بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN
Bab 79
Macam-macam "Sungai Surgawi"
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam bagian
akhir Bab sebelum ini telah dijelaskan makna perumpamaan
mengenai berbagai nikmat-nikmat di
dalam surga, firman-Nya:
اِنَّ اللّٰہَ لَا یَسۡتَحۡیٖۤ اَنۡ یَّضۡرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوۡضَۃً
فَمَا فَوۡقَہَا ؕ فَاَمَّا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا فَیَعۡلَمُوۡنَ اَنَّہُ الۡحَقُّ
مِنۡ رَّبِّہِمۡ ۚ وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فَیَقُوۡلُوۡنَ مَا ذَاۤ اَرَادَ
اللّٰہُ بِہٰذَا مَثَلًا ۘ یُضِلُّ بِہٖ
کَثِیۡرًا ۙ وَّ یَہۡدِیۡ بِہٖ کَثِیۡرًا ؕ وَ مَا یُضِلُّ بِہٖۤ اِلَّا الۡفٰسِقِیۡنَ ﴿ۙ ﴾
Sesungguhnya
Allah tidak malu mengemukakan suatu perumpamaan sekecil nyamuk bahkan
yang lebih kecil dari itu, ada pun orang-orang yang beriman maka mereka mengetahui bahwa sesungguhnya perumpamaan itu
kebenaran dari Tu-han mereka,
sedangkan orang-orang kafir maka
mereka mengatakan: “Apa yang dikehendaki Allah dengan perumpamaan ini?” Dengannya
Dia menyesatkan banyak orang dan dengannya
pula Dia memberi petunjuk banyak orang, dan
sekali-kali tidak ada yang Dia sesatkan dengannya kecuali orang-orang fasik. (Al-Baqarah
[2]:27).
Lemah Bagai Nyamuk
Dharaba al-matsala
berarti: ia memberi gambaran atau pengandaian; ia membuat pernyataan; ia
mengemukakan perumpamaan (Lexicon
Lane; Taj-ul-‘Urusy,
dan QS.14:46). Allah Swt. telah menggambarkan surga dan neraka
dalam Al-Quran, dengan perumpamaan-perumpamaan
dan tamsilan-tamsilan.
Perumpamaan-perumpamaan dan
tamsilan-tamsilan melukiskan
mendalamnya arti yang tidak dapat diungkapkan sebaik-baiknya dengan jalan
lain, dan dalam hal-hal keruhanian perumpamaan-perumpamaan
dan tamsilan-tamsilan tersebut
memberikan satu-satunya cara untuk
dapat menyampaikan buah pikiran
dengan baik.
Makna kalimat “Allah tidak
malu mengemukakan suatu perumpamaan sekecil
nyamuk bahkan
yang lebih kecil dari
itu“ bahwa kata-kata atau ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan surga, mungkin tidak cukup dan tidak berarti bagaikan nyamuk,
yang dianggap oleh orang-orang Arab
sebagai makhluk yang lemah dan memang
pada hakikatnya demikian.
Orang-orang Arab berkata: Adh-‘afu
min ba’udhatin, artinya "ia lebih lemah dari nyamuk".
Meskipun demikian, perumpamaan-perumpamaan
dan tamsilan-tamsilan itu membantu untuk memunculkan dalam angan-angan
gambaran nikmat-nikmat surga
itu. Orang-orang beriman mengetahui bahwa kata-kata itu
hanya perumpamaan dan mereka berusaha
menyelami kedalaman artinya, tetapi orang-orang kafir mulai mencela perumpamaan-perumpamaan itu dan makin
bertambah dalam kesalahan dan kesesatan.
Fauq
berarti dan bermakna “lebih besar” dan “lebih kecil” dan dipakai dalam artian
yang sesuai dengan konteksnya (letaknya, ujung pangkalnya) — (Al-Mufradat Imam Raghib).
Maksud
kalimat adhallahullāh berarti: (1) Allah Swt. menetapkan dia berada dalam kekeliruan; (2)
Allah Swt. meninggalkan atau membiarkan dia sehingga ia tersesat (Kasysyaf);
(3) Allah Swt. mendapatkan atau
meninggalkan dia dalam kekeliruan atau membiarkan dia tersesat (Lexicon Lane).
Macam-macam “Sungai Surgawi”
Berikut ini akan dikemukakan berbagai perumpamaan nikmat-nikmat surgawi yang dikemukakan dalam Surah Al-Thūr, firman-Nya:
اِنَّ
الۡمُتَّقِیۡنَ فِیۡ جَنّٰتٍ وَّ نَعِیۡمٍ ﴿ۙ﴾ فٰکِہِیۡنَ بِمَاۤ
اٰتٰہُمۡ رَبُّہُمۡ ۚ وَ وَقٰہُمۡ رَبُّہُمۡ
عَذَابَ الۡجَحِیۡمِ ﴿﴾ کُلُوۡا وَ اشۡرَبُوۡا
ہَنِیۡٓـًٔۢا بِمَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ
Sesungguhnya orang-orang bertakwa di dalam surga dan
kenikmatan, mereka bergembira
dengan apa yang diberikan Tuhan mereka kepada mereka, dan Tuhan mereka menyelamatkan
mereka dari azab Jahannam. Dia berfirman: “Makanlah dan minumlah dengan senang karena apa yang senantiasa kamu kerjakan.” (Al-Thūr [52]:18-20).
Kata
“makanlah” dalam kalimat “Makanlah dan minumlah dengan senang karena apa
yang senantiasa kamu kerjakan” dalam firman-Nya tersebut hubungannya dengan “kebun” dan “buah-buahan”
yang dihasilkannya, sedangkan “minumlah”
hubungannya dengan “sungai-sungai” yang dikemukakan dalam firman-Nya berikut
ini:
وَ
بَشِّرِ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ جَنّٰتٍ
تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ؕ
کُلَّمَا رُزِقُوۡا مِنۡہَا مِنۡ ثَمَرَۃٍ رِّزۡقًا ۙ قَالُوۡا ہٰذَا
الَّذِیۡ رُزِقۡنَا مِنۡ قَبۡلُ ۙ وَ اُتُوۡا بِہٖ مُتَشَابِہًا ؕ وَ لَہُمۡ فِیۡہَاۤ اَزۡوَاجٌ
مُّطَہَّرَۃٌ ٭ۙ وَّ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾
Dan berilah kabar gembira orang-orang
yang beriman dan beramal saleh
bahwa sesungguhnya untuk
mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya
mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberikan
kepada mereka buah-buahan dari kebun
itu sebagai rezeki, mereka
berkata: “Inilah yang telah direzekikan
kepada kami sebelumnya”, akan diberikan kepada mereka yang serupa dengannya, dan bagi mereka di dalamnya ada jodoh-jodoh
yang suci, dan mereka akan kekal
di dalamnya (Al-Baqarah [2]:26).
Menurut Allah Swt. dalam Al-Quran di dalam surga terdapat bermacam-macam jenis “sungai surgawi” yang dimiliki oleh penghuni surga, yaitu (1) sungai air
tawar, (2) sungai susu; (3) sungai
khamar (arak), (4) sungai madu, firman-Nya:
مَثَلُ الۡجَنَّۃِ الَّتِیۡ وُعِدَ الۡمُتَّقُوۡنَ ؕ
فِیۡہَاۤ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ مَّآءٍ غَیۡرِ اٰسِنٍ ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ لَّبَنٍ لَّمۡ یَتَغَیَّرۡ طَعۡمُہٗ ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ خَمۡرٍ لَّذَّۃٍ لِّلشّٰرِبِیۡنَ ۬ۚ وَ اَنۡہٰرٌ مِّنۡ عَسَلٍ
مُّصَفًّی ؕ وَ لَہُمۡ فِیۡہَا مِنۡ کُلِّ
الثَّمَرٰتِ وَ مَغۡفِرَۃٌ مِّنۡ رَّبِّہِمۡ ؕ کَمَنۡ ہُوَ خَالِدٌ فِی النَّارِ وَ سُقُوۡا
مَآءً حَمِیۡمًا فَقَطَّعَ
اَمۡعَآءَہُمۡ ﴿﴾
Perumpamaan jannah (kebun/surga) yang dijanjikan
kepada orang-orang yang bertakwa, di
dalamnya terdapat sungai-sungai yang
airnya tidak akan rusak; dan sungai-sungai
susu yang rasanya tidak berubah, dan sungai-sungai
arak yang sangat lezat rasanya bagi orang-orang yang meminum, dan sungai-sungai madu yang dijernihkan.
Dan bagi mereka di dalamnya ada segala
macam buah-buahan, dan pengampunan
dari Tuhan mereka. Apakah sama seperti orang yang tinggal kekal di dalam Api dan diberi minum air mendidih, sehingga
akan merobek-robek usus mereka? (Muhammad
[47]:16).
Falsafah Sungai-sungai Surgawi
Kepada
orang-orang yang beriman dijanjikan di dunia ini dan di akhirat sungai-sungai yang airnya murni, sungai-sungai
susu yang rasanya tidak akan berubah, sungai-sungai
arak yang memberikan perasaan gembira dan sungai-sungai madu yang telah dijernihkan.
Kata
anhār yang telah dipergunakan empat kali dalam ayat ini, di samping
arti-arti lain berarti juga cahaya dan berlimpah-limpah; dan kata 'asal antara lain berarti amal baik atau amal saleh yang merebut kecintaan
dan penghargaan manusia terhadap si pelakunya.
Mengingat akan arti yang terkandung di
dalam kedua kata tadi, ayat ini dapat juga berarti, bahwa 4 hal yang disebutkan
itu akan dianugerahkan kepada orang-orang
bertakwa dengan berlimpah-limpah. Air
adalah sumber segala kehidupan
(QS.21:31); susu memberikan kesehatan
dan kekuatan kepada badan; anggur (arak)
memberikan rasa senang dan kelupaan akan segala kesusahan, dan madu menyembuhkan banyak macam penyakit.
Jika
difahamkan dalam pengertian jasmani, maka ayat ini akan berarti bahwa dalam
kehidupan di dunia ini orang-orang beriman akan memperoleh semua barang itu
dengan berlimpah-limpah sehingga membuat kehidupan jadi senang, nikmat dan
bermanfaat; dan bila diambil secara kiasan
dan dalam pengertian ruhani maka hal itu akan berarti bahwa orang-orang
beriman mendapatkan kehidupan yang penuh kepuasan — dianugerahi ilmu keruhanian, akan minum anggur kecintaan Ilahi dan akan
mengamalkan perbuatan-perbuatan yang
akan merebut kecintaan dan penghargaan manusia terhadap diri
mereka.
(Bersambung).
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam
Farid
***
“Pajajaran Anyar”, 18 September 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar