pajajaran Anyar”, 15 September 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar