Senin, 10 September 2012

"Unta-unta Betina Ditinggalkan" & "Keledai Dajjal Pemakan Api"




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


  SURAH YÂ SÎN JANTUNG AL-QURAN

Bab 70

"Unta-unta Betina Ditinggalkan”   &
"Keledai Dajjal Pemakan Api”


 Oleh
                                                                                
Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam bagian akhir Bab sebelum ini telah dijelaskan mengenai makna firman-Nya berikut ini:  
وَ  اِذَا  النُّجُوۡمُ  انۡکَدَرَتۡ ۪ۙ﴿﴾
Dan apabila bintang-bintang menjadi suram. (Al-Takwir [81]:3).
Dan mengenai Tanda Akhir Zaman selanjutnya Allah Swt. berfirman  tentang  gunung-gunung:
وَ  اِذَا  الۡجِبَالُ سُیِّرَتۡ ۪ۙ﴿۳﴾
Dan  apabila gunung-gunung digerakkan (Al-Takwir [81]:4).
   
Tanda Akhir Zaman berikutnya adalah mengenai “unta-unta”  -- sebagai sarana transportasi kuno yang paling diandalkan  terutama di wilayah padang pasir -- yang akan ditinggalkan,  sehubungan dengan akan diciptakannya sarana-sarana transportasi baru sebagaimana yang dikemukakan dalam Surah Yā Sīn sebelum ini, firman-Nya:
وَ اٰیَۃٌ  لَّہُمۡ  اَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّیَّتَہُمۡ  فِی الۡفُلۡکِ  الۡمَشۡحُوۡنِ ﴿ۙ ﴾  وَ خَلَقۡنَا  لَہُمۡ مِّنۡ مِّثۡلِہٖ مَا یَرۡکَبُوۡنَ ﴿ ﴾  وَ  اِنۡ نَّشَاۡ نُغۡرِقۡہُمۡ  فَلَا صَرِیۡخَ لَہُمۡ وَ لَا ہُمۡ  یُنۡقَذُوۡنَ ﴿ۙ۴۳﴾  اِلَّا رَحۡمَۃً  مِّنَّا وَ مَتَاعًا اِلٰی حِیۡنٍ ﴿ ﴾
Dan  suatu Tanda bagi mereka bahwasanya Kami angkut  anak-cucu mereka dalam bahtera-bahtera yang bermuatan penuh. Dan Kami akan menciptakan bagi mereka semacam itu juga  yang akan mereka kendarai.  Dan jika Kami menghendaki    Kami dapat menenggelamkan mereka  maka tidak ada yang menolong mereka, dan tidak pula mereka akan diselamatkan.   Kecuali dengan rahmat dari Kami dan sebagai bekal sampai suatu masa. (Yā Sīn [36]:42-45).
   Sehubungan dengan kalimat “Dan Kami akan menciptakan bagi mereka semacam itu juga  yang akan mereka kendarai“, Al-Quran meramalkan semenjak dahulu kala bahwa Allah Swt.  akan mewujudkan sarana-sarana pengangkutan (transportasi) baru. Kapal api dan kapal lintas-samudera raksasa, balon zeppelin, pesawat terbang, dan sebagainya yang begitu banyak dipergunakan dewasa ini adalah penggenapan nubuatan Al-Quran secara jelas dan nyata.

“Unta-unta Akan Ditinggalkan”

    Kalau dalam firman sebelumnya  nubuatan mengenai akan diciptakan-Nya sarana-sarana transportasi baru dalam hubungannya dengan “bahtera-bahtera” (kapal-kapal) yang berlayar di lautan -- yang memanfaatkan tenaga angin, terutama sekali pada masa pemerintahan   Nabi Sulaiman a.s. di kerajaan Bani Israil (QS.21:82; QS.34:13; QS.38:35-37) – dalam firman-Nya berikut ini adalah dalam hubungannya dengan binatang ternak, firman-Nya:
وَ الۡاَنۡعَامَ خَلَقَہَا ۚ لَکُمۡ فِیۡہَا دِفۡءٌ  وَّ  مَنَافِعُ وَ مِنۡہَا  تَاۡکُلُوۡنَ ﴿۪﴾   وَ لَکُمۡ فِیۡہَا جَمَالٌ حِیۡنَ تُرِیۡحُوۡنَ وَ حِیۡنَ  تَسۡرَحُوۡنَ ﴿۪﴾    وَ تَحۡمِلُ اَثۡقَالَکُمۡ  اِلٰی بَلَدٍ لَّمۡ تَکُوۡنُوۡا بٰلِغِیۡہِ   اِلَّا بِشِقِّ الۡاَنۡفُسِ ؕ اِنَّ رَبَّکُمۡ   لَرَءُوۡفٌ  رَّحِیۡمٌ ۙ﴿﴾   وَّ الۡخَیۡلَ وَ الۡبِغَالَ وَ الۡحَمِیۡرَ لِتَرۡکَبُوۡہَا وَ زِیۡنَۃً ؕ وَ یَخۡلُقُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾  
Dan binatang ternak pun Dia telah menciptakannya,  kamu memperoleh  kehangatan di dalamnya serta manfaat-manfaat lainnya, dan darinya kamu makan. Dan di dalamnya  terdapat sarana keindahan bagimu, ketika kamu menggiringnya di waktu petang pulang ke kandang, dan ketika kamu melepaskannya di waktu pagi ke tempat penggembalaan. Dan binatang itu mengangkut muatan kamu ke suatu negeri yang kamu tidak dapat mencapainya kecu-ali dengan banyak penderitaan bagi dirimu. Sesungguhnya Tuhan-mu Maha Penyantun, Maha Penyayang. Dan Dia telah menciptakan kuda-kuda, bagal-bagal, dan keledai-keledai, supaya kamu dapat  menungganginya, dan juga sebagai sarana keindahan, dan Dia akan menciptakan apa yang  kamu belum  ketahui. (Al-Nahl [16]:6-9).
  Makna kalimat “supaya kamu dapat  menungganginya, dan juga sebagai sarana keindahan“ maknanya adalah bahwa  jika Allah Swt.  telah menaruh perhatian begitu besar dalam mengadakan persediaan bagi segala keperluan jasmani manusia, maka sejenak pun tidak terlintas dalam pikiran, bahwa Dia seakan-akan telah mengabaikan untuk menyediakan jaminan yang sepadan bagi keperluan-keperluan ruhaninya.
  Kalimat selanjutnya “dan Dia akan menciptakan apa yang  kamu belum  ketahui dapat diartikan, bahwa Allah Swt. akan mewujudkan alat-alat pengangkutan baru yang dahulu masih belum dikenal manusia. Nubuatan itu dengan ajaib sekali telah menjadi sempurna dalam bentuk kereta api, kapal laut, mobil, pesawat terbang, dan lain-lainnya.

    Semua sarana transportasi baru tersebut memanfaatkan tenaga api. Allah Swt. saja Yang mengetahui alat-alat pengangkutan apa yang masih akan diciptakan lagi di masa datang, sehingga benarlah  firman Allah Swt. mengenai Tanda-tanda Akhir Zaman selanjutnya sehubungan dengan “unta-unta” sebagai sarana transportasi  purbakala berikut ini:
وَ  اِذَا الۡعِشَارُ عُطِّلَتۡ ۪ۙ﴿۴﴾
Dan apabila unta-unta bunting sepuluh bulan ditinggalkan  (Al-Takwir [81]:5).
      ‘Isyār itu jamak dari ‘usyara‘, yang berarti: seekor unta betina bunting sepuluh bulan. Kata ‘isyār dikenakan kepada unta-unta betina, ketika sebagian telah beranak dan sebagian lain diharapkan segera akan beranak (Lexicon Lane).  Ayat ini berarti  apabila unta-unta betina tidak akan dianggap penting lagi, bahkan di negeri Arab sekalipun.

“Keledai Dajjal Pemakan Api

       Isyarat tersebut nampaknya  tertuju kepada keadaan, dimana unta akan digantikan fungsinya oleh sarana-sarana pengangkutan yang lebih baik dan lebih cepat pula, seperti kereta api, mobil, kapal terbang, dan lain-lain. Dalam sebuah hadits Nabi Besar Muhammad saw.   pun terdapat isyarat jelas mengenai unta yang akan digantikan oleh sarana-sarana pengangkutan lain itu. Hadits itu berbunyi sebagai berikut: “Unta akan ditinggalkan, dan tidak akan dipergunakan lagi guna bepergian dari suatu tempat ke tempat lain” (Muslim).
       Dalam hadits lainnya  tentang fitnah  Dajjal – yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) --  Nabi Besar Muhammad saw. menceritakan tentang tunggangan yang dipergunakan Dajjal dalam rangka  menyesatkan umat manusia adalah “keledai yang makanannya api”, yang memiliki postur tubuh yang luar biasa tinggi dan besarnya serta  kemampuan berlarinya yang sangat cepat.
        Dengan terjadinya Revolusi Industri di Negara-negara Kristen Eropa yang memanfaatkan tenaga api, serta diciptakannya “motor bakar” maka terjawablah makna sabda Nabi Besar Muhammad saw. mengenai “keledai Dajjal” yang sangat luar biasa tersebut, yakni berbagai sarana transportasi baru yang menggunakan “kekuatan api” (bahan bakar) sehingga “keledai-keledai Dajjal yang makanannya api” tersebut sehingga mampu terbang di angkasa, bergerak cepat di lautan dan di daratan mengalahkan  kecepatan lari kuda, keledai,  unta mau pun gajah.
       Nah, jika “keledai Dajjal pemakan api” telah ada, tentu “Dajjal” yang menungganginya pun telah ada pula, yaitu bangsa-bangsa Kristen dari Barat yangh menganut faham sesat  bahwa “Tuhan punya anak”, na’udzubillāhi min dzālik. Itulah sebabnnya Nabi Besar Muhammad saw. telah memberikan gambaran kiasan mengenai sosok Dajjal yang memiliki berbagai kemampuan yang luar biasa tersebut sebagai seorang laki-laki yang matanya buta sebelah, di tangannya memegang  neraka dan surga – padahal kenyataannya  sebaliknya – ia mampu menurunkan hujan, membuat tanah gersang menjadi subur, menghidupkan yang mati dan perbuatan-perbuatan ajaib lainnya.
     Gambaran terinci tentang Dajjal dan fitnah Dajjal yang dikemukakan oleh Nabi Besar Muhammad saw. secara kiasan tersebut terdapat  Hadits-hadist  shahih.  Berikut penulis tampilkan salah satunya.

Hadits Tentang Dajjal &
Al-Masih Mau’ud a.s.

        Dari An-Nawwas bin Sam’an r.a., katanya: “Rasulullah saw. menyebut-nyebutkan perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau saw. menguraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya direndahkan dan kadang-kadang diperkeraskan dan Dajjal itu sendiri oleh beliau saw. kadang-kadang dihinanya, tetapi kadang-kadang diperbesarkan hal ihwalnya sebab amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma.   
      Setelah pada suatu ketika kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah mengetahui apa yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: “Ada persoalan apakah engkau semua ini?” Kami menjawab: “Ya Rasulullah, Tuan menyebut-nyebutkan Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara dan Dajjal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya karena besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kami semua mengira bahwa ia sudah ada di kelompok pohon kurma.”
     Beliau s.aw. lalu bersabda: “Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penantangnya untuk melindungi engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penantang guna melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim.
      Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakannya dengan Abul ‘Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surah al-Kahfi.    Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerusakan di bagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua.”
     Kami para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?” Beliau saw. menjawab: “Empat puluh hari, yang sehari-hari pertama itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi -hari kedua- lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga- seperti sejum’at -yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini.”
    Kami bertanya lagi: “Ya Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup mengerjakan seperti shalat sehari saja -yakni lima waktu?” Beliau saw. menjawab: “Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-masing.” Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang.
      Kita bertanya pula: “Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?” Beliau saw. bersabda: “Yaitu bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. Ia menyuruh langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan bergumbul  atau berpunuk    sebesar yang pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang pernah ada - yakni penuh air susu - dan terpanjang pantatnya -sebab semuanya kenyang.
      Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini - karena ketetapan keimanannya- pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya -seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama sekali dari rumput dan tanaman lain-lain, juga tidak lagi mereka memiliki harta benda sedikitpun.
       Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing   kemudian ia berkata: “Keluarkanlah harta-harta simpananmu,” tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang pemuda yang penuh jiwa,   lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua bagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa.
     Dalam keadaan sebagaimana di atas itu, tiba-tiba Allah Ta’ala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. Ia turun di menara   putih warnanya, yang terletak di sebelah timur Damsyik, yaitu mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba (kuning), dengan meletakkan kedua tapak tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka berjatuhanlah daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada seorang kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya pandangan matanya.
      Selanjutnya Al-Masih mencari Dajjal itu sehingga dapat menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya. Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu ia mengusap wajah-wajah mereka   dan ia memberitahukan kepada mereka bahwa mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dalam syurga.
       Dalam keadaan yang sedemikian itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s. bahwasanya Aku (Allah) telah mengeluarkan beberapa orang hamba-Ku yang tiada kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang dengan mereka itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu   itu ke gunung Thur.
      Orang-orang yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Mereka itu mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini berkata: “Danau ini tentunya tadi masih ada airnya -dan kini sudah habis.”
      Nabiyullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya dikurung - yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar-   sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seorang diantara mereka itu adalah lebih berharga dari seratus uang dinar emas bagi seorang diantara engkau semua pada hari ini. Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallāhu ‘annum semuanya merendahkan diri kepada Allah Ta’ala memohonkan agar kesukaran itu segera dilenyapkan.
        Allah Ta’ala lalu menurunkan ulat atas bangsa Ya’juj dan Ma’juj tadi di leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian seorang manusia. Nabiyullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallāhu ‘anhum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanahpun di bumi itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat bangsa-bangsa Ya’juj dan Ma’juj tadi.
      Selanjutnya Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallāhu ‘annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Ta’ala sambil memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta’ala menurunkan burung sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah.
      Seterusnya Allah ‘Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup darinya tempat yang bertanah keras ataupun yang lunak - yakni semuanya pasti terkena siraman hujan itu -  kemudian hujan itu membasuh merata di bumi sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca. Kepada bumi itu lalu dikatakan: “Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu.” Maka pada saat itu sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja.   Merekapun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi dan dikaruniakanlah keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta yang mengandung air susu sesungguhnya dapat mencukupi segolongan besar dari para manusia, seekor lembu yang mengandung air susu dapat mencukupi sekabilah manusia, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa manusia.
      Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba Allah Ta’ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mukminin itu dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mukmin dan setiap orang muslim. Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang jahat-jahat yang saling bercampur-baur -antara lelaki dan perempuan- sebagaimana bercampur baurnya sekelompok keledai. Maka di atas mereka inilah menjelang tibanya hari kiamat.” (Riwayat Muslim).

(Bersambung). 

Rujukan: The Holy Quran
Editor:    Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar”, 11 September 2012
Ki Langlang Buana Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar