Selasa, 11 September 2012

"Keladai Dajjal pemakan Api" & Perjalanan Ke Luar Angkasa





بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

Bab 71

  "Keledai Dajjal Pemakan Api” &
Perjalanan Ke Luar  Angkasa


 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma
                                                                                


Dalam bagian akhir Bab sebelum ini telah dijelaskan mengenai makna Tanda-tanda Akhir Zaman bahwa “unta-unta betina akan ditinggalkan” sehubungan akan diciptakannya  berbagai sarana transportasi baru  yang menggunakan “tenaga api”, firman-Nya:   
وَ اٰیَۃٌ  لَّہُمۡ  اَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّیَّتَہُمۡ  فِی الۡفُلۡکِ  الۡمَشۡحُوۡنِ ﴿ۙ ﴾  وَ خَلَقۡنَا  لَہُمۡ مِّنۡ مِّثۡلِہٖ مَا یَرۡکَبُوۡنَ ﴿ ﴾  وَ  اِنۡ نَّشَاۡ نُغۡرِقۡہُمۡ  فَلَا صَرِیۡخَ لَہُمۡ وَ لَا ہُمۡ  یُنۡقَذُوۡنَ ﴿ۙ۴۳﴾  اِلَّا رَحۡمَۃً  مِّنَّا وَ مَتَاعًا اِلٰی حِیۡنٍ ﴿ ﴾
Dan  suatu Tanda bagi mereka bahwasanya Kami angkut  anak-cucu mereka dalam bahtera-bahtera yang bermuatan penuh. Dan Kami akan menciptakan bagi mereka semacam itu juga  yang akan mereka kendarai.  Dan jika Kami menghendaki    Kami dapat menenggelamkan mereka  maka tidak ada yang menolong mereka, dan tidak pula mereka akan diselamatkan.   Kecuali dengan rahmat dari Kami dan sebagai bekal sampai suatu masa. (Yā Sīn [36]:42-45).
   Sehubungan dengan kalimat “Dan Kami akan menciptakan bagi mereka semacam itu juga  yang akan mereka kendarai“, Al-Quran meramalkan semenjak dahulu kala bahwa Allah Swt.  akan mewujudkan sarana-sarana pengangkutan (transportasi) baru. Kapal api dan kapal lintas-samudera raksasa, balon zeppelin, pesawat terbang, dan sebagainya yang begitu banyak dipergunakan dewasa ini adalah penggenapan nubuatan Al-Quran secara jelas dan nyata, firman-Nya lagi:
وَ الۡاَنۡعَامَ خَلَقَہَا ۚ لَکُمۡ فِیۡہَا دِفۡءٌ  وَّ  مَنَافِعُ وَ مِنۡہَا  تَاۡکُلُوۡنَ ﴿۪﴾   وَ لَکُمۡ فِیۡہَا جَمَالٌ حِیۡنَ تُرِیۡحُوۡنَ وَ حِیۡنَ  تَسۡرَحُوۡنَ ﴿۪﴾    وَ تَحۡمِلُ اَثۡقَالَکُمۡ  اِلٰی بَلَدٍ لَّمۡ تَکُوۡنُوۡا بٰلِغِیۡہِ   اِلَّا بِشِقِّ الۡاَنۡفُسِ ؕ اِنَّ رَبَّکُمۡ   لَرَءُوۡفٌ  رَّحِیۡمٌ ۙ﴿﴾   وَّ الۡخَیۡلَ وَ الۡبِغَالَ وَ الۡحَمِیۡرَ لِتَرۡکَبُوۡہَا وَ زِیۡنَۃً ؕ وَ یَخۡلُقُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ 
Dan binatang ternak pun Dia telah menciptakannya, kamu memperoleh  kehangatan di dalamnya serta manfaat-manfaat lainnya, dan darinya kamu makan. Dan di dalamnya  terdapat sarana keindahan bagimu, ketika kamu menggiringnya di waktu petang pulang ke kandang, dan ketika kamu melepaskannya di waktu pagi ke tempat penggembalaan. Dan binatang itu mengangkut muatan kamu ke suatu negeri yang kamu tidak dapat mencapainya kecuali dengan banyak penderitaan bagi dirimu. Sesungguhnya Tuhan-mu Maha Penyantun, Maha Penyayang. Dan Dia telah menciptakan kuda-kuda, bagal-bagal, dan keledai-keledai, supaya kamu dapat  menungganginya, dan juga sebagai sarana keindahan, dan Dia akan menciptakan apa yang  kamu belum  ketahui. (Al-Nahl [16]:6-9).
        Semua sarana transportasi baru tersebut memanfaatkan tenaga api. Allah Swt. saja Yang mengetahui alat-alat pengangkutan apa yang masih akan diciptakan lagi di masa datang, sehingga benarlah  firman Allah Swt. mengenai Tanda-tanda Akhir Zaman selanjutnya sehubungan dengan “unta-unta” sebagai sarana transportasi  purbakala berikut ini:
وَ  اِذَا الۡعِشَارُ عُطِّلَتۡ ۪ۙ﴿۴﴾
Dan apabila unta-unta bunting sepuluh bulan ditinggalkan  (Al-Takwir [81]:5).
      ‘Isyār itu jamak dari ‘usyara‘, yang berarti: seekor unta betina bunting sepuluh bulan. Kata ‘isyār dikenakan kepada unta-unta betina, ketika sebagian telah beranak dan sebagian lain diharapkan segera akan beranak (Lexicon Lane).  Ayat ini berarti  apabila unta-unta betina tidak akan dianggap penting lagi, bahkan di negeri Arab sekalipun.

“Keledai Dajjal Pemakan Api

       Isyarat tersebut nampaknya  tertuju kepada keadaan, dimana unta akan digantikan fungsinya oleh sarana-sarana pengangkutan yang lebih baik dan lebih cepat pula, seperti kereta api, mobil, kapal terbang, dan lain-lain. Dalam sebuah hadits Nabi Besar Muhammad saw.   pun terdapat isyarat jelas mengenai unta yang akan digantikan oleh sarana-sarana pengangkutan lain itu. Hadits itu berbunyi sebagai berikut: “Unta akan ditinggalkan, dan tidak akan dipergunakan lagi guna bepergian dari suatu tempat ke tempat lain” (Muslim).
       Dalam hadits lainnya  tentang fitnah  Dajjal – yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) --  Nabi Besar Muhammad saw. menceritakan tentang tunggangan yang dipergunakan Dajjal dalam rangka  menyesatkan umat manusia adalah “keledai yang makanannya api”, yang memiliki postur tubuh yang luar biasa tinggi dan besarnya serta  kemampuan berlarinya yang sangat cepat.
        Dengan terjadinya Revolusi Industri di Negara-negara Kristen Eropa yang memanfaatkan tenaga api, serta diciptakannya “motor bakar” maka terjawablah makna sabda Nabi Besar Muhammad saw. mengenai “keledai Dajjal” yang sangat luar biasa tersebut, yakni berbagai sarana transportasi baru yang menggunakan “kekuatan api” (bahan bakar) sehingga “keledai-keledai Dajjal yang makanannya api” tersebut sehingga mampu terbang di angkasa, bergerak cepat di lautan dan di daratan mengalahkan  kecepatan lari kuda, keledai,  unta mau pun gajah.
       Nah, jika “keledai Dajjal pemakan api” telah ada, tentu “Dajjal” yang menungganginya pun telah ada pula, yaitu bangsa-bangsa Kristen dari Barat yangh menganut  faham sesat  bahwa “Tuhan punya anak”, na’udzubillāhi min dzālik. Itulah sebabnnya Nabi Besar Muhammad saw. telah memberikan gambaran kiasan mengenai sosok Dajjal yang memiliki berbagai kemampuan yang luar biasa tersebut sebagai seorang laki-laki yang matanya buta sebelah, di tangannya memegang  neraka dan surga – padahal kenyataannya  sebaliknya – ia mampu menurunkan hujan, membuat tanah gersang menjadi subur, menghidupkan yang mati dan perbuatan-perbuatan ajaib lainnya.

Berbagai Pendapat Tentang “Dajjal, Ya’juj-Majuj
dan “Keledai Dajjal Pemakan Api

     Dalam Bab sebelumnya penulis telah menampilkan hadits tentang Dajjal yang diriwayatkan oleh An-Nawas bin Sam’an r.a. dalam Hadits Muslim, berikut ini adalah  beberapa pendapat tentang Dajjal dan  keledai Dajjal yang makanannya api serta hubungannya dengan Ya’juj  (Gog) dan Ma’juj (Magog):
       (1) “Dajjal disebutkan berulang-ulang dalam Hadits, sedangkan Ya'juj wa-Ma'juj bukan saja disebutkan dalam Hadits, melainkan pula dalam Al-Quran. Dan kemunculannya yang kedua kalinya ini dihubungkan dengan turunnya Al-Masih.
Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu).
       Kamus Lisanul-'Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi.
      Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu.
       Kata Ya'juj dan Ma juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan yaf'ul; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra'a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-'Arab. Ya'juj wa-Ma'juj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan.”
    (2)  Tatkala Nabi saw. ditanya, bagaimanakah kecepatan perjalanan Dajjal, Beliau menjawab sbb: "Kecepatan Dajjal adalah seperti awan yang ditiup angin". Pada waktu Nabi Saw. mengucapkan kata-kata ini, tampaknya seperti dongeng saja, atau ucapan yang berlebih-lebihan. Akan tetapi pada dewasa ini kapal-udara terbang melebihi kecepatan angin.
       Selanjutnya Nabi saw. bersabda sbb: "Bumi akan digulung untuknya ". Ini berarti Dajjal akan bergerak begitu cepat seolah-olah bumi yang luas ini kelihatan ciut. Gerakan Dajjal melalui udara dikatakan sebagai berikut: "la akan menggenggam awan di tangan kanannya". Artinya ia akan terbang menembus dan di atas awan. Selanjutnya Nabi Suci menerangkan bahwa "Dajjal akan meloncat-loncat di antara bumi dan langit". Semua ini mengisyaratkan perjalanan Dajjal melalui udara. Lebih lanjut diterangkan bahwa Dajjal akan bergerak begitu cepat hingga ia: "Mendahului matahari di tempat terbenamnya"
       Pada dewasa ini kapal-udara terbang lebih cepat dari jalannya matahari; orang yang berangkat dari Timur pada pagi hari, akan sampai di Barat sebelum matahari terbenam. Penerbangan dari Calcuta ke Bombay atau dari Lahore ke Karachi, hanya memakan waktu beberapa jam saja. Siapa tahu orang akan terbang lebih cepat lagi daripada keadaan sekarang. Selanjutnya diterangkan bahwa "lautan hanya sedalam mata-kaki Dajjal" Hal ini terjadi sungguh-sungguh dengan gerakan kapal selam di bawah permukaan laut.
      Kendaraan Dajjal disebut keledai, karena keledai digunakan untuk mengangkut orang dari sini ke sana, dan pula digunakan untuk mengangkut muatan bagi manusia. Akan tetapi keledai Dajjal bukanlah keledai sungguh-sungguh, karena keledai ini digambarkan mempunyai telinga yang jaraknya tujuh puluh yard dan warnanya putih mengkilat. Gambaran ini sebenarnya untuk melukiskan kereta-api.
      Adapun Hadits yang menerangkan satu langkah Dajjal akan mencapai jarak perjalanan sehari semalam, ini berarti bahwa jarak yang ditempuh sehari semalam, itu hanyalah satu langkah saja bagi Dajjal. Hendaklah diingat bahwa gambaran tentang kemampuan Dajjal menundukkan alam tidaklah sekali-kali dimaksud untuk mengutuk perbuatan Dajjal, tetapi untuk menunjukkan bahwa Dajjal mempunyai anggapan sebagai orang yang paling kuasa, dan lupa akan kedudukannya sebagai hamba Allah yang hina. Jadi yang dikutuk ialah pengakuan Dajjal bahwa ia mempunyai kekuasaan Ketuhanan.”

Benarnya Berbagai Pernyataan Allah Swt.
Dalam Al-Quran
      Penulis cukupkan menampilkan dua pendapat tentang  Dajjal dan  keledai Dajjal  yang makanannya api serta hubungannya dengan Ya’juj  (Gog) dan Ma’juj (Magog), yang terbukti semakin banyak “orang-orang berakal” dikalangan umat Islam,  yang pemikirannya atau penafsirannya sesuai dengan pemahaman orang-orang Muslim dari  kalangan Jemaat Ahmadiyah, bahwa Dajjal atau Ya’juj (Gog) dan Majuj (Magog) adalah bangsa yang sama, yang berhasil mencetuskan  revolusi industri”, sehingga mereka sukses dalam bidang  politik, ekonomi,  dan kemiliteran, bahkan budaya dan agama yang telah merusak nilai-nilai moral manusia serta Tauhid Ilahi, semua keadaan tersebut tercakup dengan kata  Dajjal , Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) serta “keledai Dajjal pemakan api.”
      Bangsa-bangsa yang disebut Dajjal atau Ya’juj (Gog) dan Majuj (Magog) ini pulalah – yang sekali pun mereka itu sangat menentang AQl-Quran dan Nabi Besar Muhammad saw. – tetapi dalam kenyataannya mereka itulah yang membuktikan  berbagai kebenaran yang dikemukakan Al-Quran, misalnya:
     (1) Tentang  akan terciptanya  berbagai sarana transportasi baru yang  menggunakan “tanaga api” atau “keledai dajjal pemakan api” yang  sedang dibahas dalam  beberap Bab sebelum ini, firman-Nya:   
وَ اٰیَۃٌ  لَّہُمۡ  اَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّیَّتَہُمۡ  فِی الۡفُلۡکِ  الۡمَشۡحُوۡنِ ﴿ۙ ﴾  وَ خَلَقۡنَا  لَہُمۡ مِّنۡ مِّثۡلِہٖ مَا یَرۡکَبُوۡنَ ﴿ ﴾  وَ  اِنۡ نَّشَاۡ نُغۡرِقۡہُمۡ  فَلَا صَرِیۡخَ لَہُمۡ وَ لَا ہُمۡ  یُنۡقَذُوۡنَ ﴿ۙ۴۳﴾  اِلَّا رَحۡمَۃً  مِّنَّا وَ مَتَاعًا اِلٰی حِیۡنٍ ﴿ ﴾
Dan  suatu Tanda bagi mereka bahwasanya Kami angkut  anak-cucu mereka dalam bahtera-bahtera yang bermuatan penuh. Dan Kami akan menciptakan bagi mereka semacam itu juga  yang akan mereka kendarai.  Dan jika Kami menghendaki    Kami dapat menenggelamkan mereka  maka tidak ada yang menolong mereka, dan tidak pula mereka akan diselamatkan.   Kecuali dengan rahmat dari Kami dan sebagai bekal sampai suatu masa. (Yā Sīn [36]:42-45).
Firman-Nya lagi:
وَ الۡاَنۡعَامَ خَلَقَہَا ۚ لَکُمۡ فِیۡہَا دِفۡءٌ  وَّ  مَنَافِعُ وَ مِنۡہَا  تَاۡکُلُوۡنَ ﴿۪﴾   وَ لَکُمۡ فِیۡہَا جَمَالٌ حِیۡنَ تُرِیۡحُوۡنَ وَ حِیۡنَ  تَسۡرَحُوۡنَ ﴿۪﴾    وَ تَحۡمِلُ اَثۡقَالَکُمۡ  اِلٰی بَلَدٍ لَّمۡ تَکُوۡنُوۡا بٰلِغِیۡہِ   اِلَّا بِشِقِّ الۡاَنۡفُسِ ؕ اِنَّ رَبَّکُمۡ   لَرَءُوۡفٌ  رَّحِیۡمٌ ۙ﴿﴾   وَّ الۡخَیۡلَ وَ الۡبِغَالَ وَ الۡحَمِیۡرَ لِتَرۡکَبُوۡہَا وَ زِیۡنَۃً ؕ وَ یَخۡلُقُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ 
Dan binatang ternak pun Dia telah menciptakannya, kamu memperoleh  kehangatan di dalamnya serta manfaat-manfaat lainnya, dan darinya kamu makan. Dan di dalamnya  terdapat sarana keindahan bagimu, ketika kamu menggiringnya di waktu petang pulang ke kandang, dan ketika kamu melepaskannya di waktu pagi ke tempat penggembalaan. Dan binatang itu mengangkut muatan kamu ke suatu negeri yang kamu tidak dapat mencapainya kecuali dengan banyak penderitaan bagi dirimu. Sesungguhnya Tuhan-mu Maha Penyantun, Maha Penyayang. Dan Dia telah menciptakan kuda-kuda, bagal-bagal, dan keledai-keledai, supaya kamu dapat  menungganginya, dan juga sebagai sarana keindahan, dan Dia akan menciptakan apa yang  kamu belum  ketahui. (Al-Nahl [16]:6-9).
Selanjutnya berfirman:
وَ  اِذَا الۡعِشَارُ عُطِّلَتۡ ۪ۙ﴿۴﴾
Dan apabila unta-unta bunting sepuluh bulan ditinggalkan  (Al-Takwir [81]:5).

(2) Mengenai  penciptaan alam semesta berdasarkan “teori Big Bang”, berikut firman Allah Swt. dalam Al-Quran tentang hal tersebut:
اَوَ لَمۡ  یَرَ الَّذِیۡنَ  کَفَرُوۡۤا  اَنَّ  السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ کَانَتَا رَتۡقًا فَفَتَقۡنٰہُمَا ؕ وَ جَعَلۡنَا مِنَ الۡمَآءِ کُلَّ  شَیۡءٍ حَیٍّ ؕ اَفَلَا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿ ﴾
Tidakkah orang-orang  yang kafir melihat bahwa seluruh langit dan bumi keduanya dahulu suatu massa yang menyatu  lalu Kami memisahkan keduanya? Dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup dari air. Apakah mereka   tidak mau ber-iman? (Al-Anbiyā [21]:31).
Ayat ini mengisyaratkan landasan agung kepada satu kebenaran ilmiah. Agaknya ayat itu menunjuk kepada alam semesta, ketika masih belum mempunyai bentuk benda, dan ayat itu bermaksud menyatakan bahwa seluruh alam semesta khususnya tata surya, telah berkembang dari gumpalan yang belum mempunyai bentuk atau segumpal kabut (ratqān) Selaras dengan asas yang Allah Swt. lancarkan Dia memecahkan gumpalan zat itu (fataqnāhumā) dan pecahan-pecahan yang cerai-berai menjadi kesatuan-kesatuan wujud tata-surya (“The Universe Surveyed” oleh Harold   Richards dan “The Nature of the Universe” oleh Fred Hoyle). Sesudah itu Allah Swt. menciptakan seluruh kehidupan itu dari air.
Ayat ini nampaknya mengandung arti bahwa seperti alam kebendaan, demikian pula alam keruhanian pun berkembang dari gumpalan yang belum mempunyai bentuk, yang terdiri dari alam pikiran yang kacau-balau dan kepercayaan-kepercayaan yang bukan-bukan.
 Sebagaimana Allah Swt. dengan hikmah-Nya yang tidak pernah meleset dan sesuai dengan rencana agung telah memecahkan gumpalan zat itu, dan pecahan-pecahan yang bertebaran menjadi kesatuan wujud berbagai tata surya, maka persis seperti itu pula Dia mewujudkan suatu tertib ruhani yang baru dalam suatu alam yang berguling-gantang di dalam paya-paya cita-cita yang kacau-balau.
Bila umat manusia tenggelam ke dalam kegelapan akhlak yang keruh  serta angkasa keruhanian menjadi tersaput oleh awan yang padat dan sesak, Allah Swt. menyebabkan munculnya suatu cahaya berupa seorang utusan Ilahi (rasul Allah) yang mengusir kegelapan ruhani yang telah menyebar luas itu, dan dari gumpalan yang tidak berbentuk dan tanpa kehidupan, yang berupa kerendahan akhlak dan ruhani, lahirlah suatu alam semesta ruhani yang mulai meluas dari pusatnya dan akhirnya melingkupi seluruh bumi, menerima kehidupan dan pengarahan, dari tenaga penggerak yang berada di belakangnya, yakni Allah Swt..
(3) Mengenai cara melakukan  penerbangan   ulang-alik  ke luar  angkasa dengan memanfaatkan tenaga roket, dan ancaman Perang-perang  Dunia, firman-Nya:
یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ  اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ  تَنۡفُذُوۡا مِنۡ  اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا  تَنۡفُذُوۡنَ  اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ ﴿ۚ﴾   فَبِاَیِّ  اٰلَآءِ  رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾
 Hai golongan jin dan ins (manusia)! Jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus batas-batas seluruh langit dan bumi maka tembuslah, namun kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.   Maka  nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu  berdua dustakan? (Al-Rahmān [34-35).
   Ayat ini telah diberi bermacam-macam penafsiran. Menurut suatu penafsiran, para ilmuwan dan para ahli filsafat yang membanggakan diri mengenai kemajuan besar yang telah dicapai mereka dalam bidang ilmu duniawi, telah diberitahu bahwa kendati pun betapa besarnya kemajuan yang mungkin telah dicapai mereka dalam pengetahuan dan ilmu, mereka tidak dapat memahami semua hukum alam yang mengatur alam semesta ini dengan sepenuhnya. Betapa pun mereka berusaha, mereka tidak akan berhasil dalam pencarian mereka.

Ancaman Perang-perang  Dunia

   Menurut penafsiran lain, ayat ini memperingatkan orang-orang berdosa; “Biarkanlah mereka memberanikan diri menembus batas-batas langit dan bumi, mereka tidak akan mampu menentang hukum-hukum Ilahi tanpa mendapat hukuman, dan mereka tidak akan dapat meloloskan diri dari azab Ilahi.”  
    Ayat ini dapat juga mengisyaratkan kepada pembuatan roket-roket, sputnik-sputnik, dan sebagainya; dengan alat-alat tersebut orang-orang Rusia (Uni Sovyet) dan Amerika Serikat berusaha mencapai benda-benda langit. Mereka diberitahu, bahwa paling-paling mereka hanya akan dapat mencapai beberapa planet terdekat dari bumi, tetapi jagat-jagat raya kepunyaan Tuhan tidak mungkin dapat dijelajahi seluruhnya. Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
یُرۡسَلُ عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ ۬ۙ وَّ نُحَاسٌ فَلَا  تَنۡتَصِرٰنِ ﴿ۚ ﴾    فَبِاَیِّ  اٰلَآءِ  رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿ ﴾
Akan dikirimkan kepada kamu berdua nyala api, dan leburan tembaga,  lalu kamu berdua tidak akan dapat menolong diri sendiri.   Maka   nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan?   Dan ketika langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit me-rah. (Al-Rahmān [34-35).
       Ayat ini menunjuk kepada azab paling dahsyat lagi menakutkan, yang akan menimpa kedua blok yang bermusuhan itu. Dunia rupa-rupanya berdiri di tepi jurang api yang berkobar-kobar dengan dahsyatnya dan nyala apinya mengancam akan meng-hanguskan seluruh peradaban manusia.  
        Ayat selanjutnya melukiskan betapa jelasnya gambaran tentang azab yang diancamkan itu “Dan ketika langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit merah”, bukti mengenai kebenaran ancaman Allah Swt. tersebut adalah 2 Perang Dunia yang telah melanda kedua golongan “jin dan ins”, dan Perang Dunia III atau Perang Nuklir tinggal menunggu waktu saja. Wallāhu ‘alam.


(Bersambung). 

Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 12 September 2012
Ki Langlang Buana Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar