بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN
Bab 70
"Unta-unta Betina Ditinggalkan” &
"Unta-unta Betina Ditinggalkan” &
"Keledai
Dajjal Pemakan Api”
Oleh
Ki
Langlang Buana Kusuma
Dalam bagian
akhir Bab sebelum ini telah dijelaskan mengenai makna firman-Nya berikut ini:
وَ اِذَا النُّجُوۡمُ
انۡکَدَرَتۡ ۪ۙ﴿﴾
Dan apabila bintang-bintang menjadi suram. (Al-Takwir [81]:3).
Dan mengenai Tanda Akhir
Zaman selanjutnya Allah Swt. berfirman tentang gunung-gunung:
وَ اِذَا الۡجِبَالُ سُیِّرَتۡ ۪ۙ﴿۳﴾
Dan apabila gunung-gunung digerakkan (Al-Takwir [81]:4).
Tanda Akhir Zaman berikutnya
adalah mengenai “unta-unta” -- sebagai sarana transportasi kuno yang paling
diandalkan terutama di wilayah padang
pasir -- yang akan ditinggalkan, sehubungan dengan akan diciptakannya sarana-sarana transportasi baru sebagaimana yang dikemukakan dalam Surah Yā Sīn sebelum ini, firman-Nya:
وَ اٰیَۃٌ
لَّہُمۡ اَنَّا حَمَلۡنَا
ذُرِّیَّتَہُمۡ فِی الۡفُلۡکِ الۡمَشۡحُوۡنِ ﴿ۙ ﴾ وَ خَلَقۡنَا لَہُمۡ مِّنۡ مِّثۡلِہٖ مَا یَرۡکَبُوۡنَ ﴿ ﴾ وَ اِنۡ
نَّشَاۡ نُغۡرِقۡہُمۡ فَلَا صَرِیۡخَ
لَہُمۡ وَ لَا ہُمۡ یُنۡقَذُوۡنَ ﴿ۙ۴۳﴾ اِلَّا رَحۡمَۃً
مِّنَّا وَ مَتَاعًا اِلٰی حِیۡنٍ ﴿ ﴾
Dan suatu Tanda
bagi mereka bahwasanya Kami angkut anak-cucu mereka dalam bahtera-bahtera yang
bermuatan penuh. Dan Kami akan
menciptakan bagi mereka semacam itu juga yang akan mereka kendarai. Dan jika Kami menghendaki Kami
dapat menenggelamkan mereka maka tidak
ada yang menolong mereka, dan tidak
pula mereka akan diselamatkan. Kecuali
dengan rahmat dari Kami dan sebagai
bekal sampai suatu masa. (Yā Sīn [36]:42-45).
Sehubungan dengan kalimat “Dan Kami
akan menciptakan bagi mereka semacam itu juga yang akan mereka
kendarai“, Al-Quran meramalkan semenjak dahulu kala bahwa Allah Swt. akan mewujudkan sarana-sarana pengangkutan (transportasi) baru. Kapal api dan kapal
lintas-samudera raksasa, balon zeppelin, pesawat terbang, dan sebagainya yang
begitu banyak dipergunakan dewasa ini adalah penggenapan nubuatan Al-Quran secara jelas dan nyata.
“Unta-unta Akan Ditinggalkan”
Kalau dalam firman sebelumnya nubuatan
mengenai akan diciptakan-Nya sarana-sarana transportasi
baru dalam hubungannya dengan “bahtera-bahtera”
(kapal-kapal) yang berlayar di lautan -- yang memanfaatkan tenaga angin, terutama sekali pada masa pemerintahan Nabi
Sulaiman a.s. di kerajaan Bani Israil (QS.21:82; QS.34:13; QS.38:35-37) – dalam
firman-Nya berikut ini adalah dalam hubungannya dengan binatang ternak, firman-Nya:
وَ الۡاَنۡعَامَ خَلَقَہَا ۚ لَکُمۡ فِیۡہَا دِفۡءٌ وَّ مَنَافِعُ
وَ مِنۡہَا تَاۡکُلُوۡنَ ﴿۪﴾ وَ لَکُمۡ فِیۡہَا جَمَالٌ حِیۡنَ تُرِیۡحُوۡنَ وَ حِیۡنَ
تَسۡرَحُوۡنَ ﴿۪﴾ وَ تَحۡمِلُ
اَثۡقَالَکُمۡ اِلٰی بَلَدٍ لَّمۡ
تَکُوۡنُوۡا بٰلِغِیۡہِ اِلَّا بِشِقِّ الۡاَنۡفُسِ ؕ اِنَّ
رَبَّکُمۡ لَرَءُوۡفٌ رَّحِیۡمٌ ۙ﴿﴾ وَّ الۡخَیۡلَ وَ
الۡبِغَالَ وَ الۡحَمِیۡرَ لِتَرۡکَبُوۡہَا وَ زِیۡنَۃً ؕ وَ یَخۡلُقُ مَا لَا
تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Dan binatang ternak pun Dia telah
menciptakannya, kamu memperoleh kehangatan
di dalamnya serta manfaat-manfaat lainnya,
dan darinya kamu makan. Dan di dalamnya
terdapat sarana keindahan bagimu,
ketika kamu menggiringnya di waktu petang pulang ke kandang, dan
ketika kamu melepaskannya di waktu pagi ke tempat penggembalaan.
Dan binatang itu mengangkut
muatan kamu ke suatu negeri yang kamu tidak dapat mencapainya kecu-ali dengan
banyak penderitaan bagi dirimu. Sesungguhnya Tuhan-mu Maha Penyantun, Maha Penyayang. Dan Dia telah menciptakan kuda-kuda, bagal-bagal, dan keledai-keledai, supaya kamu dapat menungganginya,
dan juga sebagai sarana keindahan,
dan Dia akan menciptakan apa yang kamu belum
ketahui. (Al-Nahl [16]:6-9).
Makna kalimat “supaya kamu dapat menungganginya, dan juga sebagai sarana keindahan“ maknanya adalah bahwa jika Allah Swt. telah menaruh perhatian begitu besar
dalam mengadakan persediaan bagi
segala keperluan jasmani manusia,
maka sejenak pun tidak terlintas dalam pikiran, bahwa Dia seakan-akan telah
mengabaikan untuk menyediakan jaminan yang
sepadan bagi keperluan-keperluan
ruhaninya.
Kalimat
selanjutnya “dan Dia akan menciptakan apa yang
kamu belum ketahui“ dapat diartikan, bahwa Allah Swt. akan
mewujudkan alat-alat pengangkutan baru
yang dahulu masih belum dikenal manusia. Nubuatan
itu dengan ajaib sekali telah menjadi sempurna dalam bentuk kereta api, kapal laut, mobil, pesawat terbang, dan lain-lainnya.
Semua sarana transportasi baru tersebut memanfaatkan tenaga api. Allah Swt. saja Yang mengetahui alat-alat pengangkutan apa yang masih akan diciptakan lagi di masa
datang, sehingga benarlah firman Allah
Swt. mengenai Tanda-tanda Akhir Zaman
selanjutnya sehubungan dengan “unta-unta” sebagai sarana transportasi purbakala
berikut ini:
وَ اِذَا
الۡعِشَارُ عُطِّلَتۡ ۪ۙ﴿۴﴾
Dan apabila unta-unta bunting sepuluh bulan ditinggalkan (Al-Takwir [81]:5).
‘Isyār itu jamak dari ‘usyara‘, yang berarti: seekor unta betina
bunting sepuluh bulan. Kata ‘isyār dikenakan kepada unta-unta betina,
ketika sebagian telah beranak dan sebagian lain diharapkan segera akan beranak
(Lexicon Lane). Ayat ini berarti apabila unta-unta
betina tidak akan dianggap penting lagi, bahkan di negeri Arab sekalipun.
“Keledai Dajjal Pemakan Api”
Isyarat tersebut nampaknya tertuju kepada keadaan, dimana unta akan digantikan fungsinya oleh sarana-sarana pengangkutan yang lebih
baik dan lebih cepat pula, seperti kereta api, mobil, kapal terbang, dan
lain-lain. Dalam sebuah hadits Nabi Besar Muhammad saw. pun terdapat isyarat jelas mengenai unta yang akan digantikan oleh sarana-sarana pengangkutan lain itu.
Hadits itu berbunyi sebagai berikut: “Unta
akan ditinggalkan, dan tidak akan dipergunakan lagi guna bepergian dari suatu
tempat ke tempat lain” (Muslim).
Dalam hadits lainnya tentang fitnah Dajjal
– yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) -- Nabi Besar Muhammad saw. menceritakan tentang
tunggangan yang dipergunakan Dajjal dalam
rangka menyesatkan umat manusia adalah “keledai yang makanannya api”, yang memiliki postur tubuh yang luar biasa tinggi dan besarnya serta kemampuan berlarinya yang sangat cepat.
Dengan terjadinya Revolusi Industri di Negara-negara Kristen Eropa yang memanfaatkan tenaga api, serta diciptakannya “motor bakar” maka terjawablah makna
sabda Nabi Besar Muhammad saw. mengenai “keledai
Dajjal” yang sangat luar biasa tersebut, yakni berbagai sarana transportasi
baru yang menggunakan “kekuatan api”
(bahan bakar) sehingga “keledai-keledai Dajjal yang makanannya api” tersebut
sehingga mampu terbang di angkasa, bergerak cepat di lautan dan di daratan
mengalahkan kecepatan lari kuda, keledai,
unta mau pun gajah.
Nah, jika “keledai Dajjal pemakan api” telah ada, tentu “Dajjal” yang menungganginya pun telah
ada pula, yaitu bangsa-bangsa Kristen dari Barat yangh menganut faham sesat bahwa “Tuhan punya anak”, na’udzubillāhi min dzālik. Itulah
sebabnnya Nabi Besar Muhammad saw. telah memberikan gambaran kiasan mengenai
sosok Dajjal yang memiliki berbagai kemampuan yang luar biasa tersebut
sebagai seorang laki-laki yang matanya
buta sebelah, di tangannya memegang neraka dan surga – padahal kenyataannya
sebaliknya – ia mampu menurunkan hujan, membuat tanah gersang menjadi
subur, menghidupkan yang mati dan perbuatan-perbuatan ajaib lainnya.
Gambaran terinci tentang Dajjal dan fitnah Dajjal yang dikemukakan oleh Nabi Besar Muhammad saw. secara kiasan tersebut terdapat Hadits-hadist
shahih. Berikut penulis tampilkan salah satunya.
Hadits Tentang Dajjal &
Al-Masih Mau’ud a.s.
Dari An-Nawwas bin Sam’an r.a.,
katanya: “Rasulullah saw. menyebut-nyebutkan perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau saw. menguraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya
direndahkan dan kadang-kadang diperkeraskan dan Dajjal itu sendiri oleh beliau saw. kadang-kadang dihinanya, tetapi
kadang-kadang diperbesarkan hal ihwalnya sebab amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya
itu, sehingga kita semua mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma.
Setelah pada suatu ketika kita pergi ke
tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah mengetahui apa yang ada di dalam perasaan
kita, lalu bertanya: “Ada persoalan apakah engkau semua ini?” Kami menjawab:
“Ya Rasulullah, Tuan menyebut-nyebutkan Dajjal
pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara dan Dajjal itu Tuan
hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya karena besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya,
sehingga kami semua mengira bahwa ia sudah ada di kelompok pohon kurma.”
Beliau s.aw. lalu bersabda: “Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan
kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di
kalangan engkau semua, maka sayalah penantangnya untuk melindungi engkau semua.
Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua,
maka setiap manusia adalah sebagai penantang guna melindungi dirinya sendiri
dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim.
Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting,
matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakannya dengan Abul ‘Uzza bin Qathan.
Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan
atasnya ayat-ayat permulaan surah al-Kahfi. Dajjal
itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak,
lalu membuat kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerusakan di
bagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu
semua.”
Kami para sahabat bertanya: “Ya
Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?” Beliau saw. menjawab: “Empat puluh
hari, yang sehari-hari pertama itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari
lagi -hari kedua- lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu -hari
ketiga- seperti sejum’at -yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga
hari itu adalah sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini.”
Kami bertanya lagi: “Ya Rasulullah, dalam
sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup
mengerjakan seperti shalat sehari saja -yakni lima waktu?” Beliau saw.
menjawab: “Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-masing.”
Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang.
Kita bertanya pula: “Ya Rasulullah,
bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?” Beliau saw. bersabda: “Yaitu
bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu
datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu
beriman padanya dan mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. Ia menyuruh langit
supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya
menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah
ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan bergumbul atau berpunuk sebesar yang pernah ada, juga mempunyai tetek
sekenyang yang pernah ada - yakni penuh air susu - dan terpanjang pantatnya
-sebab semuanya kenyang.
Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti
kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini - karena
ketetapan keimanannya- pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya -seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong
sama sekali dari rumput dan tanaman lain-lain, juga tidak lagi mereka memiliki
harta benda sedikitpun.
Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing
kemudian ia berkata: “Keluarkanlah harta-harta
simpananmu,” tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti
perjalanan Dajjal itu sebagaimana
lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal
memanggil seorang pemuda yang penuh jiwa, lalu ia
memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua
bagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah
mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri
sambil tertawa.
Dalam keadaan sebagaimana di atas itu,
tiba-tiba Allah Ta’ala mengutus Isa
al-Masih putera Maryam. Ia turun di menara
putih warnanya, yang terletak di sebelah timur
Damsyik, yaitu mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba (kuning), dengan
meletakkan kedua tapak tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia
menundukkan kepalanya, maka mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila
ia mengangkatnya, maka berjatuhanlah daripadanya permata-permata besar bagaikan
mutiara. Maka tiada seorang kafirpun
yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya itu, melainkan
ia pasti mati dan jiwanya itu
terhenti sejauh terhentinya pandangan matanya.
Selanjutnya Al-Masih mencari Dajjal
itu sehingga dapat menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya.
Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari
kejahatan Dajjal itu, lalu ia
mengusap wajah-wajah mereka dan ia memberitahukan kepada mereka bahwa
mereka akan memperoleh derajat yang
tinggi dalam syurga.
Dalam keadaan yang sedemikian itu lalu
Allah memberikan wahyu kepada Isa
a.s. bahwasanya Aku (Allah) telah mengeluarkan beberapa orang hamba-Ku yang
tiada kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang dengan
mereka itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu itu ke
gunung Thur.
Orang-orang yang dikeluarkan oleh Allah itu
ialah bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Mereka itu mengalir secara cepat
sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian berjalanlah barisan pertama
dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah
barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini berkata: “Danau ini tentunya tadi
masih ada airnya -dan kini sudah habis.”
Nabiyullah
Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya
dikurung - yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar- sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi
seorang diantara mereka itu adalah lebih berharga dari seratus uang dinar emas
bagi seorang diantara engkau semua pada hari ini. Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallāhu ‘annum semuanya merendahkan diri kepada Allah Ta’ala
memohonkan agar kesukaran itu segera dilenyapkan.
Allah Ta’ala lalu menurunkan ulat atas
bangsa Ya’juj dan Ma’juj tadi di leher-leher mereka,
kemudian menjadilah mereka itu sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu
sekaligus, seperti kematian seorang manusia. Nabiyullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya
radhiallāhu ‘anhum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal
tanahpun di bumi itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin
mayat-mayat bangsa-bangsa Ya’juj dan Ma’juj tadi.
Selanjutnya Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya
radhiallāhu ‘annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Ta’ala sambil
memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta’ala menurunkan burung
sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu
meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah.
Seterusnya Allah ‘Azza-wajalla lalu
menurunkan hujan yang tidak tertutup
darinya tempat yang bertanah keras ataupun yang lunak - yakni semuanya pasti
terkena siraman hujan itu - kemudian hujan itu membasuh merata di bumi
sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca. Kepada bumi itu lalu
dikatakan: “Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu.” Maka pada saat
itu sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja. Merekapun dapat bernaung di bawah kulit
tempurung delima tadi dan dikaruniakanlah keberkahan dalam air susu, sehingga
sesungguhnya seekor unta yang mengandung air susu sesungguhnya dapat mencukupi
segolongan besar dari para manusia, seekor lembu yang mengandung air susu dapat
mencukupi sekabilah manusia, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat
mencukupi sedesa manusia.
Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan
yang sedemikian itu, tiba-tiba Allah Ta’ala mengirimkan angin yang sejuk
nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mukminin itu dari bawah ketiaknya.
Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mukmin dan setiap orang
muslim. Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang jahat-jahat yang
saling bercampur-baur -antara lelaki dan perempuan- sebagaimana bercampur
baurnya sekelompok keledai. Maka di atas mereka inilah menjelang tibanya hari
kiamat.” (Riwayat Muslim).
(Bersambung).
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam
Farid
***
“Pajajaran Anyar”, 11 September 2012
Ki Langlang Buana Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar